Ep 10 • Detective Girlfriend

4 0 0
                                    

Hari ini, selepas jam istirahat pertama, guru-guru mengumumkan jadwal Ujian Akhir Sekolah ke tiap kelas yang mereka ajar. Dame, Lulu dan Serri yang tengah menunggu IPA 2 bubar, sibuk membicarakan materi-materi yang kemungkinan besar akan muncul di soal ujian.

"Yah, pokoknya periksa aja kertas-kertas bekas ulangan harian," ujar Serri. "Kata Yuna, rata-rata guru di sini ngulang soal dari ulangan harian. Mungkin biar lebih praktis bikinnya."

"Gue nggak inget kertas ulangan pada nyangkut di mana. Abis liat nilai, biasanya gue selipin di buku paket, terus nggak tau deh gimana nasibnya," ceplos Dame.

"Sama, Dam. Malah kadang gue taruh kertasnya di kolong meja. Mungkin udah dipindahin ke tempat sampah sama anak-anak yang piket," timpal Lulu sambil tertawa.

Dame tertawa setuju. "Apalagi kalo hasilnya nggak bagus-bagus amat. Ngapain disimpen?"

Lulu mengangkat tangannya untuk berhigh five dengan Dame. "Kok kita mirip ya?"

Serri geleng-geleng kepala melihat dua anak itu terbahak puas saat membahas adegan-adegan konyol selama ulangan.

"Ngapain kalian di situ? Nungguin gue?" seru Fide begitu keluar dan mendapati tiga sahabat ceweknya duduk anteng di bawah pohon depan kelas.

"Gue sama Serri nungguin elo buat nebeng pulang. Kalo Dame sih nunggu abangnya yang tersayang buat kencan di balik siluet mentari sore," ceplos Lulu.

Dame terbahak. "Sotoy lu. Yang bener tuh adek. Kan gue tiga bulan lebih tua dari dia."

Fide melongokkan kepalanya ke dalam kelas. "Nar, ditungguin 'mpok lo tuh. Ngapain sih lu masih mojok di situ? Cepet keluar deh! Keburu keriput muka dia nunggu lo kelamaan."

Serri terkekeh. "Di sini nggak ada yang waras ya?"

Nara keluar kelas dengan muka bingung diikuti Ramon di belakangnya. "Siapa sih 'mpok gue?" tanyanya.

"Tuh, yang suka ngaku mirip Hayley Williams," tunjuk Fide dengan tampang nggak ikhlas.

Nara senyum girang hingga tulang pipinya menyembul. "Jadi ini 'mpok gue?" Nara meraih jari-jari Dame dan memainkannya. "Cantik yah. Pacarnya pasti cakep banget deh."

Serri, Lulu, Fide, dan Ramon serempak membuang muka dengan ekspresi jijik.

"Pulang bareng sama kakak yuk. Kita nonton gratisan di rental DVD sambil menikmati cahaya mentari senja," ajak Dame.

"Ayo deh. Sini tasnya biar adik bawain. Tetep pegangan sama adik yah, biar kakak nggak jatuh. Jalanan di sini bahaya, kak."

Keempat anak lainnya segera menghambur pergi sebelum mereka muntah menyimak dialog cheesy nan jijik dari pasangan gila itu.

"Orang-orang sirik," dengus Nara.

"Sirik tanda tak punya selera humor," timpal Dame.

* * *

Dame dan Nara segera memisahkan diri saat tiba di Boise, rental DVD langganan mereka. Dame menuju deretan film komedi-romantis produk Hollywood, sementara Nara berburu ke bagian film action.

"Akhirnya nongol juga. Ke mana aja lu? Udah bosen nonton DVD ya?" Munji, salah satu pegawai Boise, menghampiri Nara dengan setumpuk DVD di pelukannya.

"Gue kan siswa teladan yang sibuk belajar demi meraih cita-cita," jawab Nara asal. "Keluaran baru tuh?" Ia menatap DVD yang dibawa Munji.

"Lama. Baru dibalikin customer. Bantuin beres-beres dong. Gue lagi sendiri nih. Harusnya bareng Malik, tapi dia malah bolos gara-gara diare."

The Chronicles of Senior Year [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang