Cast:Jung Hoseok
Kim YumiKepulangan hoseok adalah hal yang paling aku tunggu 1 bulan ini. Pekerjaannya membuat aku dan dia harus berpisah korea-jepang. Sebenarnya ibuku maupun ibu hoseok-yang tak lain adalah sahabat, memperbolehkanku untuk menyusul hoseok kejepang, namun aku tak bisa meninggalkan Sera sendirian mengurus butik kami yang sedang ada sedikit masalah. aku putuskan untuk diam dikorea saja menunggu hoseok pulang.
ibu hoseok memberitahuku bahwa hoseok akan pulang hari ini. aku sedikit kesal sebenarnya karna hoseok tak memberitahuku langsung. ia sedang sangat sibuk kata ibunya.
aku dan bibi Jung sudah sangat dekat. ia kuanggap ibu kedua ku. jadi ia sangat paham dengan perasaanku dan segalanya tentangku. ia bahkan membawakanku berbagai makanan kusukaanku untuk makan siangku dengan sera. ahh ibu mertua idaman!
"kau tidak bisa ijin pulang lebih awal pada sera? apa kau tak ingin menyambut hoseok?"
ucapnya. itu ada benarnya. seharusnya aku menyambutnya pulang setelah sebulan lebih kami tidak bertemu."aku akan menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat, jika memungkinkan aku akan menjemputnya dibandara, eomma"
"arraseo. jangan bekerja terlalu keras. eomma pulang dulu ya"
"ne, hati-hati dijalan eommonim"
setalah mengantar bibi jung keluar. aku segera menemui sera yang sedang mengerjakan sesuatu dimejanya.
"Sera-ya~"
kubuat semanja mungkin untuk merayu sera."bolehkah aku pulang dulu? aku ingin menjemput hoseok, ya ya ya?"
Sera tampak terganggu dengan aegyo-ku. yapp tentu saja."ah jika kau melakukannya lagi akan kubakar butik ini"
ucapnya, aku hanya tertawa keras menanggapinya."pulanglah sana"
"yeeay"
---
Disinilah aku sekarang. menatapnya yang sedang sibuk dengan laptop dan beberapa buku-buku. tak ada ucapan rindu, tak ada pelukan hangat, tak ada ciuman manis. aku hanya menjemputnya dibandara dengan keadaan dia yang sedang tak baik. bahkan ia tak menanyakan kabarku sama sekali.ia seperti sedang stress berat dan tak mau diganggu. sejak dibandara tadi, aku menanyakan apapun berusaha untuk membuat suasana jadi lebih baik tapi yang kudapat hanya anggukan dan gelengan. ia malas menjawab pertanyaanku.
"oppa, mau kubuatkan kopi? atau jus? atau-"
"diamlah, aku sedang konsentrasi"
sekali lagi aku mendengar ucapan dinginnya. kurasa lebih baik aku diam. padahal aku sangat ingin bermanjaan dengannya. ya sudahlah.
kuputuskan untuk kedapur apartementnya. membuatkan makan malam kesukaannya mungkin akan membuat moodnya membaik. sebelum menjemputnya tadi aku sudah terlebih dahulu belanja karna kupikir kami akan memasak bersama untuk makan siang. nyatanya ia bilang jika ia sudah makan siang.
aku mengikat rambutku lalu mengenakan apron, aku mulai memasak tanpa memperdulikan hoseok yang masih sibuk. beberapa menit aku memotong bahan-bahan, membumbui, menggoreng, merebus, segalanya kulakukan hingga tak sadar jika ada hoseok sedang duduk dimeja makan sembari menatapku. oh astaga! penampilanku sedang kacau sekarang, apa aku terlihat aneh? aku tak ingin terlihat jelek didepannya.
"kau seperti ajhumma penjual soju dipinggir jalan"
aku segera melepas ikat rambutku lalu merapikan rambutku agar terlihat lebih baik.
"lebih buruk"
ucapnya lagi. aku melempar ikat rambutku dengan kesal padanya. ia benar-benar menyebalkan hari ini. ada apa dengannya? apa ada hantu dijepang yang merasukinya?melihat reaksiku, kulihat ia tersenyum. sangat manis. seketika kesalku hilang. itu senyum yang kurindukan. senyuman yang selalu sama dari awal aku mengenal hoseok.
apa moodnya sudah membaik?
ia berjalan mendekatiku. dan seperti dugaanku, ia memeluk tubuhku erat. ahh aku sungguh merindukan ini. perubahan sikapnya tadi membuatku sedikit takut hoseok akan berubah selamanya, ternyata tidak. pelukannya masih sama hangatnya seperti hoseok yang dulu.
"maafkan aku, aku hanya stress dengan pekerjaanku yang belum selesai dijepang karna appa memaksaku pulang kekorea. aku harus menyelesaikannya hari ini jadi itu membuatku tertekan dan berimbas padamu. maafkan aku"
"Gwaenchana. oppa hanya perlu melepaskan pelukan ini karna kurasa kentang yang kugoreng mulai gosong"
aku melihat kearah kiriku, menatap sedih kentang yang mulai hitam.dengan cepat hoseok melepas pelukanku lalu menatapku terkejut. setelah itu kami tertawa keras karna kebodohan kami.
hoseok tetap sama. tak ada yang berubah. syukurlah.