Cast: Kim Seokjin
Kang YoungjuYoungju Pov.
Hari-hariku setelah kejadian itu menjadi sangat berat untuk dilalui. ini sudah hari kelima dan aku tetap sama. ada rasa bersalah, ada rasa menyesal, ada rasa marah, benci, kesal, sedih. semua menghantuiku secara bersamaan. ini semua terasa berlebihan bagiku. sebelumnya aku tak tahu kalau seokjin akan berefek sebesar ini dalam hidupku. tapi sudahlah kutekankan lagi, ini berlebihan. aku tak akan begini lagi. kuyakinkan pada diriku kalau seokjin hanyalah lelaki biasa seperti mantan kekasihku lainnya. aku akan mudah melupakannya.
mungkin jika ia tak menghilang dan memohon maaf padaku berkali-kali hingga memaksa datang keapartementku lalu menciumku untuk meminta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya lagi, aku akan memaafkanya seperti mantan-mantanku sebelumnya. masalahnya ini seokjin. seokjin berbeda dari kekasihku sebelumnya.
jika ia tak merasa bersalah maka akulah yang harus minta maaf. sedangkan aku adalah orang berego tinggi yang anti dengan 'meminta maaf'.baiklah, sudah kuputuskan untuk menemui jin. bukan untuk meminta maaf dan memelas meminta belas kasihannya. aku hanya ingin kejelasan. kejelasan hubunganku dan dia. jika memang jin ingin berpisah aku sudah menyiapkan hatiku.
hari ini aku menunggunya didepan tempat kerjanya. aku sangat hapal jam pulang kerja jin.
"Kang Youngju"
ahh itu suara seokjin. aku langsung berdiri dan menghadapnya. oh yatuhan.. kenapa disaat seperti ini ia masih saja terlihat sangat tampan?
"kita perlu bicara"
ucapku. dan tanpa berlama-lama ia sudah mengangguk mantap.---
sialnya, dia memutuskan untuk berbicara denganku dimobilnya. ia tak menjalankan mobilnya. hanya diam diparkiran kantornya. uhh kau harus tahu seberapa canggung keadaan ini."jaljinaeseo?"
aku terdiam tak menjawabnya. dipikiranku hanyalah cepat keluar dari keadaan super canggung ini.
"aku tak ingin basa-basi. aku hanya ingin menanyakan bagaimana kelanjutan hubungan kita."
aku mendengar jin menghela nafas dengan keras lalu ia menyandarkan punggungnya pada kursi kemudi.
"aku tahu tak ada harapan lagi. kupikir lebih baik kita-"
"kau tak punya sopan santun ya? berbicara tanpa menatap lawan bicaramu"
belum sempat aku menlanjutkan perkataanku tadi, ia sudah memotongnya dengan omelan. baiklah, yang satu ini adalah salahku. aku terlalu takut menatapnya.kali ini aku menatapnya. menatap tepat pada mata yang sangat kurindukan akhir-akhir ini. aku berusaha meyakinkan diriku bahwa aku tak apa. aku baik-baik saja. dan..
"ayo akhiri hubungan ini"
akhirnya aku mengatakannya dan airmataku luruh seiring dengan kata itu keluar dari mulutku. oh ayolah, ini terlalu mendrama. tapi mau bagaimana lagi? ternyata aku tak baik-baik saja setelah mengatakan itu. hatiku terlampau sakit." hah apa kau menganggap aku mudah? hubungan kita hampir 3 tahun dan kau memutuskanku hanya karna aku minum dan kecelakaan bersama rekan kerjaku? sadarlah youngju-ya, sebentar lagi kita akan mengakhiri umur 20-an dan kau masih bersikap seperti ini? kupikir dengan mendiamkanmu beberapa hari akan membuatmu berpikir bahwa tindakanmu waktu itu tidak ada yang benar. kupikir kau sama denganku yang selama beberapa hari ini berpikir bahwa aku harus minta maaf dan melanjutkan hubungan ini. aku merasa bersalah setengah mati dan hendak menebus kesalahanku tapi kau malah mau mengakhiri hubungan ini dengan pemikiran kekanakanmu. apa kau menurutmu aku ini hanya lelaki yang sama dengan mantan-mantanmu? apa aku terlalu remeh dimatamu? "
lihatlah wajah memerah dan mata marah itu. dia marah padaku. ya, ia patut marah padaku yang kekanakan ini. semua ucapannya membuatku semakin ciut. airmataku tak berhenti. aku salah. tidak. kami berdua salah. seharusnya aku sadar itu. daripada meminta putus dan menambah kesedihan, kenapa aku tak meminta maaf saja padanya? mungkin keadaan tak akan seperti ini. aku memang bodoh."mianhae"
lirihku. aku menunduk menyerah menatapnya. aku tak bisa melihat mata marahnya seperti itu. satu lagi karna aku malu. aku mengalahkan egoku dan meminta maaf padanya terlebih dahulu. bukan seperti youngju yang kukenal.tanpa kusangka, tangannya meraih tanganku yang sedari tadi bertaut dengan erat. ia menggenggam tanganku lalu menyalakan mobilnya. kukira ia akan mengantarku pulang tanpa ada penjelasan lagi. ternyata ia hanya memindahkan mobilnya diantara 2 mobil dan didepan tembok.
"aku juga minta maaf, jangan akhiri hubungan ini"
yang kuingat hanyalah kata itu sebelum ia mencium bibirku. melumatnya dengan lembut. mempermainkan bibirku yang jauh lebih tipis dari bibir penuhnya itu. aku baru sadar kalau ia memindahkan mobilnya agar kami tak terlihat dengan orang-orang yang berlalu lalang diparkiran. dasar pria.
baiklah. kami baik-baik saja. tak jadi memilih mengakhiri hubungan ini dan memilih berciuman dimobil saja. aku tak jadi membencinya, mungkin aku akan memilih mencintainya lagi saja.