"HEI NINO yang cakepnya kayak Johnny Depp versi abg!!!!!!!!
nanti nebeng pulang yah. Kamu baik deh, pinter, berbakat, masa depan gemilang, lulusan terbaik angkatan 2007-2008, diterima di kampus paling top se-Indonesia, jodohnya perfect, selalu membantu teman, rajin bales pesan dalam bentuk apapun, nggak pernah protes kalo dimintain tolong, dan maaassihh banyak lagi... please..!
Kiss chu... dari saudarimu, Hayley Williams versi Indonesia =*"
Nino mendesah. Ia meremas kertas itu sambil geleng-geleng, lalu menatap cewek yang balas menatapnya dengan sorot mata sok imut. "Kenapa gue sih?" tanyanya.
"Alasannya kan udah tertulis di situ," jawab Dame, nadanya begitu ramah namun terdengar menyebalkan di telinga Nino.
Nino mendesis. "Iye. Gue anter."
Dame menangkupkan kedua tangannya dengan riang. "Hore. Terima kasih atas kebaikannya, Kapten Jack Sparrow!"
"Nyebelin aja udah cukup, Dam, nggak usah ditambahin tingkah sok imut," protes Nino.
Wajah Dame seketika berubah tanpa ekspresi. Ia mengangguk. Lalu kembali merubah posisi duduknya seperti semula dan menggosip dengan Yuna dan cewek-cewek lain.
Nino mendengus geli dan bergumam, "Hayley Williams versi Indonesia katanya."
"Siapa?" Serri yang duduk di samping Nino tengadah dari komik yang tengah dia baca.
Nino mengedikkan dagu ke arah Dame.
Serri tersenyum. "Emang mukanya hampir mirip kok. Kalo rambut dia diwarnain merah atau oranye pasti keliatan banget miripnya."
"Masa sih?" Nino mengernyit. "Jangan sampe lu ngomong gitu di depan orangnya, Ser. Nanti dia besar kepala."
Serri terkekeh. "Yah telat. Kemarin baru aja diomongin pas kita jalan bareng."
Nino menepuk jidatnya. "Waduh! Payah deh."
"Apanya yang payah?" Ardi, teman sebangku Nino, menghampiri keduanya. Ia duduk di atas meja tepat di hadapan Nino gara-gara kursinya 'disita' Serri. Cewek itu emang hobi baca komik di kursi orang lain sambil nyender ke tembok.
Nino baru berniat menjelaskan ketika Rega berteriak dari pojok kelas. "Mana nih Bu Susie? Setengah jam udah mau lewat. Panggilin sana, Dan. Lu kan KM. Rugi dong kita nggak belajar Sosiologi hari ini!"
Ardi menatap Rega takjub. "Sejak kapan lu doyan belajar?"
"Ya ampun, dari dulu gue udah rajin kali. Cuma nggak mau pamer aja!" kilah Rega.
"Iya. Rajin nyontekin gue!" timpal Didan.
"Udahlah. Biarkan kelas mengalir apa adanya. Anggap aja ini kesempatan kita buat menikmati masa-masa kebersamaan di kelas sebelum jalan masing-masing," tukas Nino.
"Haaa... jangan ngomong kayak gitu dong. Kan jadi pengen nangis," rengek Serri.
"Lu kalo nangis kayak gimana sih? Pasti jelek ya?" celetuk Nino.
"Mirip-mirip sama Nobita gitu deh. Serri kan kalau nangis airmatanya bleber kemana-mana," ceplos Dame.
Seisi kelas tertawa serempak. 'Pancingan' Rega selalu berhasil menimbulkan keributan di kelas yang tadinya sibuk masing-masing. Rega tersenyum bangga. Ia menghampiri keluarganya dan duduk di atas mejanya sendiri yang terletak dekat pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chronicles of Senior Year [COMPLETED]
Novela JuvenilSekumpulan anak kelas 3 SMA yang menamai diri sebagai Keluarga Berantakan mengalami perubahan besar dalam pertemanan mereka. Hal itu terjadi sejak masa persiapan Ujian Nasional dimulai. Masalah percintaan, perbedaan gaya belajar dan cara menghadapi...