Drtt
Drtt
Drtt
Daniel meraba ponselnya yang terus bergetar di nakas sebelah ranjangnya dan menggeser tombol hijau tanpa membuka matanya.
"Hyung!"
Daniel menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar suara nyaring milik woojin yang langsung menyapa telinganya.
"Gawat hyung, seseorang pria tampan dari jepang ingin membawa jihoon kembali ke jepang."
Daniel membulatkan matanya tubuhnya refleks terduduk dan ingin mendengar lebih jelas informasi dari woojin.
"Lalu bagaimana dengan euigeon hyung? Apa dia ikut?"
Tanya daniel tidak sabaran. Woojin terdengar menghela napas kasar di seberang teleponnya.
"Jihoon dan euigeon hyung saat ini sedang bicara empat mata di dalam ruangan, tidak ada satupun dari kami yang boleh masuk ke dalam."
Jelas woojin, daniel bangkit dari ranjangnya dan berjalan ke arah jendela untuk melihat keadaan di luar yang ternyata sedang mengalami hujan lebat luar biasa.
"Terus awasi jihoon, jangan sampai dia terluka."
"Kenapa kau menyuruhku melakukannya, datang dan lakukan sendiri!! Dasar bodoh!!!"
Woojin memutuskan panggilannya lebih dulu, kesal? Tentu saja woojin sangat kesal, daniel jelas-jelas sangat menyukai jihoon, sekarang malah dirinya yang di minta untuk menjaga jihoon, laki-laki itu sepertinya sudah tidak waras.
.
.
.
Di ruangan jihoon dan euigeon masih berpandangan tanpa mengucapkan sepatah katapun sejak 5 menit yang lalu."Maafkan aku..."
Suara euigeon terdengar lirih, dan mengundang atensi jihoon yang mulai berair.
Gadis itu tidak bisa menahan air matanya lagi. Sungguh semua kebohongan ini menyakitinya, lalu bagaimana sekarang? siapa orang yang harus dia mintai pertanggung jawaban atas apa yang terjadi padanya.
Haruskah dia melarikan diri juga?
Tapi bagaimanapun juga melarikan diri tidak akan melepaskannya dari kenyataan bahwa dia telah di bohongi oleh semua orang.
"Kenapa oppa meminta orang lain untuk berpura-pura menjadi dirimu?-"
Jihoon menghapus kasar air matanya, gadis itu mengambil napas dalam seolah berusaha menyetabilkan napasnya yang sudah tidak beraturan karena menangis.
"I-itu-"
"Jika oppa memang sakit, oppa bisa mengatakannya langsung padaku, aku mungkin akan menunggu oppa sampai oppa terbangun hiks hiks."
"Bagaimana jika aku tidak akan pernah bangun?"
Euigeon akhirnya mengangkat wajahnya memberanikan diri untuk membalas tatapan gadis manis yang masih menangis di depannya.
"Setidaknya aku bisa menunggu dan tidak perlu menerima cinta palsu dari seseorang yang bahkan tidak aku kenal...."
Suara jihoon terdengar sangat pelan, bahkan ucapan itu lebih mirip dengan bisikan pelan yang hampir tidak terdengar telinga.
Keadaan ruangan kembali hening, entah mengapa jihoon merasa asing dengan pria di depannya yang pada kenyataannya adalah tunangannya yang asli.
Hati jihoon terasa kosong.
Kemana hati jihoon pergi? Kenapa jihoon merasa bahwa seseorang yang tidak di kenalnya telah membawa hatinya pergi tanpa permisi.
"Besok aku akan pulang ke jepang untuk melihat ayahku, aku menyerahkan semua keputusan pernikahan di tangan oppa, menikah atau putus semua tergantung pada oppa."
KAMU SEDANG MEMBACA
NIELWINK||END
RomancePark jihoon sudah resmi bertunangan sejak berusia 8 tahun, dia bertunangan dengan Kang euigeon (16) tahun. Mereka tinggal berbeda negara jihoon di jepang sedangkan Euigeon di korea. Sampai saat usia Euigeon genap 28 tahun, Euigeon dinyatakan mengida...