36• Douleur

30.9K 2.9K 221
                                    

today my forest is dark,
the trees are sad,
and all the butterflies have broken wings

Keyla Keylana
••••

[TIGAPULUH ENAM]

MATA Keyla terbuka tipis saat kepala berhias topi kepunyaan Ravano itu terpentuk oleh kaca mobil yang sedari tadi menjadi sandaran untuk tidurnya.

Dengan kening yang berkerut karna merasa nyeri, gadis itu terlihat menegakkan posisi sandarannya. Perlahan menyatukan nyawanya yang tadi sempat pergi.

Mendapati Ravano yang kini nampak tertidur pulas dikursi kemudi, dengan kepala yang tertutup sempurna oleh sebuah hoodie yang dirinya kenakan.

Walau awalnya tak tega untuk membangunkan anak kelinci itu, di akhir ia tetap mengguncang pelan bahu Ravano.

"Vano?" Keyla memanggil lembut, tahu jika sahabatnya itu tak bisa dibangunkan dengan cara kasar atau suara tinggi, karna hal itu akan mengakibatkan kambuhnya migrain yang ter kadang menyerang Ravano.

"Ravano? Bangun." lagi, kali ini percobaan kedua nampak berhasil.

Karna Keyla dapat melihat dengan jelas tubuh yang bergerak malas itu, perlahan tapi pasti, dibukanya penutup kepala yang sedari tadi menemani tidurnya.

Membiarkan wajah tampan khas baru bangun tidur Ravano terlihat jelas. Wajah polos yang dahulu sudah sering Keyla temui.

"Udah bangun?" cowok itu bertanya setelah berhasil mengumpulkan nyawanya, tersenyum manis ke arah Keyla yang kini mengangguk singkat.

"Kenapa gak dibangunin aja? Malah ikutan tidur di depan rumah gue?" Keyla bertanya dengan tangan yang sibuk mencari-cari keberadaan tasnya.

"Lo aja tidur sampe mangap-mangap, mana tega gue bangunin?"

Bercandaan itu jelas saja mendapatkan wajah tak suka Keyla, ia tahu bahwa apa yang dikatakan Ravano tidaklah benar, "Sejak kapan gue tidur mangap? Bahkan gue kalo tidur bisa gak berubah posisi sampe pagi."

Ravano tertawa renyah, "Iya, bahkan gue takut lo gak napas."

Pukulan kedua datang menyapa, "Ini jam berapa?"

Dengan senyum yang masih mengembang karna berhasil menggoda Keyla, cowok itu terlihat melirik jam tanganya, "Lima."

"Lima pagi!?"

"Iyalah, yakali sore."

Jelas saja gadis itu kelabakan di tempatnya, mempercepat pergerakan tangannya untuk meraih gagang pintu dan segera membukanya tanpa menunggu lama.

"Gue turun, lo hati-hati nyetirnya."

"Key!"

Panggilan tiba-tiba itu kembali menghentikan niat Keyla yang tadi ingin menutup pintu, kembali mengalihkan pandangannya ke arah Ravano.

"You know what's beautiful?"

Alis Keyla bertaut, "What?"

Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang