Chapter 19

669 132 5
                                        

Sejeong terus menangis setelah kejadian di kamar Jennie tadi. Walaupun Daniel sudah berulang kali mengatakan kalau ia baik-baik saja, Sejeong terus saja menyalahkan dirinya sendiri.

Setelah kejadian itu Daniel langsung membawa Sejeong meninggalkan Jennie. Dan sekarang mereka sedang duduk di salah satu bangku panjang rumah sakit. Daniel terus berusaha menenangkan Sejeong. Padahal punggungnya yang sakit, tapi malah Sejeong yang menangis. Daniel jadi gemas sendiri melihatnya.

"Sudah, jangan menangis lagi, sayang. Sungguh aku baik-baik saja," Daniel menghapus air mata Sejeong.

"Sungguh tidak ada yang luka, Niel?" Sejeong bertanya dengan sesegukan.

"Ne"

"Bagaimana kalau kita periksa punggungmu?"

Daniel langsung menggeleng, "Kau tau, punggungku itu sekuat baja. Itu saja tidak akan membuatku terluka," kekeh Daniel.

"Sungguh?"

"Ne," jawab Daniel sambil tersenyum.

"Maafkan aku, Niel. Karna melindungiku-"

"Aish, kau mengatakan itu lagi," potong Daniel.

"Justru aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai membiarkanmu yang terkena lemparan Jennie tadi"

"Terima kasih, Niel. Terima kasih sudah melindungiku. Aku janji, suatu hari nanti aku pasti juga akan melindungimu"

Daniel tersenyum dan kembali mengelus wajah Sejeong dengan sayang, "Hm. Aku tau."

"Sekarang kita pulang?" tawar Daniel kemudian.

"Kau sungguh tidak ingin diperiksa oleh dokter?"

Daniel menggeleng lagi.

"Tapi pasti punggungmu terasa sakit bukan?"

"Memang. Tapi kurasa bukan dokter yang kubutuhkan sekarang"

"Lalu apa?"

"Pelukanmu"

Dan langsung saja Sejeong berhambur ke pelukan Daniel. Daniel tadinya berpikir hanya ingin menggoda Sejeong saja, ternyata gadis itu dengan senang hati melakukannya.

Sejeong menenggelamkan wajahnya di dada Daniel sembari tangannya bergerak mengelus punggung Daniel perlahan.

"Jangan terluka lagi, Niel. Itu membuatku takut"

Daniel tersenyum mendengarnya. Ia balas memeluk Sejeong erat sambil sesekali membelai rambut gadis itu.

*

Daniel terlihat baru saja keluar dari rumahnya, bersiap ingin pergi ke sekolah, saat dilihatnya sudah ada Jennie menunggunya di sana.

Daniel langsung memasang wajah dingin. Namun detik berikutnya Jennie sudah berlari memeluk Daniel. Daniel segera melepaskan dirinya dari dekapan gadis itu. Dan nampak Jennie sudah menangis di tempatnya.

"Maafkan aku, Niel.. Aku tidak bermaksud melukaimu..," Jennie berkata di antara isak tangisnya.

Daniel hanya menghela napas jenuhnya. Dia sudah terlalu malas bicara dengan gadis yang ada di hadapannya.

"Selama ini hanya kau yang selalu ada di sampingku. Kau yang dengan tulus mencintaiku. Aku marah ketika kau mulai mengacuhkanku dan malah meninggalkanku karna kehadiran gadis itu," Jennie mencoba mengeluarkan isi hatinya.

"Tidak, Jennie. Aku meninggalkanmu bukan karna dia. Kita sudah lama berakhir sebelum aku bertemu dengannya. Tolong berhenti membencinya. Karna aku benar-benar tidak akan memaafkanmu jika kau coba mengusiknya, Kim Jennie."

My Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang