Chapter 9

819 130 4
                                        

"Kim Sejeong!" panggil Wonwoo yang langsung saja mengalihkan perhatian Daniel dan Sejeong.

Daniel langsung menunjukkan wajah tak senangnya melihat Wonwoo kini mengambil tempat duduk di hadapan Sejeong.

"Kau sedang apa, Sejeong?"

Ck! Daniel berdecak kesal. Wonwoo bahkan sama sekali tak menganggap keberadaanya.

"Mengerjakan Pr. Aku lupa mengerjakannya di rumah," Sejeong cengengesan.

"Kalau begitu aku akan menemanimu," Wonwoo melempar senyum kecil pada Sejeong.

Daniel sudah tidak tahan lagi. Dari pada emosinya terkuras melihat Wonwoo yang terus berusaha mendekati Sejeong seolah mencoba memanas-manasinya, lebih baik ia pergi.

"Aku duluan," Daniel berdiri sambil mengacak rambut Sejeong.

Sejeong memandangi langkah Daniel yang meninggalkan perpuatakaan dengan perasaan tidak nyaman. Ia hampir melupakan kalau Daniel tidak suka jika ia dekat dengan Wonwoo. Apa Daniel marah?

"Sejeong..," Wonwoo menyadarkan Sejeong dari lamunannya.

"Ne?"

Wonwoo tersenyum dengan tampannya. Bolehkah ia dijatuh cintakan pada namja yang di hadapannya sekarang ini saja? Batin Sejeong melantur.

"Boleh aku tanya sesuatu?"

"Apa?"

"Sebenarnya ada hubungan apa kau dengan Daniel?"

"Itu..," Sejeong jadi kebingungan sendiri mau menjawab apa.

"Ah benar, semua orang di sekolah ini kan sudah kau anggap sebagai teman. Benar kan?"

Sejeong hanya tersenyum kikuk.

"Hanya sedikit aneh saja melihat dia bersikap seperti itu pada orang lain," Wonwoo tersenyum hambar. Tadi itu dia benar-benar bisa melihat dengan jelas bagaimana Daniel memperlakukan Sejeong.

"Uhm.. Wonwoo-ya,"

"Wae?"

"Boleh aku juga bertanya sesuatu padamu?"

"Tentu saja"

"Sebenarnya.. kau ada masalah apa dengan Daniel?" tanya Sejeong hati-hati. Dia benar-benar ingin tau. Tidak mungkin Daniel membenci Wonwoo hanya karna alasan cemburu.

Sejeong melihat raut wajah Wonwoo sedikit berubah. Namja itu nampak berpikir sebentar.

"Apa Daniel bicara sesuatu tentangku?" Wonwoo balik bertanya.

"Ani," Sejeong menggeleng cepat. "Aku hanya tidak mengerti saja sebenarnya apa yang terjadi pada kalian berdua? Kalian sepertinya tidak akur"

Wonwoo tertawa sebentar.

Sejeong hanya diam. Dia tidak salah bicara kan?

"Kau begitu peka, Kim Sejeong. Terima kasih ya, kau sudah mau peduli," Wonwoo mengelus kepala Sejeong.

"Apa kau juga pernah menanyakan ini padanya?"

Sejeong menggeleng, "Aku takut."

Wonwoo terkekeh pelan.

"Apa sebelumnya Daniel pernah bilang padamu kalau orang tuanya sudah tidak bersama lagi?"

Sejeong menggeleng lemah. Ahh terlalu banyak yang tidak ia tau tentang namja itu..

"Waktu usiaku 10 tahun, ayahku menikah lagi dengan seorang wanita. Dan wanita itu ternyata adalah ibu Daniel. Dia adalah wanita yang sangat baik dan sangat perhatian padaku. Aku benar-benar menyayangi ibu baruku itu. Setelah aku dewasa aku baru mengetahui kenyataan bahwa ibuku sebenarnya sudah memiliki seorang putra. Daniel sangat membenciku karna ia tau ibunya meninggalkannya dan ayahnya untuk menikah dengan ayahku. Sungguh aku sangat tidak suka saat ia bilang ia  benci pada ibuku. Menurutku dia terlalu egois. Padahal ayahku bilang jika Daniel mau dia bisa tinggal bersama kami. Aku tidak tau sejak kapan kami mulai saling membenci. Tapi jujur saja aku sangat ingin bisa berteman baik dengannya. Bagaimanapun bukankah kami adalah saudara?"

My Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang