you gave me panic attacks
and i called it, loveKeyla Keylana
••••
[EMPATPULUH DUA]
MATA yang sedari tadi terpejam sempurna itu, perlahan nampak terbuka dengan dahi mengernyit.
Masih berusaha untuk menyatuhkan nyawanya yang sepertinya sempat hilang untuk sesaat. Tak menggerakan matanya ke arah lain sampai kesadarannya kembali dengan sempurna.
Ikut mendatangkan rasa nyeri yang perlahan terasa pada tubuhnya. Entah apa yang terjadi pada dirinya, namun Keyla yakin kalau kejadian itu tidaklah baik.
Mulai memperhatikan seisi ruangan ini dengan bingung. Baru menyadari kalau kini ia tengah berada di rumah sakit ketika tanpa sengaja matanya melihat sebuah botol infus yang tergantung pada tiang.
Mengikuti kemana arah selang inpus itu terpasang, berakhir pada tangan kanannya yang kini tengah tergeletak tepat disamping Raynzal.
Terkejud sesaat karna ia baru saja menyadari keberadaan sosok tampan disampingnya itu.
Sosok yang kini tengah tertidur pulas layaknya seorang bayi. Sosok yang menunggu Keyla sadar dengan sabar.
Gadis itu tersenyum dibalik bibir pucatnya, memilih untuk menggerakan tangan kirinya untuk kemudian mengusap lembut rambut Raynzal.
Namun Raynzal tetaplah Raynzal, meski sudah selembut mungkin melakukan hal itu, cowok itu tetap tergerak untuk bangun dari tidur pulasnya.
Mendapati mata memerah dengan wajah lelah itu yang terlihat terkejud dengan kesadaran Keyla.
"Key? Udah sadar?" pertanyaan dengan suara khas baru bangun tidur itu datang dari arah Raynzal sebelum cowok itu nampak mengecup singkat punggung tangan Keyla, membuat pemiliknya semakin melebarkan senyum itu.
"Dari kapan disini?"
Ada rasa lega ketika suara Keyla terdengar ditelinganya, walau dengan suara yang sangat lemah dan tambahan wajah lebam-lebamnya, setidaknya ia masih dapat mendengar suara indah itu.
"Ada yang sakit?" lanjut Raynzal lagi, "Biar gue panggil Dokternya."
Tidak segera menjawab pertanyaan khawatir itu, Keyla justru tersenyum kecil. Senyum yang jelas saja menghadirkan kerutan pada kening Raynzal.
"Kenapa senyum?"
"Tadi kayaknya ada yang ngomong pake aku-kamu, kenapa sekarang berubah lagi?" sindir gadis itu jelas, membuat Raynzal berdehem canggung.
Malu sendiri dengan apa yang sudah ia katakan. Pasalnya selama sejarah kehidupannya, baru kali ini ia merubah cara berbicaranya.
"Iya," ubah Raynzal menurut dengan tambahan wajah yang memerah, bahkan tangannya ia pergunakan untuk menggaruk kepalanya yang Keyla yakin tak gatal, "Aku maksudnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]
Novela Juvenil#1 in fiction - 2 Maret 2019 [TERSEDIA DI GRAMEDIA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] [COMPLETED] Raynzal Faroza. Mari kita deskrips...