Chapter 13

776 132 15
                                    

"Kim Sejeong!" panggil Daniel dengan nada khawatir. Bagaimana tidak, yeoja chingu-nya itu tiba-tiba menangis sekarang.

Sejeong hanya menggeleng lemah masih tanpa mengangkat wajah demi melihat pada Daniel.

Daniel yang tidak ingin mereka jadi pusat perhatian di bis, akhirnya hanya bisa kembali membawa Sejeong ke dalam pelukannya sambil berujar pelan untuk menenangkan Sejeong, "Gwenchana. Aku ada di sini."

*

Daniel sejak tadi terus menggeleng dan menolak untuk pulang meskipun Sejeong terus menyuruh Daniel pulang dan mengatakan bahwa dia tidak apa-apa.

"Katakan dulu, kau kenapa, Sejeong?" Daniel masih memegangi jemari Sejeong erat. Dirinya dan Sejeong kini sudah berada di depan rumah Sejeong.

"Apa ada yang mengganggumu?"

Sejeong menunduk lalu kembali menggeleng.

Daniel menghela napasnya sebentar, lalu mengelus pucuk kepala Sejeong.

"Jadi sekarang kau mulai rahasia-rahasiaan denganku?"

Sejeong langsung mengangkat wajahnya, "Mian.."

"Baiklah jika kau tidak mau cerita. Istirahatlah," Daniel mengacak rambut Sejeong sebelum memutar langkahnya untuk beranjak dari sana.

"Niel..," panggil Sejeong pelan, namun ampuh membuat Daniel kembali berdiri ke hadapannya.

Detik berikutnya Daniel sedikit terkejut karna Sejeong tiba-tiba memeluknya.

"Kau tidak akan meninggalkanku kan?"

"Kan kau yang menyuruhku pulang," sahut Daniel. Dan Daniel merasakan punggungnya dipukul pelan oleh Sejeong.

"Kenapa ya aku merasa jadi takut kehilanganmu?"

Daniel tersenyum mendengarnya, dielusnya rambut Sejeong sambil berujar lembut, "Na-do."

Tak lama mereka saling melepaskan pelukan, tidak enak juga kalau nanti orang tua Sejeong melihat bagaimana. Bisa dikira Daniel membawa pengaruh buruk pada Sejeong. Padahal memang iya sih, sedikit hehe. Iyalah, anak gadis lugu orang dia buat masuk club!

"Mau mendengar berita baik tidak?" tanya Daniel. Walaupun Sejeong masih belum mau bercerita dengannya tapi setidaknya Daniel ingin melihat gadisnya itu tersenyum lagi.

Sejeong mengangguk antusias, "Apa?"

"Aku sudah berbaikan dengan ibuku"

"Benarkah, Niel?" pekik Sejeong seketika. Dan benar saja raut wajah gadis itu sudah kembali ceria mendengarnya.

Daniel terkekeh sambil mengangguk mengiyakan.

"Aku senang sekali mendengarnya, Niel," sebuah senyum tulus yang paling disenangi Daniel mengembang sempurna di wajah Sejeong.

"Itu baru pacarku," Sejeong berujar lagi sambil memegangi wajah Daniel.

Daniel tersenyum dengan lebarnya. Kebahagiaannya sekarang memang sesederhana itu, hanya dengan melihat gadis yang ada dihadapannya sekarang tersenyum dan itu sudah sangat cukup untuknya.

*

"Kang Daniel!" Panggil sebuah suara begitu langkah Daniel baru saja keluar dari kelasnya.

Daniel menoleh dan mendapati Wonwoo berdiri tidak jauh darinya. Wonwoo kemudian segera berjalan menghampiri Daniel.

"Selamat, ya," Wonwoo mengulurkan tangannya, "Karna sudah mendapatkan Sejeong-mu."

Daniel memandangi Wonwoo lalu tangan pria itu yang masih terjulur ke arahnya dengan wajah datar. Sejurus kemudian Daniel malah melengos begitu saja melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

My Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang