7• Serendipity

53.5K 4.8K 249
                                    

ketika negatif bertemu dengan negatif, bukankah akan menghasilkan nilai positif?
mungkin, kita juga seperti itu.

Raynzal Faroza

••••

[TUJUH]


"JADI yang chat gue suruh ke sana itu si bangsat itu?"

Dengan berbagai macam plaster yang tertempel di pipinya, Al mengangguk samar.

Masih memilih memejamkan matanya, mengurangi pusing yang melanda otaknya saat ini.

Tidak dengan Steve yang saat ini udah terlihat melahap kentang goreng bawaan Keyla. Tak perduli dengan memar di pipinya.

"By the way, Key," Steve menghentikan acara makannya, menatap Keyla yang saat ini berada tepat disampingnya, "Lo kenal Kevin dari mana?"

"Ketua osis gue disekolah." jawab Keyla enteng, menghadirkan mata membulat dari arah Steve dan Al.

"Si bangsat itu?" Steve bertanya, "Ketua osis!?" tambahnya yang segera Keyla balas dengan anggukan kepala.

"Wah, bisa banget dia muka duanya," sambung Al yang saat ini masih berada pada posisi awalnya, "Lo tau gak, dia itu ketua genk deady?"

Alis Keyla menaut, "deady? Apa itu?"

"Genk yang dikenal karna sifat binatangnya, gak punya otak, gak punya hati sama gak punya rasa kemanusiaan."

Mendengar sebuah informasi baru, membuat dahi Keyla mengernyit, "Dia baik banget disekolah, murid yang disayangin sama guru. Masa sih dia ketua genk kayak gitu?"

Dengan tersenyum, Steve terlihat menjulurkan tangannya. Mengusap kepala Keyla lembut, "Lo masih harus banyak belajar tentang dunia luar."

Tak lama memang, karna Raynzal sudah lebih dahulu menyingkirkan tangan itu. Menghadirkan tatapan geli Steve.

"Ya ilah, pegang bentaran doang pelit amat. Iya tau punya lo." kata tambahan yang kali ini menghadirkan senyum dibibir Keyla.

Malas merespon candaan temannya, Raynzal nampak bangkit dari posisi duduknya, "Balik, udah jam tiga," Raynzal mengalihkan pandangannya ke arah Steve, "Gue pake mobil lo, motor guekan masih digudang."

Dalam diam Steve mengangguk, sebelum kembali melanjutkan makannya.

Sedangkan Keyla nampak memutar kepalanya, menatap jam dinding besar yang saat ini menunjukan angka 3.

Mengikuti Raynzal untuk bangkit dari posisi duduknya, "Cepet sembuh, ya. Nanti gue jenguk lagi."

"Gak usah jenguk, Key. Nanti ada yang jealous." sindir Al dengan tambahan lirikan ke arah Raynzal.

Benar-benar hampir membuat si tampan menendang sahabatnya itu sekarang juga kalau saja ia tak mengingat kondisi Al saat ini.

Belum sempat kembali menggoda, sebuah tarikan tangan menyapa Keyla. Membawanya keluar dari kamar rumah sakit itu, meninggalkan cekikikan dari para penghuninya.

Berjalan menuju parkiran yang berada tepat di basement rumah sakit ini. Jarak yang cukup jauh untuk ditempuh dengan kaki.

Dalam diam, Raynzal sesekali melirik gadis disampingnya ketika mereka sudah berada di dalam lift.

Memperhatikan detail wajah gadis yang tiba-tiba memasuki hidupnya itu. Mengacak-ngacaknya tanpa permisi.

Hingga maniknya berhenti pada pergelangan kaki Keyla, cowok itu secepat kilat berlutut.

Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang