Dear Biru 8

6.5K 701 52
                                    

Dear Biru : Kadang aku masih berpikir. Manusia manis seperti kamu,  sebenarnya terbuat dari apa?

***

          Setelah membenarkan selimut di tubuh Navy, Grey langsung berjalan keluar dan menutup pintu kamar itu perlahan. Tadi setelah makan, Navy langsung meminum obat-obatannya dan tak lama kemudian tubuhnya jadi terasa lelah, salah satu efek dari obatnya itu. Tito langsung menyuruh Navy untuk tidur di kamarnya dan Grey mengecek apakah anak itu benar-benar tidur. Dan ternyata benar, Navy sudah terlelap di sana.

          Grey pun langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa depan televisi tempat Tito sedang duduk, kakinya terjulur di letakan diatas meja. Sedangkan Atlas berada diruang tamu, sedang sibuk dengan laptopnya sendiri. Sebenarnya Atlas sudah bekerja freelance di sebuah perusahaan, kerjaannya yang hanya mengimput data kedalam menu excel di laptopnya itu memang cukup mudah, terlebih bisa ia kerjakan di rumah dan biasanya akan di tagih diakhir minggu.

          Dan karena minggu ini ia sibuk mempersiapkan Ujian Nasional, jadilah pekerjaannya terbengkalai, oleh sebab itu tadi setelah makan, anak itu langsung sibuk sendiri dengan laptopnya. Atlas memang sangat mandiri. Selain ia pintar dan mendapatkan beasiswa sekolah tanpa harus bayar uang SPPnya, anak itu masih tidak ingin menyusahkan Tito, dengan bekerja untuk uang jajannya sendiri.

          Meski kadang Tito sendiri tidak tega. Selama ini ia sanggup mencukup kehidupan mereka, terlebih dengan Grey yang sering membantunya, namun Atlas tetap kekeh untuk terus kerja. Berbeda dengan Grey yang selalu mengekang Navy, Tito justru lebih fleksibel dengan adiknya. Meski sampai sekarang kemanapun Atlas ingin pergi, sebisanya Tito akan mengantar anak itu.

          Anak itu juga penyandang sabuk hitam taekwondo. Atlas pintar bela diri, karena sesungguhnya Atlas mengetahui segalanya. Tentang lingkungan keluarganya sekarang, lingkungan Tito, lingkungan Grey, bahkan soal Big Bos pun ia mengetahuinya. Tito tak pernah merahasiakan apapun pada Atlas, semua itu hanya agar Atlas lebih berhati-hati. Tito takut suatu hari nanti Big Bos akan berlaku curang dan berbalik menyerangnya dan juga adiknya.

          Itu juga mengapa Tito selalu menyuruh Atlas mengunci pintu saat anak itu sendirian di rumah. Tidak jauh dari Grey, Tito juga menjaga adiknya dengan ketat, meski caranya berbeda. Tito membentuk Atlas menjadi anak yang tangguh, sedangkan Grey terlalu memanjakan adiknya itu. Namun Tito paham sekali alasannya.

          "Semalem gue gak pulang." Aku Grey dengan suara pelan membuat Tito langsung memplototinya. "Lo ninggalin Navy sendirian di rumah? Kenapa lo gak bilang gue?"

          "Hp gue rusak, lo lupa?" Tito langsung berdecak, "Kenapa lo belom beli juga sih? gak perlu yang mahal kan bisa."

          "Gak sempet To." Grey mengusap wajahnya jengah setelah mengucapkan kata-kata itu. Tubuhnya menunduk, berpaku pada tangan di pahanya. Kepalanya sibuk memutar balik kejadian yang kemarin baru saja terjadi. Kacau. Seperti prediksinya sendiri saat Big Bos meninggal.

          "Kenapa gak sempet?" Grey melirik Atlas yang masih sibuk dengan laptopnya di ruangan sebelah. Jarak mereka yang tidak terlalu jauh, karena memang rumah Tito yang tidak terlalu besar membuatnya takut Atlas akan mendengarnya.

          "Kalvin ketangkep." Tito tau siapa itu Kalvin. Anak dari musuh bebuyutan Big Bos sendiri, Arco. Begitu pintarnya Kalvin, hingga Big Bos tak mengetahui fakta itu. Selicik itu juga Arco sampai menumbalkan anaknya demi bisnis haram yang mereka jalankan. Jual-beli narkotika. Big Bos adalah saingannya yang cukup besar, sering kali client Arco di rebut oleh anak buat Big Bos.

          Hingga akhirnya Kalvin justru mengkhianati Ayahnya sendiri. Ia takmau lagi memberikan informasi terhadap Arco. Kalvin lebih memilih memihak pada Big Bos. Namun Meda, kakak dari Kalvin tidak terima itu. Ia tak ingin adiknya berada disana, terlebih Meda tidak percaya dengan kelompok Big Bos yang terdengar kasar. Tidak seperti ayahnya, Meda masih punya hati untuk melindungi adiknya.

Dear BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang