40• Thantophobia

30.8K 2.8K 160
                                    

cara menjadi gila?
mudah,
pergi saja dari hidupku

Raynzal Faroza
••••


[EMPAT PULUH]


DENGAN kepala yang terasa berat dan mata yang seakan tak mau terbuka, Keyla menguatkan dirinya sendiri agar dapat tersadar dari tidur terpaksanya.

Perlahan tapi pasti, ia mulai merasakan nyeri yang luar biasa pada bagian kepalanya. Belum menyadari tetesan darah segar yang kini nampak menghampiri bagian pelipisnya.

Matanya masih sibuk menatap sekeliling kamar bernuansa putih ini, kamar yang sangat asing dimatanya.

Berniat untuk bangkit dari posisinya sebelum menyadari kalau kini tubuhnya tengah terikat sempurna menggunakan sebuah tali tepat diatas sofa.

Menghadirkan rasa panik yang kini mulai muncul ke permukaan, entah mengapa bayangan akan masa lalunya muncul dengan tiba-tiba. Bayangan beberapa tahun lalu, tepatnya saat ia juga berada dalam posisi seperti ini.

Tercekik dan tidak bisa bergerak, membuat Keyla tanpa sadar berteriak dan meronta. Berharap dengan melakukan hal itu, Keyla dapat terbebas dari ikatan ini.

Namun ternyata usahanya tak membawakan hasil apapun, boro-boro terlepas, bergerak sedikitpun saja tidak.

Untuk itu, Keyla beralih menggunakan cara kedua; yaitu dengan cara berteriak meminta tolong sekuat tenaga.

Teriakan yang tanpa sadar mulai menyebabkan air matanya menetes.?Semua ini terasa deja vu bagi dirinya. Ia benar-benar merasa sudah pernah mengalami hal mengerikan seperti ini sebelumnya.

Hal itu yang kembali mendatangkan pukulan kuat yang kini menimpa kepalanya yang padahal sudah terasa sakit. Rasa pusing akibat kepanikan yang luar biasa itu datang, membuat badannya seketika lemas.

Dengan sesegukan yang tertahan, perlahan Keyla menyerah untuk melakukan aksinya. Ia kembali duduk dengan tenang di atas sofa, mencoba untuk menarik napasnya dalam-dalam.

Dan tepat disaat itu, keheningan nampak terpecah dengan suara pintu yang terbuka. Suara yang secepat kilat mengalihkan perhatian Keyla dengan bersemangat. Berharap bahwa orang yang datang itu akan mengeluarkannya dari tempat asing ini.

Namun apa boleh dikata, saat sosok Rafqa yang ternyata muncul dari balik pintu, harapan yang sudah Keyla idam-idamkan nyatanya hancur berantakan.

Dengan kembali lemas di posisinya, Keyla terlihat menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, tidak ingin mulutnya meneriaki berbagai macam sumpah serapah isi hatinya kepada Rafqa yang pastinya akan membuat keadaan semakin buruk lagi.

Jadi diam di tempat sembari menatap Rafqa tajam adalah hal yang Keyla pilih untuk saat ini. Memilih pasrah saat cowok itu mulai beranjak dari tempatnya, berjalan mendekat dan berakhir berdiri di hadapan Keyla dengan menampilkan sebuah senyum lebarnya.

"Udah bangun?" Cowok itu bertanya dengan tangan kanan yang kini mengusap lembut rambut tergerai Keyla, membuat gadis itu tanpa sadar menghindar dengan sangat tak suka.

"Ini dimana?" dengan napas yang naik turun, akhirnya Keyla bersuara.

Pertanyaan yang jelas tidak segera lawannya itu balas. Yang ada malah tawa kecil yang Keyla dengar.

"Babe, sejak kapan kamu kepoan gitu? Biasanya aku bawa kemanapun juga kamu fine-fine aja."

Keyla membuang wajahnya, mengumpat dengan suara sekecil mungking sebelum kembali menatap Rafqa, "Lo tau kalo cowok gue bakal secepatnya nemuin gue, kan?"

Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang