Chapter 4

1.2K 170 2
                                    

Daniel menghela napasnya melihat seseorang yang kini duduk di mejanya. Gadis itu, Kim Jennie, nampak membolak-balik buku catatan milik Daniel setelah itu menuliskan sesuatu di salah satu halamannya.

"Apa yang kau lakukan?" Daniel cepat merampas bukunya dari tangan Jennie.

Jennie coba tetap mengukir senyum manisnya menyambut Daniel.

"Sedang apa kau dikelasku?" pertegas Daniel.

"Hanya ingin mengobrol denganmu," balas Jennie santai.

"Kembali ke kelasmu. Sebentar lagi bel masuk," Daniel bicara hampir tanpa ekspresi bahkan tanpa melihat Jennie.

"Aku hanya ingin mengobrol sedikit denganmu," sanggah Jennie mulai kesal dengan sikap dingin Daniel padanya.

"Aku sedang tidak ingin," Daniel menatap Jennie dingin.

"Apa kehadiranku begitu mengganggumu?"

Daniel kembali menghela napasnya dengan wajah mengalah. Jennie tersenyum penuh kemenangan. Ia sangat mengenal Daniel lebih dari siapapun. Pria itu pastilah belum bisa sepunuhnya melupakannya!

Namun sejurus kemudian terdengar bunyi bel masuk. Jennie mendengus kesal, sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Daniel.

Dia adalah Kim Jennie. Seorang gadis yang begitu terobsesi dengan Daniel. Baginya Daniel hanyalah miliknya. Tidak ada boleh merebut Daniel-nya, bahkan juga tidak seorang Kim Sejeong!

-----

Dari jarak yang tak terlalu jauh, Daniel melihat Sejeong dan Chungha sedang berjalan bersama menuju gerbang sekolah sambil sesekali bercanda dan tertawa kecil.

Bagi Daniel, rasanya sungguh bahagia melihat Sejeong tertawa ceria seperti itu. Gadis itu terlihat sangat manis dan Daniel sangat suka itu..

Ia kagum pada Sejeong. Ketulusan Sejeong dalam berteman rupanya membuahkan hasil. Terbukti gadis itu bisa membuat seorang Chungha yang ia tau sangat acuh pada sekitarnya, tapi Sejeong mampu menjadikannya sebagai teman.

Setelah itu Daniel melihat kedua gadis itu berpisah saat Chungha harus masuk ke dalam sebuah mobil yang biasa menjemputnya. Daniel cepat menyusun langkahnya menyusul Sejeong melihat gadis itu kini hanya berjalan sendirian. Kini posisi Daniel sudah berada tepat di belakang Sejeong, sambil terus mengatur jarak agar tak terlalu dekat dengan gadis itu.

Sejeong yang rupanya menyadari kehadiran Daniel langsung menghentikan langkahnya dan berbalik memandang Daniel. Raut gadis itu langsung merengut melihat Daniel, lalu menata langkahnya untuk bergerak lebih cepat menuju halte untuk menghindari Daniel.

Daniel terus mengikuti langkah Sejeong, hingga kini ia dan Sejeong sudah naik ke dalam bus. Daniel segera mengatur posisi duduk di samping gadis itu.

"Menjauh dariku! Bukankah masih banyak kursi kosong?" Sejeong memandang Daniel kesal.

"Aku ingin duduk di sini, tidak ada larangan bukan?" balas Daniel.

Sejeong terlihat menggembungkan pipinya karna tak punya alasan lagi untuk mengusir Daniel.

Daniel tertawa kecil. Bahkan saat marah pun gadis itu tetap terlihat menggemaskan dimatanya.

Beberapa saat berlalu, Daniel melihat Sejeong hanya diam saja sambil mengedarkan pandangannya keluar jendela bus.

"Kau masih marah padaku?" tanya Daniel buka suara. Sejeong tak menyahut.

"Mianhae..," Daniel berucap  pelan. Kali ini Sejeong menoleh  padanya.

"Melihatmu bersama dengan orang itu membuatku ingin marah. Sungguh aku tidak peduli dia dekat dengan siapapun. Tapi jika orang yang dekat dengannya itu adalah kau, itu benar-benar menggangguku,"

My Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang