one stupid mistake
can change everythingRaynzal Faroza
••••[TIGAPULUH SEMBILAN]
"MAU ngapain anjir kesini!?" Al yang tak sengaja berpapasan dengan sosok Ravano tepat saat dirinya ingin memasuki gerbang rumah Arga, nampak bertanya tak suka.
Sesekali ia juga terlihat melirik ke dalam gerbang milik Arga, tak menginginkan Raynzal melihat kehadiran Ravano saat ini.
Sementara Ravano yang baru saja turun dari atas motor miliknya, nampak memasang wajah khawatirnya. Al yang mendapatkan nominasi 'manusia paling tidak peka' pun kini dapat menangkap ekspresi cemas Ravano dengan cepat.
"Ada Raynzal?"
Dengan berdecak sebal, cowok itu terlihat mengacak frustasi rambut keritingnya, "Bro, kondisi di dalem lagi gak baik buat kesehatan jantung dan paru-paru. Jadi mending lo balik."
Menolak saran itu, Ravanopun menggeleng, "Ini penting, gue harus ngomong sama Raynzal."
"Soal Keyla pastikan? sok tahu Al kumat, "Gue jamin untuk saat ini, Raynzal sama sekali belum mau denger soal itu. Karna kita semuapun dilarang sama dia buat ngomongin hal terkait Keyla."
Seakan tak perduli dengan apa yang Al katakan, Ravano dengan bergegas memasuki rumah mewah milik Arga. Tidak mendengarkan teriakan Al yang saat ini mencoba untuk menahan lawannya itu.
Namun apa boleh dikata, tenaga si kecil Al jelaslah kalah melawan cowok berbadan besar seperti Ravano. Jadi jangan salahkan Ravano kalau kini, ia sudah berdiri tepat di hadapan para sahabat Al.
Kehadiran yang jelas menghadirkan semua mata, bahkan dari tempatnya, Ravano dapat mendengar dengan jelas kalau Raynzal menghela napasnya kasar.
Seakan menyalahi penjagaan Al yang tak becus, Steve yang sedari tadi tengah bermain catur dengan Richard nampak memberikan pelototan tajam kepada sahabatnya itu.
"Mau apa bangsat?" Arkan yang tadinya tak ingin banyak bicara, nyatanya ikut panas dengan kehadiran sosok yang sudah membuat Raynzal mabuk semalaman.
Manik Ravano melirik cowok berkulit putih itu kilat, sebelum pandangannya kembali pada Raynzal, "Mau ngomong soal Keyla."
Dari pojok ruangan, Richard yang juga ikut terpancing nampak menendang meja dihadapannya dengan kesal. Membuat beberapa anak catur yang tadi tengah berdiri kokoh nampak terjatuh ke lantai, "Bacot lo bisa dipindahin ke tempat lain, gak?"
"Lo kalo gak mau mati mending pergi." sambung Derren dengan wajah tenang seperti biasa, tatapannya bahkan tak lepas dari arah buku matematikanya.
Al menelan salivanya susah payah, melihat aura negatif yang memenuhi ruangan ini akibat ulahnya, membuat tangannya tanpa sadar kembali berniat untuk menarik Ravano. Mencoba untuk membawa cowok itu agar pergi dari kandang macan ini.
Namun sekali lagi, Ravano kembali menepis tarikan itu kuat-kuat. Hampir membuat Al terpental karnanya.
"Keyla diculik."
Berhasil, kini sosok Raynzal berhasil terpancing akibat dua kata itu.
"Maksud lo?"
"Gue udah seharian ini cari dia kemanapun, tapi tetep gak ketemu."
Dengan bergegas, cowok itu meraih ponselnya untuk kemudian mencoba untuk menghubungi nomor Keyla.
"Percuma, ponselnya gue temuin di depan gerbang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]
Ficção Adolescente#1 in fiction - 2 Maret 2019 [TERSEDIA DI GRAMEDIA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] [COMPLETED] Raynzal Faroza. Mari kita deskrips...