"Kau ingin nenemuinya?"
Daniel terdiam sebentar sebelum mengangguk pelan. Dan detik itu juga Sejeong merasa ada sesuatu yang menyerang dadanya, terasa begitu menyesakkan.
"Aku harus melihatnya. Tadi ayah Jennie langsung yang menelponku"
Tidak ada sahutan dari Sejeong.
"Aku janji tidak akan lama," Daniel meraih jemari Sejeong namun cepat ditariknya kembali oleh Sejeong.
"Pergilah," ucap Sejeong pelan. Sangat pelan.
"Temui dia. Dia pasti sangat membutuhkanmu"
Daniel mematung. Ada sesuatu yang terasa menusuk hatinya mendengar Sejeong mengatakan itu.
Tidak. Bukan ini yang dia inginkan.
Saat Daniel masih terdiam ternyata Sejeong sudah menjauh beberapa langkah meninggalkan Daniel. Daniel langsung menyusul Sejeong dan meraih tangan gadisnya itu agar berhenti.
Sejeong masih menunduk tanpa berani memandang Daniel. Ia takut jika melihat wajah Daniel air matanya tidak tahan untuk tidak keluar. Sungguh ia tidak rela Danielnya menemui Jennie lagi. Ia.. cemburu.
Dan akhirnya pertahanan Sejeong runtuh saat Daniel tiba-tiba memeluknya. Sejeong benar-benar sudah menangis sekarang. Gadis itu menenggelamkan wajahnya di dada Daniel dan menangis sepuasnya di sana.
"Jangan pergi.. kumohon jangan pergi.. tetaplah bersamaku, Niel..," Sejeong bicara sambil terisak.
"Sudah kubilang bukan, jangan ragu mengatakan apapun yang kau mau dariku. Jika kau tidak ingin aku pergi, maka katakan saja. Jika kau ingin aku tetap bersamamu maka aku akan dengan senang hati mengabulkannya. Kumohon lebih terbukalah tentang perasaanmu, Kim Sejeong"
Sejeong pelan-pelan melepaskan dirinya dari pelukan Daniel. Setelah itu Daniel dengan sigap menyeka jejak air mata di kedua belah pipi Sejeong.
"Maaf jika aku egois"
Danile tersenyum kecil, "Tidak apa. Bukankah aku milikmu?"
Sejeong tersenyum samar, sebelum ia tersadar pada sesuatu.
"Oh, Niel! Bagaimana ini? Aku pasti membuatmu malu karna aku tiba-tiba menangis tadi," Sejeong panik sendiri karna baru tersadar ia dan Daniel masih berada di jalanan trotoar tempat orang berlalu lalang.
"Gwenchana," Daniel menangkup wajah Sejeong dan mencubit kecil pipi gadisnya itu.
Sejeong menurunkan tangan Daniel yang berada di wajahnya, lalu meremasnya pelan.
"Kau sungguh tidak ingin pergi menemui Jennie?"
Daniel menggeleng sambil tersenyum, "Karna pacarku tidak mau aku pergi."
"Bagaimana aku tau kau tidak akan menemuinya setelah ini?" tanya Sejeong posesif.
Daniel tersenyum lagi lalu terlihat berpikir sebentar sambil melihat Sejeong dengan tatapan menggoda.
"Kalau begitu perlukah aku terus berada di dekatmu sepanjang hari ini?"
Sejeong langsung mengangguk sambil menunjukkan senyum kotaknya.
"Kajja! Kita lanjutkan kencan kita," ajak Daniel kemudian
Dan kembali lah langkah sepasang kekasih itu berjalan menyusuri kota tanpa melepaskan tautan jemari mereka.
"Ya, Kim Sejeong, apa kau begitu menyukaiku?"
"Hm. Aku sangat menyukaimu. Aku mencintaimu, Kang Daniel. Aku hanya tau kalau aku mencintaimu. Jadi sebanyak apapun kau membuatku menangis, aku akan tetap mencintaimu, karna aku tidak tau caranya untuk berhenti."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl
Fiksi Penggemar[Daniel-Sejeong Fanfiction] "Aku hanya tau kalau aku mencintaimu. Jadi sebanyak apapun kau membuatku menangis, aku akan tetap mencintaimu, karna aku tidak tau caranya untuk berhenti." 15+