you make me laugh even when I don't want to smile
Ravano Gastara
••••[DUAPULUH LIMA]
SUARA drible yang berasal dari bola basket yang saat ini tengah Ravano mainkan terdengar jelas di tengah heningnya malam. Beberapa kali cowok itu melemparkan bola basket yang tengah ia mainkan ke dalam keranjang. Sibuk bermain sendirian dengan Keyla yang berada di kursi penonton.
Sesekali gadis itu melemparkan candaan konyol yang membuat Ravano tertawa geli, menghadirkan kehangatan di antara dinginnya malam.
"Gantian lo yang cerita, guekan udah ceritain semuanya tentang si kampret satu itu." ditengah kesibukannya dengan es krim yang tadi sempat Ravano belikan untuknya, Keyla kembali bersuara.
Permintaan yang Ravano balas dengan senyum kecut, sebelum cowok itu menghentikan permainannya kemudian berjalan santai menghampiri Keyla. Berakhir dengan duduk di samping cewek itu tanpa suara, hanya tarikan napasnya saja yang terdengar.
Keyla yang paham dengan situasi sulit yang tengah sahabatnya itu alami, memberikan waktu untuk Ravano. Tak ingin memaksanya bercerita jika Ravano memang belum siap.
"Gak apa-apa kalo belum mau cerita—" Keyla kembali berucap, dengan bekas-bekas es krim yang masih setia mengotori mulutnya, "Cuma bendahara kelas yang boleh maksa, gue gak boleh."
Ucapan konyol yang kembali menghadirkan senyum geli dari bibir Ravano, cowok itu melirik Keyla singkat sebelum menyadari kejorokan dari gadis di sampingnya ini. Tak menunggu lama, ia terlihat mengulurkan tangannya untuk kemudian membersihkan sisa es krim yang menempel di sekitar bibir Keyla.
"Bokap maksa gue untuk berhenti jadi penulis lagu—" ditengah-tengah perlakuan manisnya pada Keyla, cowok itu memulai ceritanya.
Permulaan cerita yang secepat kilat menghadirkan ekspresi terkejud dari lawan bicaranya, "Apa!? Kenapa!?"
Wajah menggemaskan yang tak sengaja Keyla perlihatkan itu tanpa sadar kembali menghadirkan cengiran geli dari Ravano, "Gak usah ketawa, cepet cerita! Kenapa Om Adrian nyuruh lo berhenti jadi penulis lagu?"
"Hm," Ravano bergeming, memikirkan kata-kata yang pas untuk ia sampaikan pada Keyla, "Karna dia mau gue jadi penurus di perusahaannya?"
"Apa?" tanya Keyla lagi yang terlihat masih tak percaya, "Bukannya semua orang tau kalo lo itu gak mau masuk ke dunia bisnis, makanya mutusin jadi penulis lagu dan pindah ke Amerika? Kenapa sekarang Om Adrian berubah pikiran?"
Diusapnya puncak kepala Keyla gemas, gadis manis dengan mulut bawel dihadapannya ini memang tak pernah berubah sedari dulu, "Cerewet lo masih awet sampe sekarang. Padahal kita udah gak ketemu 3 tahun."
Kesal sendiri dengan sikap tak pernah berubah dari Ravano, disingkirkannya tangan cowok itu dari kepalanya, "Ravano, jawab! Lo mau gue mati penasaran?"
Helaan napas panjang Ravano keluarkan, "Oke," cowok itu menyerah mengulur waktu, "Gara-gara gue bikin scandal."
Alis Keyla menaut, "Scandal? Apa? Kok gue gak tau?"
Dalam diam, cowok itu merapatkan topi yang tengah dirinya kenakan. Lalu terlihat celingukan menatap sekitar, memastikan bahwa di sekitar taman ini tak ada siapapun yang akan mendengarkan ceritanya.
Dipastikan aman, Ravano terlihat mendekatkan bibirnya pada telinga Keyla, "Cewek yang gue ajak kenalan di club, diem-diem foto gue waktu gue lagi tidur dan nyebarin fotonya ke internet."
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]
Ficção Adolescente#1 in fiction - 2 Maret 2019 [TERSEDIA DI GRAMEDIA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] [COMPLETED] Raynzal Faroza. Mari kita deskrips...