NIELWINK||part17

1.1K 138 17
                                    

.
.
.
.
.
"Jihoon! Syukurlah kau sudah siuman, hiks kami semua menghawatirkanmu."

Daehwi berlari untuk memeluk gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Hyeongseob dan samuel tersenyum tidak kalah bahagia melihat teman mereka akhirnya terbangun setelah mengalami tidur yang cukup lama.

"K-kalian semua disini?"

Itu suara jihoon, suaranya sangat pelan hampir tidak terdengar oleh telinga, ketiga manusia depan jihoon mengangguk kompak.

"Kami khawatir padamu, hiks, kenapa jadi begini?"

Daehwi masih menangis memeluk tubuh jihoon erat.

Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka dan munculah seorang pria dengan bahu lebar disana.

Manik mata daehwi dan hyeongseob membulat melihat kedatangan pria itu, sedangkan samuel dia terlihat tidak begitu terkejut dengan kejadian ini.

Dia tahu cepat atau lambat daniel akan datang kembali, karena sejak awal pertemuannya dengan pria itu, daniel sudah menunjukan bahwa dia sangat mencintai jihoon.

"Ji.."

Tes

Air mata daniel jatuh perlahan. Pria itu melangkahkan kakinya mendekati ranjang jihoon.

"Maaf ji-hiks hiks..

Samuel seakan paham dengan situasi segera menarik daehwi dan juga hyeongseob untuk keluar meninggalkan mereka berdua untuk menyelesaikan masalah mereka yang belum selesai.

Tes

Jihoon mendudukan tubuhnya susah payah, perlahan tangan gadis itu terulur untuk melepas kedua jarum infus yang menempel pada tangan kanan dan kirinya.

"Ji..aku minta maaf hiks"

Daniel tidak berani melanjutkan langkahnya karena merasa sangat bersalah dengan gadis di depannya, dia lebih memilih menunduk dalam dan tidak berani menatap jihoon.

Greb

Tangan mungil itu melingkar di leher daniel yang berhasil membuat daniel menangis semakin keras.

"K-kenapa baru datang hiks..hiks..aku-

-Aku sangat merindukanmu hiks hiks kenapa hiks kenapa kau sangat kejam padaku hiks-"

"Maafkan aku ji-hiks maafkan aku..

Air mata daniel sudah seperti aliran sungai yang terus mengalir tanpa henti karena terlalu bahagia bisa memeluk gadis ini lagi. dia sungguh merindukan jihoon, bahkan sangat merindukannya.

Tangan daniel melingkar erat membalas pelukan gadis itu.

Flash back...

Beberapa menit lalu..


"Jihoon-ahh! hiks..hiks..."

"Permisi tuan, ruangan ini sudah kosong, jenazah pasien sudah di bawa pulang."

Seorang suster memperingati daniel untuk menyingkir dari pintu, namun suara tangisan daniel malah semakin terdengar sangat keras.

"Ji, maafkan aku, aku benar-benar bodoh hiks..maaf..."

Daniel terus bergumam tidak jelas di tengah tangisannya yang membuat sang suster perlahan meninggalkanya.

Air mata daniel terus berjatuhan dengan deras bahkan saat ini daniel tengah terduduk di lantai karena merasa sangat terpukul dengan kepergian jihoon.

NIELWINK||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang