Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]

34• Destinesia

the best relationships start off as friendships

Ravano Gastara
••••

[TIGAPULUH EMPAT]

"COWOK lo udah berangkat?"

Walau masih sibuk mengunyah kentang goreng yang Ravano belikan untuknya, Keyla menyempatkan dirinya untuk melirik Ravano yang kini tengah sibuk mengendari mobilnya.

Kemudian terlihat menganggukan kepalanya singkat sebelum kembali menyantap ganas makan siang dadakannya.

Dikarnakan kebaikan Ravano yang merelakan waktunya untuk menjemput sekaligus mengantarkan Keyla agar dapat bertemu dengan Raynzal, kini disinilah keduanya berada.

Dalam perjalanan menuju titik pertemuan yang telah direncakan. Tak bisa lagi meminta seorang sahabat yang lebih baik dari Ravano, karna menurut Keyla, Ravano adalah sosok sempurna itu.

Nada dering yang terdengar tiba-tiba, jelas saja mengalihkan perhatian kedua orang itu yang kini sama-sama melirik ponsel Ravano yang menyala. Menampilkan nama 'Bokap' pada layarnya.

Tak menunggu waktu lama untuk Ravano agar mengangkat panggilan masuk itu, mendengarkan apa yang ingin ayahnya sampaikan dengan tenang.

Awalnya Keyla rasa semuanya baik-baik saja, sampai cowok itu tiba-tiba menginjak rem mobilnya dengan dalam. Membuat tubuh Keyla hampir terpental kalau saja gadis itu tak mengenakan seatbelt.

Dengan jantung yang berdebar, gadis itu menatap Ravano yang kini tengah sibuk mengutak-ngatik ponselnya. Berfokus pada sesuatu di dalam sana, entah apa yang cowok itu lihat.

"Vano?" panggil Keyla saat memastikan kalau mata Ravano tak berkedip.

Mencoba untuk mengguncang bahu cowok itu panik, "Ravano! Kenapa?"

Walau jelas sudah sadar dari lamunannya, ia masih enggan menjawab pertanyaan Keyla. Membuat gadis itu dengan gemas merebut ponsel yang sedari tadi berada di tangannya.

Memperhatikan isi dari dalam ponsel itu dengan kening yang berkerut, mencoba mencerna kata demi kata yang kini dijadikan sebuah judul dalam berita yang baru saja terunggah pada internet.

Dan yang lebih mengejutkannya lagi, dibawah judul besar itu terdapat sebuah foto yang terpampang jelas disana. Foto yang Keyla yakini adalah gambar dari cowok tampan yang berada di sampingnya ini dengan seorang perempuan disebelahnya.

Foto yang seharusnya disimpan sebagai barang milik pribadi dan tidak di sebar luaskan. Namun entah mengapa saat ini dapat dengan mudahnya dilihat oleh banyak orang.

"Ini, bukannya foto yang waktu itu lo bilang?" Keyla bertanya panik, tangannya sibuk membaca serbuan komentar yang secepat itu masuk.