PAST & PRESENT #14 mood
.
.
.
Author POV
Seoul, 2016
Bomin pulang ke rumah saat ibunya sedang mencuci peralatan makan. Ia melongokkan kepalanya, mencari keberadaan kakaknya. Tapi sepertinya kakaknya itu belum pulang karena ia tidak melihat sepatu sekolah kakaknya di rak.
"Eomma, Noona belum pulang?" tanya Bomin sambil menghampiri ibunya yang sedang sibuk itu.
"Belum. Mungkin sebentar lagi. Kalian tidak pulang bersama?" tanya Nyonya Choi.
Bomin menggelengkan kepalanya. Ia tadi memang melihat kakaknya tapi sepertinya kakaknya ada urusan dulu sebelum pulang karena ia tidak bertemu kakaknya di halte bus. Padahal ia ingin bertanya pada kakaknya tentang Jung Dabin.
"Ya sudah sana ganti baju dulu terus turun dan bantu Eomma mengelap piring."
"Ne."
Menuruti perintah ibunya, Bomin pun segera ke kamarnya dan berganti pakaian lalu kembali ke dapur dan membantu ibunya. Diambilnya peralatan makan yang baru saja dicuci ibunya untuk dilap sampai kering satu persatu.
"Bagaimana sekolahmu?" tanya Nyonya Choi membuka percakapan dengan putranya.
"Biasa saja," jawab Bomin singkat.
Memang sekolahnya biasa saja. Ia tidak memiliki masalah dalam pelajaran, tidak juga dengan guru. Ia memiliki banyak teman. Ia bisa mengikuti kegiatan klub Bahasa Inggris setiap hari Selasa dengan lancar. Tidak ada sesuatu yang berarti. Atau mungkin ada, jika masalah asmaranya termasuk ke dalam 'cerita sekolahnya'.
"Kau sudah punya pacar?" tanya Nyonya Choi tiba-tiba.
"Kenapa Eomma bertanya begitu? Aku tidak punya pacar," jawab Bomin. Bagaimana bisa punya pacar kalau gadis yang disukai putramu ini ternyata menyukai orang lain?
Nyonya Choi mematikan air keran lalu mengelap tangannya. Ia mengambil beberapa peralatan yang sudah dilap Bomin lalu menatanya satu-persatu ke dalam rak peralatan makan. "Eomma hanya penasaran. Sudah lama sejak terakhir kau mengajak perempuan ke rumah. Dulu waktu SMP saja sering, sekarang waktu SMA malah tidak pernah."
Bomin terdiam.
Perempuan yang sering ia ajak ke rumah saat SMP dulu... mungkin yang dimaksud ibunya adalah Chaewon. Bomin tersennyum kecut. Kalau Dabin tidak menyukai tetangganya, mungkin ia sudah mengajak gadis itu main ke rumah. Sayangnya cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Tidak ada. Aku tidak sedang menyukai siapapun."
"Geurae...," gumam Nyonya Choi.
Begitu selesai membereskan peralatan makan, Bomin pun beranjak duduk di kursi makan setelah mengambil segelas air mineral dan meneguknya.
Saat Bomin sedang mengobrol dengan ibunya, tiba-tiba didengarnya suara pintu terbuka. Sepertinya itu kakak Bomin yang baru saja pulang. Benar saja. Tak lama kemudian Yoojung muncul dan berjalan masuk ke rumah dengan langkah lesu.
Bomin berniat memanggil kakaknya tetapi gadis itu terus bergerak tanpa menghiraukan Bomin dan Nyonya Choi, menuju kamarnya. Bomin pun mengurungkan niatnya memanggil kakak perempuannya itu.
"Kenapa Noona-mu?" tanya Nyonya Choi pada Bomin.
"Mollayo."
Bomin menghela napas panjang. Padahal ia ingin bertanya masalah Dabin tadi. Tapi melihat kakaknya yang terlihat lesu, sepertinya ia harus mengurungkan niatnya. Mungkin nanti sore suasana hati kakaknya sudah membaik.
....
Dabin baru saja selesai membantu kakak kelasnya untuk persiapan lomba saat dilihatnya anggota dance yang akan mengikuti lomba tengah beristirahat. Dabin tersenyum tipis melihat Donghyun tengah duduk di sisi ruang latihan sambil memainkan ponselnya.
Ia jadi perkataan Yoojung yang mengatakan kalau Donghyun menyukai hadiah yang ia berikan. Dabin pun berjalan menghampiri lelaki itu untuk sekadar menyapanya. Atau bisa dibilang sekadar mengobrol ringan?
"Sunbaenim...."
Donghyun yang tengah focus pada ponselnya, mengalihkan pandangannya saat dirasanya seseorang memanggilnya. Dilihatnya Dabin yang kini berdiri tak jauh di dekatnya.
"Eoh, Dabin-ssi. Ada apa?" tanya Donghyun sambil beranjak dari duduknya dan menghampiri Dabin.
Dabin menelan ludahnya saat Donghyun berdiri di dekatnya. Ia bisa melihat dengan jelas keringat bercucuran di pelipis laki-laki itu setelah latihan menari cukup lama. Entah kenapa Donghyun terlihat keren seperti itu.
Dan itu membuat Dabin jadi gugup.
"Ah itu... aku hanya ingin berterima kasih pada Sunbaenim karena sudah membantuku berlatih. Eunhyuk Saem memujiku karena aku bisa melakukan gerakanku dengan lebih baik. Jeongmal gamsahamnida, Sunbaenim," ucap Dabin.
Donghyun menyunggingkan senyumnya membalas perkataan Dabin. "Sebagai sesama anggota klub dance, sudah kewajibanku membantu anggota yang mengalami kesulitan. Kita kan tim," jelas Donghyun.
"Tetap saja aku merasa berterima kasih pada Sunbae."
"Geurae? Kalau begitu sama-sama," balas Donghyun. "Kalau kau merasa kesulitan atau ada yang tidak kau mengerti, jangan sungkan untuk bertanya padaku atau anggota yang lain. Aku yakin mereka akan membantumu."
"Ne, gamsahamnida, Sunbaenim," ucap Dabin sambil menyunggingkan senyumnya membuat Donghyun ikut tersenyum pada gadis itu.
Saat sedang berbicara dengan Dabin, tiba-tiba Lee Chan datang menghampiri Donghyun sambil menepuk pundak lelaki itu untuk mengajaknya latihan lagi. "Donghyun-ah, ayo latihan lagi!" ajaknya.
Donghyun menganggukkan kepalanya membalas ajakan Lee Chan.
"Eoh."
Laki-laki itu pun tersenyum pada Dabin lalu mengikuti Lee Chan yang tadi mengajaknya memulai latihan lagi. Dabin masih berdiam di tempatnya sambil tersenyum mengamati Donghyun yang mulai berlatih kembali.
"Sepertinya Sunbae menyukai hadiah yang kuberikan makanya Sunbaenim meresponku dengan baik. Dia bahkan terus tersenyum padaku," gumam Dabin pelan. "Aigoo... ada apa dengan hatiku?"
....
tbc
....
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ [2] GOLRIES : Past & Present | Choi Bomin x Jung Dabin
FanfictionSetelah sekian lama tidak mengalami yang namanya jatuh cinta, akhirnya Bomin kembali merasakan perasaan itu pada teman sekelasnya yang bernama Jung Dabin. Awalnya ia begitu menikmati rasa berdebar-debar yang dialaminya itu. Namun sebuah kenyataan me...