PAST & PRESENT #27 eavesdropped
.
.
.
Author POV
Seoul, 2016
Langkah kaki gadis itu terlihat terburu-buru. Ia terus berjalan melewati koridor sekolah menuju toilet siswa yang berada agak jauh dari kelas X-1. Semenjak pelajaran tadi, Dabin sudah menahan keinginannya untuk buang air kecil karena ia malas ijin pada guru untuk ke toilet saat pelajaran. Sayangnya ia tidak bisa menahan lagi dan akhirnya ia pun ijin pergi ke toilet sendiri karena guru tersebut tidak mengijinkan Eunbin menemaninya.
Saat ini Dabin baru saja menyelesaikan panggilan alamnya di toilet dan bersiap keluar saat tiba-tiba ia mendengar sesuatu.
"Donghyun itu... masih saja protektif padamu ya."
Tangan Dabin yang sudah berada di kenop pintu seketika berhenti. Keningnya berkerut mendengar suara di luar sana. "Donghyun?" gumam Dabin pelan. Apakah Donghyun yang sedang dibicarakan itu sama dengan Donghyun yang dikenalnya.
"Jinjja? Aku tidak merasa."
Kening Dabin semakin berkerut saat mendengar suara yang sepertinya familiar di telinganya. Ia pun mendekatkan telinganya pada pintu bilik toilet untuk mendengar pembicaran di luar—yang ditebaknya merupakan dua orang gadis.
"Kau tahu? Kalau kalian tidak mengelak dan mengatakan kalian hanya bersahabat, pasti aku masih berpikir kalau kalian berpacaran. Kalian itu lengket sekali seperti lem. Dan melihat sikap protektif Donghyun, aku semakin yakin."
"Hmm... iyakah?"
Dabin sepertinya tahu, siapa pemilik suara di luar sana. Yang satunya ia memang tidak yakin siapa. Tapi perempuan yang satunya, ia yakin adalah Choi Yoojung. Jika Donghyun yang mereka maksud adalah Donghyun yang dikenalnya, siapa lagi sahabat perempuan laki-laki itu kalau bukan Choi Yoojung?
"Ck... Kau ingat waktu dulu aku tidak bisa menemanimu mencari sepatu hiking dan akhirnya kau pergi sendiri terus justru bertemu Jangjun Sunbaenim? Aku waktu itu kan menonton pertandingan basket dengan Eunwoo Oppa, terus bertemu Donghyun, Joochan, dan temannya, kau harus lihat ekspresi Donghyun sewaktu tahu kau pergi sendiri. Aku yakin dia mengkhawatirkanmu saat itu."
"Mengkhawatirkan mwoya...," gumam Dabin kesal.
"Ya! Tatapan Donghyun padamu itu jelas sekali berbeda. Itu bukan tatapan ke sahabat. Seperti tatapan Eunwoo Oppa kalau melihatku."
"Kita hanya bersahabat kok."
"Memangnya kau tidak punya perasaan lebih ke Donghyun?"
Mendengar pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh teman 'Yoojung', Dabin pun semakin mendekatkan telinganya pada daun pintu agar dapat mendengar lebih jelas.
"Aku... tidak tahu."
"Omo! Jadi benar? Kau menyukainya?"
"Kubilang aku tidak tahu."
Dabin berdecak sebal. Bukan jawaban itu yang ia harapkan untuk didengarnya. Ia berharap Yoojung dengan tegas mengatakan kalau gadis itu tidak menyukai Donghyun. Tapi jawaban 'tidak tahu'-nya membuat ia yakin gadis itu menyukai laki-laki yang juga disukainya, Kim Donghyun.
Setelah itu, Dabin jadi tidak begitu memperhatikan percakapan mereka. Ia justru teringat hadiah yang pernah ia titipkan pada Yoojung. Bukankah perempuan itu dulu mau membantunya? Atau jangan-jangan saat itu Yoojung memang sengaja tidak memberikan hadiah pada Donghyun?
Begitu mendengar suara pintu dibuka dan suara dua orang yang didengarnya tadi perlahan menghilang, Dabin pun berjalan keluar dari salah satu bilik toilet dengan raut wajah yang tidak senang.
Gadis itu berjalan keluar dari toilet. Ia bisa melihat Doyeon dan Yoojung yang berjalan menjauhi toilet. Dabin menatap tajam ke arah Yoojung.
"Sahabat? Berpura-pura baik padaku dan mau membantu memberikan hadiah pada Donghyun Sunbaenim tapi kemudian malah diberikan pada Joochan Sunbaenim? Apa ini semua hanya taktik Yoojung Sunbaenim supaya aku tidak bisa mendekati Donghyun Sunbaenim? Licik sekali," ucap Dabin sambil masih menatap ke arah Yoojung yang sudah berjalan menjauh.
"Geurae? Kakakku licik?"
Dabin tersentak saat tiba-tiba muncul sebuah suara menyahuti ucapannya. Ia membalikkan tubuhnya dan mendapati Choi Bomin—teman sekelasnya—kini berdiri di hadapannya. Ia tahu kalau Choi Bomin adalah adik Choi Yoojung dan tetangga Kim Donghyun. Jadi laki-laki itu tadi mendengarnya.
"Bukankah aku sudah mengatakan padamu sebelumnya? Lebih baik kau mengubur perasaanmu pada Donghyun Hyung. Aku berkata begitu padamu bukan karena kakakku menyukai Donghyun Hyung, tapi karena aku tahu pasti siapa perempuan yang disukai Donghyun Hyung. Dia adalah kakakku," ucap Bomin.
Dabin menatap Bomin tak suka. "Mwo?"
"Donghyun Hyung sudah menyukai kakaku sejak kecil, mustahil untuknya mengubah perasaannya dalam waktu singkat. Kau pikir kenapa dulu aku menolak saat kau meminta bantuanku untuk menyampaikan hadiahmu ke Donghyun Hyung? Itu karena aku tidak ingin kau jatuh terlalu dalam. Mereka berdua saling menyukai. Hanya menunggu waktu hingga mereka berdua mengungkapkan perasaan mereka masing-masing," lanjut Bomin.
Rahang Dabin mengeras mendengar apa yang diucapkan Bomin. Ia menatap laki-laki itu dengan tatapan sinis. "Kalau begitu aku tidak akan membiarkan mereka mengungkapkan perasaan mereka. Aku akan membuat Donghyun Sunbaenim melupakan perasaannya pada kakakmu," tekad Dabin.
Mendengar balasan Dabin membuat Bomin tersenyum tipis. "Jangan menangis kalau kau patah hati nanti. Aku sudah memperingatkanmu," ujar Bomin. Setelah mengatakan hal tersebut, Bomin langsung berjalan melewati Dabin dan meninggalkan gadis itu yang masih terdiam di tempatnya.
Dabin membalikkan tubuhnya dan menatap Bomin yang sudah berjalan menjauhinya. Ia menatap Choi Bomin dengan tatapan kesal.
"Choi Bomin...."
....
tbc
....
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ [2] GOLRIES : Past & Present | Choi Bomin x Jung Dabin
FanficSetelah sekian lama tidak mengalami yang namanya jatuh cinta, akhirnya Bomin kembali merasakan perasaan itu pada teman sekelasnya yang bernama Jung Dabin. Awalnya ia begitu menikmati rasa berdebar-debar yang dialaminya itu. Namun sebuah kenyataan me...