jika kamu sudah memasuki hati ini, bersiaplah untuk menetap selamanya.
karna aku tidak menyediakan jalan keluar.Raynzal Faroza
••••
[TIGA BELAS]
SANGAT amat jarang Keyla merubah sikapnya menjadi luar biasa manis seperti ini.
Duduk dengan tenang dengan tambahan bibir yang tertutup rapat, tak berisik seperti biasanya. Hanya maniknya saja yang saat ini terlihat memandangi seluk-beluk isi di dalam kamar milik Raynzal.
Kamar mewah dan megah dengan fasilitas lengkap di dalamnya. Berbagai macam perabotan yang berhubungan dengan bola basketpun terpajang di setiap sisi. Mulai dari sebuah pajangan, lukisan atau bahkan sebuah rak khusus yang di dalamnya terdapat puluhan bola basket berbeda warna.
Membiarkan tatapan Raynzal memburunya, memperhatikan Keyla dengan diam. Seakan mengumpulkan keberanianya untuk mengeluarkan isi hatinya, dan sepertinya, Keyla mengetahui hal itu.
Jadi yang gadis itu bisa lakukan sekarang hanya menunggu waktu yang tepat untuk mendengarkan curhatan cowok di sampingnya ini.
"Lo gak tanya, kenapa gue bisa dipukulin gitu sama bokap gue?"
Akhirnya, keheningan itu terpecah saat suara Raynzal menghiasi. Membuat perhatian Keyla beralih, menatap si tampan berwajah lebam itu dengan ekspresi tenangnya.
"Emang kalo gue tanya, lo bakal cerita?" pertanyaan balik menjadi jawaban yang Keyla pilih.
Pertanyaan yang kembali menghadirkan bungkamnya Raynzal, walau hanya untuk sementara waktu.
"Nyokap gue udah meninggal--" napas Raynzal tertahan, harus kembali membuka luka lama yang tak pernah ia ceritakan kepada orang lain adalah hal tersulit di dunia.
Mendengar fakta itu, jantung Keyla seolah berhenti. Tak ingin mengeluarkan suara sedikitpun, karna yang ia mau hanya mendengarkan kelanjutan dari kisah hidup Raynzal.
"Meninggal karna sakit-sakitan pas tau adik gue, Nana, jadi korban kasus tabrak lari dan meninggal di tempat kejadian."
Lagi, wajah kaku Keyla sangat amat menunjukan kalau dirinya sedang dilanda keterkejutan yang luar biasa. Ingin rasa menerjang Raynzal ke dalam pelukannya.
"Mulai dari sana, bokap selalu kasar sama gue, dia bener-bener gak pernah lagi nganggap gue sebagai anaknya--" disela-sela cerita, Raynzal tertawa rapuh, "Mungkin kalo bisa, dia bakal bunuh gue buat lenyapin anak gak berguna ini dari dunia."
Sejauh cerita yang Raynzal berikan, sejauh inilah Keyla masih juga bungkam. Memikirkannya saja sudah membuat kepala Keyla pusing, bagaimana ia menjalankan hidupnya seperti Raynzal?
Mungkin, ia akan mati.
"Dan lo tau gak, setiap gue liat lo, guetuh kayak ngaca--" tanpa sadar cowok itu meliriknya, di tambah dengan senyuman manis nan menenangkan hati, "Kayak ngeliat diri gue sendiri tapi dengan wujud yang beda."
"Mungkin kita jodoh?" Keyla merespon asal, niat awalnya hanya ingin mengubah suasana kelam ini menjadi sedikit lebih manis.
"Mungkin."
Bibir gadis itu terbuka saat Raynzal merespon ucapan asalnya dengan tambahan senyum yang menggemaskan.
Jantungnya benar-benar hampir saja meledak kalau saja dirinya tak bisa mengontrolnya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]
Teen Fiction#1 in fiction - 2 Maret 2019 [TERSEDIA DI GRAMEDIA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] [COMPLETED] Raynzal Faroza. Mari kita deskrips...