NIELWINK||part22

869 110 20
                                    

.
.
.

Jihoon tersenyum cerah saat melihat pemandangan hotel dari atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon tersenyum cerah saat melihat pemandangan hotel dari atas.

"Oppaa, kapan kita akan menikah?"

Gadis itu berlari menghapiri daniel yang baru saja meletakan koper miliknya.

Daniel terdiam, pertanyaan itu adalah pertanyaan yang daniel sendiri belum tahu jawabannya.

Menikahi jihoon? Tentu saja dia mau, jika saat ini dia bisa melakukannya mungkin saat ini juga dia akan menikahi jihoon.

Tapi dia tidak bisa keras kepala, jihoon baru saja sembuh, bahkan pipinya masih belum terlihat gembil kembali, dan lagi ada euigeon.

Serela apapun euigeon saat dia menyerahkan jihoon padanya, tetap saja ini masih terlalu dini untuk menikah, setidaknya daniel harus mendapatkan pengganti jihoon untuk euigeon.

"Mmm, bagaimana jika kita bicarakan itu nanti?"

Jihoon terdiam, manik bulat gadis itu mencoba menatap mata pria di depannya dengan tatapan berusaha untuk menemukan sesuatu.

"Apa oppa sudah berubah pikiran? Apa kita tidak jadi menikah? Lalu, Bagaimana denganku? Aku mencintaimu.."

Lirih jihoon.

Setetes air mata jatuh dipipi gadis itu, namun dia segera menghapusnya.

"Aku hiks, apa aku begitu buruk? Hiks hiks"

"Hey, kenapa menangis?"

Daniel menarik tubuh jihoon dan memeluknya berusaha untuk menenangkan jihoon yang semakin menangis.

Jihoon melepaskan pelukan itu dan mendongakkan kepala untuk menatap daniel.

"Aku tidak akan memeluk baekho oppa lagi, aku juga tidak akan memeluk pria lain kecuali ayah dan oppa, aku janji hikss-

-Hiks jadi jangan batalkan pernikahannya hikss ibuuuu hikss hiksss akuu tidakk mauu"

Jihoon kembali memeluk daniel dengan sangat erat dan terus menangis bahkan sampai kemeja yang di kenakan oleh daniel basah karena air matanya.

"Ji, apa kau ingat apa yang aku katakan pada ibumu?"

Jihoon mengangguk masih dengan posisi yang sama dan masih terus menangis.

Daniel tersenyum simpul, dan melepaskan pelukannya dengan jihoon, pria itu sedikit membungkuk untuk melihat bagaimana mata jihoon yang bengkak karena menangis.

Bagaimana cairan bening dari ujung hidungnya keluar, bagaimana napas senggugukan yang tidak beraturan, semuanya yang ada pada jihoon membuat daniel tidak dapat menahan tawanya.

"Kenapa tertawa hiks? Memangnya ini lucu?"

Daniel menggeleng sambil mengambil kotak tissu dan membantu jihoon untuk membersihkan wajahnya.

NIELWINK||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang