Dear Biru : coba lihat, yang diatasmu itu namanya matahari, dia itu suruhanku. Untuk menghangatkan siangmu. Dan kalau kau beruntung, nanti malam kau akan lihat bulan, dia suruhanku juga. Terselip juga doa bersamanya, Semoga malammu tidak kelam lagi.
***
Domino : Navy di rumah gue.
Dom langsung mematikan layar ponselnya usai mengirimkan pesan singkat tersebut kepada Atlas. Meski Atlas tidak menanyakan dimana Navy kepadanya. Namun melihat Navy datang sendiri tanpa Atlas, membuat Domino yakin kalau mereka sedang bertengkar dan pastinya Atlas tidak tau dimana Navy. Jadi Domino mengambil inisiatif sendiri.
"Naik apa?" Tanya Domino setelah Bi Jihan meletekan segelas susu di atas meja di hadapan Navy kemudian pamit kedapur kembali.
"Angkot." Jawab Navy singkat sebelum meminum susunya.
"Lah emang ada angkot lewat rumah gue ya?"
Navy tersenyum kemudian meletakan gelas dengan susu yang sisa setengah itu di atas meja kembali, "makanya jangan diater jemput Pak Iman terus. Jadi gak tau dunia luar lo."
Domino hanya mendengus, melakukan pembelaan pun percuma, nyatanya dunia Domino selalu terpagari dari dunia luar. Yang ia tau hanya dunia sempurna tanpa lelah yang dibuat oleh kedua orang tuanya. Namun anak itupun menikmati juga. Entah terbawa alur atau memang memahami situasi sebenarnya.
"Bunda mana?"
"Ada." Domino langsung melongokan kepalanya dan berteriak kencang memanggil Bundanya, "Bundaaa!!" Hanya satu kali namun langsung membuat Bundanya berlari keluar kamar dengan tergesa-gesa dan wajah paniknya. Seolah panggilan tiba-tiba dari Domino adalah alarm tanda bahaya yang secara otomatis langsung membuatnya panik.
Bunda Domino, Amelda langsung menghela napas sambil mengelus dadanya saat melihat putra sematawayangnya baik-baik saja sedang duduk di sofa depan televisi ruang keluarga, "Udah berapa kali sih Bunda bilang Dom? Kalo manggil Bunda jangan teriak-teriak gitu."
"Bundanya aja panikan." Ujar anak itu yang dengan santainya langsung menekan layar ponselnya yang sedang tersambung wireless dengan televisi di depannya, mengganti episode selanjutnya dari games of throne yang sedang ia tonton.
Amel baru akan mengomel karena sikap anaknya ketika manik matanya menangkap sosok lain di ruangan itu yang langsung berdiri dan menghampirinya. "Eh Navy, balik lagi kamu? Kan Bunda udah bilang nginep sini aja." Navy langsung mencium pelan punggung tangan Amel kemudian mengulas senyuman.
"Iya Bun, nginep sini boleh?" Tanya anak itu.
"Ya boleh atuh. Atlas mana? Nginep juga kan dia?" Wanita yang terlihat tidak tua sama sekali itu mencari-cari keberadaan lelaki yang selalu bersama Navy kemanapun anak itu berada, namun keberadaanya tak tertangkap indra Amel.
"Atlas gak ikut Bun, di rumah dia."
"Loh kok gak di ajak. Padahal seruan rame-rame. Kalo perlu si Aries juga diajak kesini nginep." Sama seperti halnya Domino, Amel, Bundanya itu memang selalu welcome dengan siapapun. Mungkin baginya teman-teman Dom sudah seperti anaknya sendiri hingga Amel menyuruh mereka memanggil Amel dengan sebutan Bunda, bukan tante.
Navy hanya tersenyum menanggapi kemudian kembali ke sofa disamping Domino. Amel pun seperti paham dan tidak ingin bertanya lebih lanjut. Amel tau semuanya, tentang apa yang Navy alami. Tidak banyak yang bisa ia bantu, mungkin memberikan apa yang butuhkan atau memberikan tempat untuk Navy adalah satu-satunya hal yang bisa ia bantu. Lagi pula, adanya Navy juga membuat Dom tidak sendirian lagi. Jadi Amel tidak pernah berkeberatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Biru
عشوائيBook 2 after "OXYGEN". This lovely cover by @aamplass Selamat datang di dunia Biru. Dunia yang lebih kelam dari kelabu.