Daniel dan Sejeong pergi ke sekolah bersama hari ini. Sepanjang perjalanan Sejeong hanya diam. Apalagi setelah Daniel bilang kalau ia sekolah hanya ingin meminta surat pindah karna Daniel akan pergi besok. Makin hancurlah hati Sejeong rasanya.
Sejeong melempar pandangannya keluar jendela bis. Ia sedang berusaha keras untuk tidak menangis lagi.
Dan saat Daniel mencoba menggenggam tangannya saat mereka berjalan menuju gerbang sekolah, Sejeong dengan cepat menepisnya. Gadis itu bahkan berjalan agak jauh dari Daniel.
Daniel hanya bisa menghela napasnya.
*
"Atap"
Pesan singkat dari Daniel tidak digubris Sejeong.
Tak lama ponsel Sejeong bergetar lagi.
"Jangan sampai aku datang ke kelasmu dan menciummu di depan yang lain"
Sejeong berdecak pelan. Lalu dilangkahkannya juga kakinya menuju atap sekolah.
Dilihatnya Daniel sudah menunggunya sambil bersandar di pagar pembatas dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana.
Sejeong mendekat perlahan, namun Daniel mendekat padanya dengan langkah cepat.
"Jangan seperti ini, Kim Sejeong," Daniel berujar memohon.
"Aku hanya sedang mencoba terbiasa tanpamu nanti," jawab Sejeong dingin yang membuat Daniel sedikit terbelalak.
"Katakan saja kalau kau tidak ingin aku pergi"
"Aku sudah berkali-kali mengatakannya, tapi kau akan tetap pergi bukan?"
Daniel menghela napasnya, "Ada sesuatu yang kau ingin aku lakukan untukmu sebelum aku pergi?"
"Ne," sahut Sejeong cepat.
"Apa?"
Sejeong meremas pinggiran roknya, menggigit bibir bawahnya sebentar, sebelum berkata, "Kiseu haejwo." (cium aku)
Daniel tidak bisa menahan senyumnya. Mungkin inilah yang ditakutkan oleh ayah Sejeong. Anak gadisnya itu sepertinya sudah terpengaruh olehnya. Ditambah lagi gadis itu mengatakannya dengan nada polos seperti anak kecil. Daniel saat ini bahkan harus menahan dirinya untuk tidak melumat habis bibir Sejeong.
"Ya sudah kalau tidak mau!" kesal Sejeong karna Daniel menertawakannya. Ia bahkan harus mengubur rasa malunya demi mengatakan itu, tapi Daniel malah menertawakannya. Iya tau ini memang sangat memalukan. Entah kenapa hanya itu yang terpikir olehnya.
Daniel cepat menahan tangan Sejeong ketika gadis itu hendak beranjak pergi. Daniel menangkup wajah Sejeong dan mulai mendekatkan wajahnya, hingga reflek Sejeong menutup matanya.
Daniel diam-diam tersenyum melihat gadis lugunya itu, lalu mendaratkan sebuah ciuman lembut di kening Sejeong.
Daniel merapikan poni Sejeong setelah selesai mencium gadis itu. Sejeong sendiri melihatnya dengan sebuah tatapan protes. Daniel dibuat gemas lagi.
Aigoo, ingin sekali ia membawa lari gadis itu bersamanya!
"Apa yang kau pikirkan, hm? Inikan masih di sekolah"
Sejeong berdecak sebal, "Harusnya kan aku yang berkata seperti itu!"
Daniel tertawa-tawa, diacaknya rambut Sejeong gemas.
"Selama aku tidak ada jangan nakal ya? Jangan dekat-dekat dengan Wonwoo ataupun Taeyong. Jika ada yang mengganggumu katakan saja pada Chungha. Kulihat dia sangat bisa diandalkan. Jangan sakit. Jangan malas makan. Jangan terlalu banyak belajar, kau sudah cukup pintar, sayang," Daniel terus bicara dengan bawelnya. Sejeong hanya tersenyum kecil mendengarnya.
"Niel," potong Sejeong.
"Hm?"
"Boleh aku memelukmu?"
Daniel pun merentangkan tangannya dan langsung saja Sejeong menghambur ke pelukan Daniel.
"Jaga dirimu dan juga hatimu," bisik Daniel lembut.
Sejeong mengangguk, "Kau juga"
*
Malam itu Sejeong terus menangis semalaman, membayangkan ia akan berpisah dengan Daniel besok. Sejeong bahkan sempat mendiamkan ayahnya setelah tau ayahnya berencana menjauhkan Daniel darinya. Walaupun dibalik itu semua, sebenarnya ayah Sejeong sudah punya rencana terbaik untuk putrinya dan pujaan hatinya itu.
Sejeong terbangun dengan mata bengkak, hingga bersikeras tidak mau sekolah karena keadaannya sekarang.
Tn. Kim hanya bisa menggeleng dan menghela napas panjang. Mungkin benar, putrinya itu masih terlalu lugu mengenal apa itu cinta. Dia harus dibuat berkorban dulu agar bisa lebih dewasa.
"Jam berapa Daniel berangkat, Sejeong?" tanya ibu Sejeong, yang dijawab dengan gelengan oleh gadis itu.
Ibu Sejeong mengelus rambut Sejeong sambil tersenyum lembut, "Aigoo, kenapa anak perawanku jadi lemas begini"
"Cepat temui dia sebelum kau menyesal, sayang"
Setelah itu tiba-tiba pintu rumah Sejeong dibuka dengan tidak sopan oleh dua oknum bernama Chungha dan Seongwoo. Keduanya nampak ngos-ngosan.
"Ya! Kim Sejeong! Cepatlah! Bis Daniel sudah mau berangkat!" seru Chungha tak sabaran sambil menarik Sejeong masuk ke mobilnya.
Seongwoo sempat membungkuk pada ibu Sejeong, meminta maaf atas kebrutalan sang pacar.
Ketiganya langsung berlarian menyusuri terminal untuk mencari Daniel. Sejeong bahkan hampir terjatuh sebelum sepasang tangan kekar menahan tubuhnya.
Sejeong langsung saja memeluk orang itu sambil menangis. Orang itu hanya bisa memeluk Sejeong lebih erat.
"Sayang, aku harus pergi sekarang," ucap Daniel pelan.
Mau tidak mau Sejeong harus melepaskan pelukannya. Gadis itu memandangi Daniel dengan mata sembab. Daniel buru-buru menyapu air mata yang membasahi wajah sang pacar sambil terus berusaha tersenyum lembut.
"Sebelum aku pergi, aku boleh mencium ini tidak?" telunjuk Daniel menyentuh bibir Sejeong.
Sejeong mengangguk pelan.
Daniel tersenyum menangkup wajah Sejeong, dan detik berikutnya bibir mereka sudah saling menempel. Daniel sempat melumat lembut bibir Sejeong, menyalurkan semua perasaannya, seolah meyakinkan gadisnya itu bahwa mereka pasti akan bertemu lagi.
Cinta bukanlah hanya tentang kata, 'Aku Mencintaimu'
Bukan hanya tentang perasaan teramat suka.
Bukan juga hanya karna dadamu berdebar saat bersamanya.Cinta lebih dari itu.
Cinta itu membawa kedewasaan.
Membuatmu dewasa dengan segala ujiannya.
Membuatmu dewasa dengan segala pengorbanan yang ada di dalamnya.Aku memang tidak mengerti apa itu cinta.
Aku hanya tau aku punya rasa suka berlebih padanya.
Selalu berdebar saat bersamanya.
Pipi ini terlalu sering merona dibuatnya.
Rasa ini begitu takut kehilangannya.
Kusebut itu cinta.
Kupanggil dia si cinta pertama.Mari sama-sama dewasa dan bertemu lagi nanti, Kang Daniel..
Endº
Tapi bo'ong 😅

KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl
Fanfiction[Daniel-Sejeong Fanfiction] "Aku hanya tau kalau aku mencintaimu. Jadi sebanyak apapun kau membuatku menangis, aku akan tetap mencintaimu, karna aku tidak tau caranya untuk berhenti." 15+