saat melihatmu, aku baru percaya, kalau malaikat memang dapat menjelma menjadi manusia.
Keyla Keylana
••••
[DUA]
DENGAN bersusah payah, gadis pemilik kuku panjang berwarna hitam itu terlihat merogoh saku sweater dan celananya. Mencoba mencari pundi-pundi uang receh yang ia yakini berada disana.
Dahinya mulai berkerut panik karna kedua tangannya nampak tak menemukan selembar atau bahkan sepeser uangpun dimana-mana.
Mulut yang sudah tersumpal dengan ice cream itu nampak tersenyum saat maniknya melirik sang penjaga kasir yang sudah cukup lama ini menunggu uang pemberiannya.
"Saya bawa uang kok, Mba. Sumpah deh." gadis itu berkomentar atas tatapan tak nyaman yang diberikan oleh Mba-Mba sang penjaga kasir di dalam minimarket 24 jam ini.
"Makanya lain kali, periksa dulu uangnya sebelum makan belanjaannya, Mba." respon sang penjaga kasir yang sudah terlihat mulai jengah walau masih setia menunggu pelanggannya untuk membayar ice cream yang sudah hampir habis itu.
Rogohan ganas yang menyebabkan dua kuku palsunya rusak kembali gadis itu lakukan, masih berusaha mencari uang yang ia yakini berada disana. Walau di akhir, cengiran manis kembali gadis itu tampilkan.
"Ini harganya berapa, Mba?" tanya gadis berambut terkepang dua itu dengan jari yang nampak menunjuk ice cream gagang yang saat ini berada di mulutnya.
"Sepuluh ribu." respon sang penjaga kasir singkat, sudah kali ke lima pelanggannya itu menanyakan hal yang sama.
"Oke, gini aja—" gadis itu memutar otaknya, terlihat melepaskan cincin dijari manisnya sebelum meletakkan benda berharga itu di atas meja kasir, "Saya ninggalin ini buat jaminan, abis itu saya balik lagi kesini buat bayar, gimana?"
Dengusan singkat tak mengenakan yang menjadi respon dari penawaran itu, "Mba, ini bukan tempat pegadaian, tapi minimarket."
"Iya, saya tau ini minimarket, tapi gimana? Duit saya ilang."
"Mana saya tau kalo ternyata ini cincin gopean yang Mba dapet dari chiki?"
Gantian pelanggan cantik itu yang mendengus, bahkan gadis itu terlihat mengibaskan rambutnya tak suka, menatap horror ke arah sang penjaga kasir, "Mba, saya dapet cincin ini di hari ulang tahun saya. Dan Mba tau berapa harganya? Tiga ratus juta!"
"Nah, yaudah, kan? Mba kaya, punya cincin seharga tiga ratus juta, masa bayar sepuluh ribu aja gak bisa?" ucapan yang membuat pelanggannya itu mati kutu terdengar dengan indahnya masuk ke telinga.
Digeretakkan gigi itu kuat-kuat ketika mendengar jawaban tak disangka dari sang penjaga kasir, "Bukan gak bisa, tapi duit saya ilang."
"Alesan, bilang aja emang gak punya duit."
"APA!?"
Perdebatan itu berakhir saat seseorang tiba-tiba saja meletakkan selembar uang kertas bernilai seratus ribu disamping cincin gadis itu. Membuat perhatian keduanya beralih, menatap cowok bertatto itu kaget.
"Saya bayarin dia," ucapnya pada sang penjaga kasir, "Sisanya ambil aja, saya cuman beli minum."
Tak banyak bersuara, langkah pasti sudah di ambil oleh cowok tampan itu. Meninggalkan kedua orang itu dengan tatapan lurus kepadanya yang saat ini sudah berjalan keluar minimarket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]
Teen Fiction#1 in fiction - 2 Maret 2019 [TERSEDIA DI GRAMEDIA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] [COMPLETED] Raynzal Faroza. Mari kita deskrips...