"Terima kasih sudah menyelamatkan Sejeong-ku, Lee Taeyong. Aku berhutang padamu"
Taeyong tersenyum miring mendengar itu. Bisa dilihatnya Daniel sungguh-sungguh mengatakannya.
"Kau berhutang padaku," Taeyong nampak manggut-manggut menimang ucapan Daniel, "Itu artinya kau harus membayarnya suatu saat nanti"
Daniel mengangguk saja. Raut namja itu lebih seperti putus asa. Tidak ada gunanya ia berdebat dengan Taeyong sekarang.
"Sekarang bisa kau beritau aku, apa yang sebenarnya terjadi pada Sejeong?"
"Baiklah. Kita bicara di rooftop," Taeyong menggidikan dagunya, sebelum melayangkan langkahnya menuju atap sekolah yang diikuti saja oleh Daniel.
*
Taeyong memejamkan matanya menikmati sejuknya angin dari rooftop sekolah, sangat pas untuk tidur siang. Tapi pandangan tajam dari orang yang ada di sebelahnya benar-benar menghalangi niatnya itu.
Taeyong menoleh pada Daniel yang nampak dengan sabar menunggu penjelasan darinya. Taeyong ingin tertawa rasanya melihat musuh bebuyutannya itu sedang berusaha sabar. Sungguh lucu menurut Taeyong. Seorang berandal bisa juga lemah karna seorang gadis.
"Sejeong-mu.. apa dia baik-baik saja?" delik Taeyong.
"Aku juga tidak tau," Daniel menghela napasnya sambil melempar pandangannya ke langit.
Taeyong berdecak prihatin. Tapi sekali lagi, ia berusaha tidak peduli.
"Aish, cepatlah katakan apa yang sebenarnya terjadi!" Daniel mulai tidak sabar.
"Berjanjilah semarah apapun kau setelah mendengarnya, kau tidak boleh membuat lecet wajah tampanku ini." Taeyong benar-benar ingin menguras kesabaran Daniel sepertinya.
"Arasseo, Arasseo!" sahut Daniel cepat.
Gestur tubuh Taeyong terlihat sedikit kebingungan, ia tidak tau harus menceritakannya mulai dari mana.
"Jennie..," Taeyong menelan ludahnya, "Menyuruh seseorang untuk memperkosa Sejeong-"
"Apa kau bilang?" Daniel reflek mencengkram bahu Taeyong. Matanya pun langsung memerah seolah ada sesuatu yang berontak ingin keluar dari sana.
"Tapi sekali lagi kau harus bersyukur, aku datang tepat waktu," Taeyong berusaha melepaskan cengkraman tangan Daniel yang mungkin saja membuat tulang bahunya remuk karna terlalu kuat.
"Temanku tidak sempat melakukannya," lanjut Taeyong yang sukses membuat amarah Daniel meluap.
"Temanmu?"
"Ah.. itu-"
Bukh!
Sebuah pukulan keras melayang ke wajah Taeyong. Tubuh Taeyong sempat dibuat oleng tapi tak tak sampai tersungkur ke lantai.
"Ya! Bukankah kau sudah janji, brengsek!"
Bukh!
Taeyong membalas pukulan Daniel. Kedua namja itu sekarang satu sama.
"Kau pikir siapa yang membuat Jennie melakukan hal gila semacam itu, HAH!?" teriak Taeyong emosi.
"Sejeong benar-benar sial berpacaran denganmu, rumput liar!"
"Diam kau!" Daniel menarik kerah seragam Taeyong.
Kedua namja itu saling berpandangan tajam, sebelum Taeyong menurunkan secara paksa tangan Daniel dari kerah seragamnya.
"Sekarang aku akan jujur padamu. Aku tidak rela Sejeong jadi milikmu, Kang Daniel!" Taeyong menghela napasnya sebentar,
"Karna aku- jauh lebih dulu menyukai Sejeong"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl
Fanfiction[Daniel-Sejeong Fanfiction] "Aku hanya tau kalau aku mencintaimu. Jadi sebanyak apapun kau membuatku menangis, aku akan tetap mencintaimu, karna aku tidak tau caranya untuk berhenti." 15+