Cast: Park Jimin
Gu Yurim"Bogoshipo"
Yurim memeluk jimin yang baru datang dari Kanada. Hampir 2 minggu jimin pergi, dan berefek besar pada yurim.
Jimin baru saja sampai dari bandara dan langsung menuju apartemen yurim. Ia sangat sangat merindukan kekasihnya ini."Maafkan aku yang langsung menyuruhmu kemari"
Ucap yurim, jimin menggeleng lemah."Gwaenchana, aku sudah tidak sibuk"
Yurim menggandeng jimin menuju sofanya, ia sedikit merasa bersalah karna jimin terlihat sangat lesu dan kelelahan.
"Mau kubuatkan minum? Atau kau mau makan?"
"Aniya, duduklah disini saja"
Jimin menepuk tempat kosong disampingnya. Yang ia inginkan hanya yurim saat ini."Chim~"
Yurim lebih merasa bersalah saat melihat jimin memejamkan matanya karna kelelahan.
"Maafkan aku, tidurlah"
Ucap yurim, sebenarnya ia masih ingin bermesraan bersama jimin. Tapi ia urungkan saja niatnya. kasihan melihat jimin seperti itu."Cium"
Yurim terkejut saat jimin tiba-tiba bersuara. Ia melihat jimin menunjuk bibirnya. Matanya masih terpejam.
Yurim tersenyum melihatnya, jimin sangat menggemaskan.yurim mendekatkan wajahnya, mencium bibir jimin dengan sangat lembut dan perlahan. Jimin membalasnya. tentu saja. menekan tengkuk yurim agar semakin dalam ciuman mereka. Saat jimin ingin lebih, yurim segera melepas ciuman mereka mengusap pelan bibir jimin yang basah karna ciuman mereka.
"Kau mau ganti baju dulu?"
Tanya yurim, diapartement yurim ada beberapa baju jimin yang tertinggal. Tapi percayalah mereka tidak melakukan apapun. hanya karna jimin sering menginap disini dan lupa membawa bajunya.Jimin membuka matanya. benar juga kata yurim, pakaiannya saat ini tidaklah nyaman mungkin lebih baik ia ganti baju dulu.
"Kau ganti baju dulu. aku akan buatkan susu coklat, oetthae?"
"Joha"
Jimin tersenyum menatap kekasihnya. Lalu segera berjalan menuju kamar yurim. Yurim memandang gemas, dimata yurim jimin selalu menggemaskan seperti anak kucing.Beberapa menit berlalu, jimin keluar dari kamar yurim dengan pakaian santai dan wajah lebih segar karna sudah mencuci muka. Ia segera menghampiri yurim yang sedang sibuk menata biskuit dipiring kecil.
"Kau semakin cantik saat sedang memakai apron seperti ini"
Ucap jimin, mendudukan diri di meja dekat yurim."Cepatlah melamarku agar kau dapat selalu melihatku memakai apron"
Jimin tersenyum geli mendengar ucapan yurim.
"Aku akan segera melamarmu, Nyonya Park"
----
"Hei boleh kah aku menginap malam ini? Aku sedang malas diapartement sendiri"
Ucap jimin tanpa menatap yurim. Ia masih sibuk dengan biskuitnya."Besok pagi eomma akan kemari, bagaimana jika ia melihat kau ada disini?"
"Jadi aku tak boleh menginap?"
"Bagaimana kalau lain kali saja? Aku sedikit takut"
"Baiklah kalau kau tak memperbolehkanku aku akan mencari apartement gadis lain yang mau kutumpangi"
"Cari saja sana, jangan makan biskuitku!"
Bukannya membujuk jimin agar tak marah, yurim malah mengambil biskuit yang dimakan jimin dan merajuk.
"Wahh kau mulai berani padaku eoh?"
"Apa yang harus kutakutkan? Kau hanya bayi kucing yang kupungut dijalan"
"Mwo? Ya! Aku yang memungut kelinci ini di bawah jembatan"
Jimin mengacak rambut yurim dengan keras. Membuat yurim semakin kesal padanya.
"Ah park jimin!!"
"Kau memanggilku apa? Park Jimin? Kelinci ini sungguh mulai berani pada tuannya eoh? Apa yang harus kulakukan pada Kelinci nakal sepertimu?"
Jimin menahan tangan yurim yang hendak memukulnya. Dengan segera jimin mendorong yurim hingga terbaring lalu menggilitiknya hingga yurim tertawa keras."Hahahaha hentikan tuan kucing!!!"