#22 irritated

177 24 13
                                    

PAST & PRESENT #22 irritated

.

.

.

Author POV

Seoul, 2016

Kompetisi dance hari itu benar-benar meriah. Peserta kompetisinya bahkan sangat banyak. Sayangnya lama-lama Bomin, kakaknya, dan teman-teman kakaknya itu merasa bosan juga melihat setiap penampilan. Terlebih tim Donghyun sudah tampil beberapa waktu yang lalu. Akhirnya mereka pun memilih keluar dari aula dan pergi menemui Donghyun.

Dan sekarang, mereka tengah menunggu Donghyun di depan basecamp dari SMA Geumdong.

"HEI, BRO!" sapa Jibeom pada Donghyun begitu laki-laki itu keluar—setelah dipanggil oleh Joochan—sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan ala sahabat yang kemudian diikuti oleh Jaehyun juga. "Tadi kau dan team-mu keren sekali!" puji Jibeom.

Donghyun melemparkan senyumnya seraya menjawab, "Gomawo." Ia lalu beralih pada Bomin yang juga berada di sana. "Kau sendirian saja? Di mana Yoojung?" tanya Donghyun karena tak menemukan keberadaan perempuan itu.

"Tadi Noona bilang mau ke toilet sebentar. Katanya nanti langsung menyusul ke sini," jawab Bomin.

Memang tadi saat mau kemari, kakak perempuannya itu ijin ke toilet terlebih dahulu dan akan menyusul mereka langsung ke basecamp.

Selagi Donghyun dan teman-temannya mengobrol, perhatian Bomin teralih. Ia sedikit melongokkan kepalanya ke dalam basecamp tim SMA Geumdong, mencari-cari sosok Dabin yang mungkin saja ada di antara anggota klub dance lainnya.

Tapi nihil. Gadis itu sepertinya sedang keluar.

Sepertinya Bomin harus menelan kekecewaan karena lagi-lagi tidak bisa menemui Dabin.

....

Entah mengapa perihal hadiah yang Dabin titipkan pada Yoojung terus menghantui pikiran gadis itu. Ia benar-benar kesal. Karena itu Dabin pun pergi dari basecamp lalu mencoba mencari keberadaan gadis yang tadi sempat dilihatnya itu.

Dabin yang tengah berjalan menuju aula—karena berpikir Yoojung mungkin saja masih berada di aula—menghentikan langkahnya saat melihat orang yang dicari-carinya baru saja masuk ke dalam toilet.

Dabin pun segera melangkah menuju ke toilet.

Alih-alih menemuinya di dalam, Dabin lebih memilih untuk menunggu gadis itu keluar dari toilet.

Cukup lama Dabin menunggu Yoojung selesai dengan urusannya sampai akhirnya ia melihat perempuan itu keluar juga dari toilet. Dabin pun langsung menghampiri gadis bernama lengkap Choi Yoojung itu.

"Yoojung Sunbaenim!" panggil Dabin.

Yoojung yang baru saja keluar dari toilet terlihat heran melihat Dabin tiba-tiba memanggilnya. "Ada apa, Dabin-ssi?" tanya Yoojung.

"Bisakah Sunbaenim ikut denganku sebentar? Ada yang ingin kubicarakan," jawab Dabin.

Yoojung berpikir sejenak, entah memikirkan apa. Tapi kemudian Yoojung mengiyakan ajakan Dabin. "Oke," jawabnya singkat.

Dabin pun langsung berjalan terlebih dahulu, disusul oleh Yoojung yang berjalan mengikutinya di belakangnya. Kemudian mereka berhenti di bawah pohon yang lumayan agak jauh dari toilet tadi.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Dabin-ssi?" tanya Yoojung begitu mereka berdua berhenti berjalan.

Melihat Yoojung, Dabin mencoba untuk menahan emosinya. Tapi tetap saja ia tidak bisa mengendalikan tatapan tidak sukanya pada Yoojung. Ia menatap tajam ke arah Yoojung, membuat Yoojung sedikit merinding melihat tatapannya.

"Kenapa Sunbaenim berbohong padaku?" tuduh Dabin.

Kening Yoojung berkerut heran. Tak mengerti dengan maksud Dabin. "Apa maksudmu?" balas Yoojung.

Dabin berdecih pelan—hingga bahkan Yoojung mungkin tak menyadarinya. Ia menatap perempuan di hadapannya dengan sinis. "Sunbaenim belum memberikan hadiah yang kutitipkan untuknya kan?" cerca Dabin.

"Apa maksudmu? Aku sudah memberikannya. Bukankah aku sudah bilang. Dia bahkan menyukainya," balas Yoojung.

Dabin yang tadinya mencoba menahan emosinya, sepertinya sudah tidak tahan lagi. "Jika dia menyukainya, kenapa Donghyun Sunbaenim tidak memakainya hari ini?" bentak Dabin penuh emosi.

Sama seperti Dabin. Yoojung juga terlihat emosi. "Mana aku—Mwo?"

Yoojung terkesiap. Ia menghentikan kalimatnya begitu menyadari ada yang janggal.

Tapi sepertinya Dabin sudah tidak peduli. "Aku menuliskan surat kecil untuk Donghyun Sunbaenim dan memintanya untuk memakainya hari ini. Aku bahkan sudah menyesuaikannya dengan kostum yang akan dipakai jadi Donghyun Sunbaenim bisa memakainya saat perlombaan. Tapi hari ini dia tidak memakainya. Sunbaenim bilang padaku kalau Donghyun Sunbaenim menyukainya!" cerca Dabin.

Yoojung masih terdiam. Ia masih terkejut dengan apa yang ia dengar. Yoojung tidak mengerti kenapa Dabin terus menyebut Donghyun. Seingatnya dulu gadis itu menitipkan hadiah untuk sahabat—ah... Yoojung mengerti sekarang. Ini salah paham. Hadiah itu bukan untuk Joochan, melainkan untuk Donghyun. Teman dekat yang dimaksud Dabin adalah Donghyun, bukan Joochan! Ia mengerti sekarang.

"Dabin-ssi, sepertinya ada kesalahan di sini. Sebelumnya aku minta maaf karena sepertinya aku salah paham. Kupikir hadiah yang kau titipkan padaku saat itu untuk Joochan jadi aku memberikan hadiahnya pada Joochan, bukan pada Donghyun," jelas Yoojung.

"Mwo?" balas Dabin.

"Aku benar-benar minta maaf, Dabin-ssi. Aku akan memberitahu Joochan supaya ia memberikan hadiahnya pada Donghyun," kata Yoojung.

Tapi Dabin yang sudah terlanjur kesal lebih memilih menuruti emosinya. Ia tidak peduli dengan apa yang dikatakan Yoojung. Baginya yang dilakukan Yoojung itu salah dan benar-benar menjengkelkannya. Ia hanya berdecak kesal lalu pergi meninggalkan Yoojung tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Sejujurnya, Dabin tidak ingin emosi. Tapi ia teringat pesan Bomin yang mengatakan kalau Donghyun menyukai Yoojung hingga membuatnya selalu kesal melihat Yoojung.

"Menyebalkan!"

....

tbc

....

✅ [2] GOLRIES : Past & Present | Choi Bomin x Jung DabinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang