PAST & PRESENT #28 group task
.
.
.
Author POV
Seoul, 2016
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya bel pulang sekolah berbunyi juga. Murid-murid di kelas X-1 langsung saja membereskan buku-buku mereka dan segera berkemas untuk pulang. Termasuk Dabin yang sudah semangat mau segera pulang.
Gadis itu sudah menggendong tas ranselnya dan bersiap pulang saat tiba-tiba tas ranselnya ditahan oleh seseorang hingga membuatnya terpaksa menghentikan langkah atau kalau tidak ia akan terjengkal. Dengan kesal Dabin membalikkan tubuhnya, ingin mengomeli siapa yang jahil menarik tasnya.
Dan Dabin pun semakin kesal saat mengetahui siapa yang menarik tasnya.
"Ya! Choi Bomin! Apa yang kau lakukan? Kenapa menarik tasku? Aku mau pulang!" omel Dabin. Ia kesal karena Bomin menarik tasnya ditambah kejadian di toilet tadi yang juga masih membuatnya kesal.
"Siapa yang mengijinkanmu pulang? Kau lupa kita ada tugas kelompok? Aku tidak ingin tugasnya keteteran jadi kita kerjakan sekarang di perpustakaan," cerocos Bomin.
Rasanya Dabin ingin menguliti laki-laki di hadapannya ini. Kenapa Bomin menjadi menyebalkan sih akhir-akhir ini? Tapi akhirnya demi tugas kelompok pelajaran sosiologi yang diberikan Pak Woohyun tadi, ia mengikuti Bomin keluar dari kelas dan berjalan menuju perpustakaan sekolah.
"Ya! Choi Bomin! Bukannya kau ada kegiatan klub Bahasa Inggris setiap hari Selasa?" tanya Dabin heran karena laki-laki itu malah mengajaknya membuat tugas, bukannya datang ke kegiatan rutin klub Bahasa Inggris yang diikutinya itu.
Bomin menghentikan langkahnya lalu menoleh menatap Dabin yang ikut berhenti di sampingnya. "Darimana kau tahu aku mengikuti klub Bahasa Inggris? Aku tidak tahu kau begitu peduli padaku, Dabin-ssi. Apa kau mulai nge-fans padaku?"
Dabin melongo mendengar perkataan Bomin. "Sudah lupakan saja. Anggap aku tidak bertanya," cetusnya sambil berjalan mendahului Bomin.
Bomin tersenyum tipis, lalu menyusul langkah gadis itu dan menjejerinya. "Hari ini kegiatan klub Bahasa Inggris sedang ditiadakan. Pak Henry ada kegiatan dinas luar jadi tidak bisa mendampingi kegiatan," jelas Bomin. Tapi Dabin sudah terlanjur tidak peduli. "Maaf... maaf... aku hanya bercanda tadi. Hehe...."
....
Meskipun niat utama Bomin sekelompok dengan Dabin agar bisa dekat dan lebih banyak mengobrol dengan gadis itu, tapi kali ini mereka justru terlarut membuat tugas tanpa mengobrol sama sekali. Mungkin Dabin masih sebal pada Bomin. Tapi Bomin lama-lama merasa bosan juga karena mereka hanya diam-diaman sejak tadi.
"Jung Dabin... mengenai perkataanmu tadi... kau benar-benar berniat membuat Donghyun Hyung melupakan Noona?" tanya Bomin membuka topik pembicaraan.
Dabin yang sedang menulis di bukunya pun menghentikan kegiatannya.
"Kenapa memangnya? Kau meragukanku?" balas Dabin. "Ya! Kami bahkan sudah jalan bersama kemarin Minggu. Donghyun Sunbaenim juga baik padaku. Dia bahkan mengajakku mampir ke toko aksesoris saat tahu aku ingin ke sana. Padahal kami baru kenal sebentar. Bayangkan kalau aku mengenal Donghyun Sunbaenim lebih lama. Mungkin aku bisa membuatnya melihatku dan melupakan kakakmu."
Bomin mengerutkan keningnya. "Dabin-ssi, Donghyun Hyung memang baik ke semua orang."
"Tidak hanya itu. Donghyun Sunbaenim juga membelikan hadiah untukku."
Kali ini Bomin menghentikan kegiatan menulisnya. Ia menoleh pada Dabin dan melihatnya dengan pandangan bertanya. "Hadiah? Hadiah apa?" tanya Bomin.
Dabin tersenyum lebar. "Jepit rambut," pamernya. "Memang belum diberikan padaku sih tapi Donghyun Sunbaenim membeli jepit rambut itu tepat setelah dia melihatku mengamati dan menyukai jepit itu," lanjut gadis itu.
Bomin mengerutkan keningnya. "Kau yakin jepit itu untukmu? Bukan untuk kakakku?"
"Ya! Aish!"
Padahal niat awal Dabin ingin pamer pada Bomin kalau ia semakin dekat dengan Donghyun. Tapi lagi-lagi laki-laki itu membahas betapa Donghyun yang disukainya itu menyukai kakak perempuan Bomin.
Akhirnya Dabin pun memilih diam dan kembali mengerjakan tugas bagiannya.
Bomin melirik Dabin yang kembali diam. "Dabin-ssi," panggil Bomin.
"Mwo?"
"Kenapa kau menyukai Donghyun Hyung?" tanya Bomin. Selama ini ia selalu penasaran, kenapa perempuan yang disukainya selalu berakhir menyukai tetangganya itu? Apa kelebihan yang dimiliki Kim Donghyun hingga Chaewon, Dabin, dan bahkan sekarang kakaknya pun menyukai laki-laki itu.
Dabin yang tadinya kesal jadi semangat lagi. Ia menyerongkan tubuhnya menghadap Bomin. "Donghyun Sunbaenim itu baik sekali padaku. Terutama saat dulu aku dimarahi saat kegiatan klub dance. Donghyun Sunbaenim juga banyak membantuku berlatih," jelas Dabin. Bomin jadi dongkol mendengarnya. Tapi Dabin masih melanjutkan pujiannya pada laki-laki yang disukainya itu. "Donghyun Sunbaenim itu tidak tampan-tampan sekali. Maksudku... masih banyak yang lebih tampan dari dia. Tapi... Donghyun Sunbaenim punya aura yang bisa membuat orang-orang menyukainya. Aku tidak tahu apa itu karena dia sangat baik, tapi dia itu sangat charming."
Bomin semakin gondok. Ia menyesal sudah bertanya hal itu pada Dabin.
Dalam hati laki-laki itu menggerutu, 'Aku juga baik, tampan, charming, dan punya aura yang membuat orang lain suka padaku.'
Kali ini Bomin yang menghentikan percakapan dan kembali mengerjakan tugasnya. Namun baru saja beberapa menit, laki-laki itu kembali memanggil Dabin.
"Hei, Dabin," panggil Bomin.
Dabin yang merasa terus direcoki Bomin sedaritadi jadi kesal. Tugasnya jadi tidak selesai-selesai karena Bomin terus mengajaknya mengobrol. Ia menatap laki-laki di sampingnya itu dengan kesal.
"Ya! Choi Bomin! Berhenti bertanya soal Donghyun Sunbaenim lagi!" cerca Dabin.
Bomin menatap Dabin bingung. "Mwoya... siapa yang mau bertanya tentang Donghyun Hyung? Aku cuma mau mengajak pulang," kata Bomin. "Tuh lihat di luar mulai mendung. Lagipula sudah sore. Kita lanjut besok saja tugasnya."
Dabin pun ikut menoleh melihat ke luar jendela yang ada di perpustakaan. Memang langit mulai terlihat gelap karena awan kelabu mulai berarak menaungi langit kota Seoul. Kalau tidak segera pulang, bisa-bisa mereka terjebak hujan.
"Geurae... kita lanjut besok lagi. Ayo pulang!"
....
tbc
....
Hai, besok aku ujian, tapi malah bikin golries :(
Btw aku udh bikin sampe part 30 sih tapi kemungkinan cerita ini bisa sampe lebih dari 35 (berdasarkan kerangka cerita yg aku buat). Cuman nggak tahu apa bakal sampe 40. Soalnya ada beberapa masalah yang masih aku bingung penyelesaiannya huehue
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ [2] GOLRIES : Past & Present | Choi Bomin x Jung Dabin
FanfictionSetelah sekian lama tidak mengalami yang namanya jatuh cinta, akhirnya Bomin kembali merasakan perasaan itu pada teman sekelasnya yang bernama Jung Dabin. Awalnya ia begitu menikmati rasa berdebar-debar yang dialaminya itu. Namun sebuah kenyataan me...