#12 kim chaewon

236 25 5
                                    

PAST & PRESENT #12 kim chaewon

.

.

.

Author POV

Seoul, 2014

"Kau mau menembaknya besok?"

Bomin menghentikan gerakannya lalu melihat ke arah teman sebangkunya yang kini terlihat tengah menikmati makan siangnya. "Eoh. Kami sudah lama dekat dan aku tidak ingin mengulur waktu lagi," jawab Bomin.

"Kau yakin?"

"Ya! Apa maksudnya 'kau yakin'? Tentu saja aku yakin!" jawab Bomin penuh semangat.

Ini adalah pertama kalinya Bomin merasakan perasaan mendebarkan ini. Perasaan yang menggetarkan hatinya, membuat darahnya berdesir, dan harinya berbunga-bunga.

Mungkin sudah hampir satu tahun Bomin dekat dengan gadis yang disukainya, Kim Chaewon. Berawal dari perkenalan singkat mereka saat mereka tergabung menjadi panitia acara festival sekolah saat kelas satu lalu menjadi teman sekelas saat naik kelas dua, siapa yang menyangka mereka menjadi dekat? Dan siapa juga yang menyangka pertemuan itu menjadi awal terpupuknya perasaan suka Bomin.

"Bukan begitu maksudku." Jeno—teman Bomin—menghentikan makannya lalu menatap Bomin. "Aku hanya tidak yakin dengan Chaewon. Kau yakin dia tidak akan menolakmu? Bukannya aku meremehkanmu. Tapi aku hanya tidak ingin kau mengalami apa yang baru saja kualami. Kau ingat kan aku baru saja ditolak gebetanku beberapa minggu yang lalu? Kau juga lihat sendiri bagaimana galaunya aku selama berhari-hari."

Bomin terdiam.

Jeno, temannya ini memang baru beberapa minggu yang lalu menyatakan perasaannya ke teman wanitanya. Ia begitu percaya diri kalau gebetannya itu juga menyukainya. Sayangnya gadis itu hanya ingin hubungan sebatas teman saja.

Bomin melirik ke salah satu bangku di kantin. Dilihatnya Chaewon yang kini tengah melahap makan siang bersama beberapa temannya. Bomin tersentak saat tiba-tiba gadis itu juga melihat ke arahnya. Senyum Bomin mengembang begitu dilihatnya Chaewon melempar senyum ke arahnya.

"Jeno-ya, kau lihat barusan? Senyum Chaewon?" ujar Bomin. "Kalau aku ingin melihat senyum itu setiap saat, aku harus menyatakan perasaanku kan? Kalau aku memilih untuk tidak menyatakannya, seratus persen senyum itu akan menjadi milik orang lain. Berbeda hasilnya kalau aku menyatakan perasaanku. Masih ada kemungkinan aku bisa menikmati senyumnya setiap saat meskipun peluangnya hanya satu persen. Dan aku tentu saja akan memilih peluang satu persen untuk melihat senyumnya itu."

Jeno terdiam.

"Bomin-ah, aku tidak mengerti yang kau bicarakan," celetuk Jeno.

Bomin menghela napas panjang. "Heh... intinya aku akan tetap menyatakan perasaanku."

"Ya sudah kalau begitu. Aku doakan semoga kau tidak bernasib sepertiku."

"Gomawo."

....

Bukan hal aneh melihat Chaewon main ke rumah Bomin sepulang sekolah. Mereka memang sedekat itu. Bahkan mungkin Nyonya Choi sudah hafal dengan Chaewon saking seringnya Bomin mengajak Chaewon ke rumah.

Tapi kali ini Chaewon ke rumah Bomin tidak untuk bermain. Mereka belajar bersama karena ujian akhir semester tinggal dua minggu lagi dan Chaewon merasa ia masih tertinggal banyak materi. Belajar bersama Bomin akan lebih efektif daripada belajar sendiri karena laki-laki itu meskipun bukan juara umum, tapi Bomin termasuk siswa yang pandai dan yang paling penting penjelasannya mudah dimengerti.

✅ [2] GOLRIES : Past & Present | Choi Bomin x Jung DabinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang