Happy Birthday Euigeon

914 144 6
                                    

Sejeong mengintip keluar jendela kelasnya, sedang turun salju diluar sana membuatnya jadi malas pulang. Jadilah hanya tinggal dirinya seorang diri saja di sana, karna semua murid sudah meninggalkan kelas.

"Apa yang sedang kau pikirkan, Kim Sejeong?"

Sebuah suara begitu mengejutkan Sejeong. Didapatinya Daniel sudah berada tepat di depan hidungnya begitu ia berbalik.

"Bukan apa-apa", elak Sejeong sambil menggeleng cepat.

"Kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku?"

"Ani"

"Sungguh?"

"Ne"

Daniel memasang wajah mengalahnya. Namja itu akhirnya menjatuhkan kepalanya di meja Sejeong.

"Sejeong, aku bosan. Ayo kita pergi kencan"

Sejeong sedikit melotot pada Daniel.

"Mau kemana ditengah turun salju begini?" elak Sejeong halus.

Daniel terlihat menggembungkan pipinya.

"Sejeong, aku kedinginan. Kau tidak ingin memelukku?"

Sejeong berdecak gemas.

"Penghangatnya masih berfungsi dengan baik, jadi kau akan baik-baik saja"

Kali ini Daniel mulai memejamkan matanya.

"Sejeong, aku mengantuk. Aku mau tidur sebentar"

Sejeong mengatur langkahnya perlahan menghampiri Daniel yang tidur di mejanya. Entah sejak kapan memandangi wajah Daniel yang sedang terlelap menjadi kegemarannya. Wajah tidur Daniel terlihat begitu menggemaskan dimatanya.

Tiba-tiba gadis itu dibuat terkejut saat tangan kokoh Daniel menarik tubuhnya hingga jatuh kepangkuan Daniel.

Sepasang mata Sejeong membulat dengan tangan yang reflek berpegangan kuat di bahu Daniel. Sementara Daniel nampak tersenyum puas. Detik berikutnya Daniel mencium bibir Sejeong singkat, yang tentu saja menambah keterkejutan Sejeong.

"Sejeong.. aku mencintaimu," sebuah senyuman mengembang sempurna di wajah Daniel.

Sejeong yang tersadar dari keterkejutannya akhirnya balas tersenyum dengan wajah merona, memandang lekat pada namja yang kini berada tepat didepan matanya itu.

*

Keadaan rumah Sejeong nampak sepi karna kedua orang tuanya belum pulang, hingga tinggalah ia sendirian di rumah. Dari arah dapur terdengar samar bunyi gesek-gesekan halus sebilah pisau yang menyanyat bahan makanan. Sejeong terlihat cekatan mengiris beberapa sayuran untuk makan malamnya. Memasukkan sayuran itu kedalam panci lalu merebusnya sebentar.

Sejeong baru saja meletakkan sup di atas meja makan, saat sebuah panggilan telpon mengalihkan perhatian gadis itu. Nama kontak 'Namja Chingu' tertera di layar handphone-nya.

"Ne, Daniel?"

"Kau sedang apa, Sejeong? Aku merindukanmu. Pergilah ke taman sebentar"

*

Langkah Sejeong terlihat memasuki taman yang berada tak jauh dari rumahnya dengan setengah berlari. Gadis itu melayangkan pandangannya keseluruh sudut taman. Ada raut kekhawatiran di wajahnya saat kini indra penglihatannya menemukan Daniel sedang duduk di salah satu bangku di taman itu.

Tentu saja. Hanya orang bodoh yang masih bisa duduk tenang ditengah turun salju seperti ini.

Daniel yang menyadari kehadiran Sejeong, menoleh. Namja itu tersenyum kecil menyambut langkah Sejeong yang kini bergerak kearahnya.

My Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang