16• Glower

44.1K 4K 154
                                    

I took too much of your love
I overdose

Keyla Keylana
••••

[ENAM BELAS]

SESUDAH menangis sepuasnya di dalam pelukan cowok tampan yang saat ini tengah sibuk menyetir, keheningan nampak tercipta diantara keduanya.

Tak ada suara yang keluar dari arah Raynzal, hanya tatapan penuh kekesalan saja yang saat ini dapat Keyla tangkap dimatanya.

Dengan takut-takut, gadis itu terlihat menyentuh pelan pundak Raynzal, mencoba mengalihkan perhatian kekasihnya itu dari fokus menyetirnya.

Namun sudah dua kali melakukan hal yang sama, tetap saja Keyla tak mendapatkan respon yang artinya; Raynzal tengah marah dengan dirinya.

"Jal?" panggilan pertama dari arah Keyla terdengar sangat kecil ditelinga Raynzal, hampir kalah dengan suara deru mesin mobil yang terdengar kencang.

Hening kembali menjadi respon atas perbuatannya. Raynzal memilih diam dengan tatapan tajam ke arah depan, fokus dengan jalanan malam yang terlihat sepi.

"Marah, ya?" Kedua kalinya tak mendapatkan respon, meyakinkan Keyla kalau cowok tampan disampingnya ini benar-benar tengah marah kepadanya.

Dan sepertinya Keyla tahu apa yang membuat cowok itu marah.

"Gara-gara gue kelayapan malem-malem pasti, yakan?" tebakan yang Keyla yakini benar itu kembali terdengar, menghadirkan tarikan napas tajam dari arah Raynzal.

Tarikan napas mematikan yang sangat tak Keyla sukai.

Memilih diam untuk sesaat, mengatur otaknya agar dapat berfikir cerdas disaat kondisi yang tengah kritis seperti ini. Jadi bibirnya harus pintar-pintar mengeluarkan ucapan kalau tak mau habis dicaci maki oleh mulut pedas si tampan.

Karna memendam amarah tanpa mengucapkan sumpah-serapah dalam isi hati terasa lebih menakutkan. Karna bom yang disimpan itu dapat meledak sewaktu-waktu, dan Keyla tak mau hal itu terjadi.

Untuk itu, dengan penuh keyakinan, Keyla memilih mengeluarkan jurus andalannya.

"Laper. Belum makan dari tadi sore."

Suara dengan tambahan nada memelas itu Keyla ucapkan, maniknya sesekali melirik ke arah Raynzal. Masih belum mengeluarkan respon apapun selain tarikan napas dalam-dalamnya.

Menunggu untuk beberapa saat sebelum bibir gadis itu nampak maju lima langkah. Cemberut karna merasa cara terakhirnya gagal total.

Memilih menabrakan punggungnya kasar pada punggung kursi kemudian melipat kedua tangannya didepan dada. Sebal sendiri dengan situsi saat ini.

Pandangannya terfokus ke arah luar kaca, tak ingin bersuara lagi karna merasa kalau hal itu akan sia-sia.

Menunggu hingga emosi Raynzal sembuh dengan sendirinya. Menghadirkan keheningan yang kembali tercipta untuk waktu yang cukup lama sebelum mobil sport berwarna putih itu berhenti tepat di depan sebuah restoran yang buka selama 24 jam.

Menghadirkan mata membulat Keyla yang nampak menatap Raynzal dengan tak percaya. Sebelum senyuman sumringah terlihat di bibir gadis itu.

Memandangi Raynzal yang saat ini sudah turun terlebih dahulu dari mobil yang dirinya kendarai. Berjalan menuju ke dalam restoran burger itu tanpa mengatakan apapun. Meninggalkan Keyla yang masih setia berada di dalamnya dengan senyum yang semakin mengembang.

Sebelum dirinya ikut turun dari dalam mobil milik Raynzal kemudian terlihat berlari kecil mengikuti cowok itu yang sudah lebih dahulu duduk tenang di salah satu bangku kosong didalam restoran tersebut.

Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang