Chapter 22

2.1K 245 71
                                    

CHAPTER 22

.

.

"Kenapa lama sekali sih tidurmu?"

Suara yang sudah sangat Jeno kenal adalah yang pertama kali menghampiri pendengaran Jeno ketika ia membuka mata. Nada sapaannya sama sekali tidak terdengar ramah, bahkan lebih seperti menggerutu. Jeno mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba menyesuaiakan dengan cahaya yang menghampiri. Ia melihat sekeliling. Dan sudah jelas ini bukan kamarnya. Ia berada di rumah sakit.

Jeno menatap Jaemin yang sedang duduk di sampingnya.

"Berapa lama aku tidur?" tanya Jeno tidak mengerti. Yang ia ingat adalah ia sedang tidur di kamarnya setelah menidurkan Jisung yang demam. Bagaimana bisa ia berpindah kesini?

Jaemin mulai mengehitung, "Sekitar..40 jam?"

Jeno tersentak.

Selama itukah?

Memangnya apa yang terjadi?

Melihat wajah Jeno yang sedikit kebingungan, Jaemin akhirnya menghela nafas. Ia harus menjelaskan apa yang terjadi pada saudaranya yang sedang kebingungan itu.

"Kau tertular demamnya Jisung. Haechan mencoba membangunkanmu sebelum jam makan malam, tapi kau tak kunjung bangun. Jadi kami menelfon Jungsoo samchon dan dia membawamu kemari. Ternyata demam saja bisa membuat kondisimu menurun drastis. Kau sungguh membuat kami panik, Jen" Jaemin menjelaskan, ada nada khawatir pada kalimat terakhirnya.

Melihat mata Jaemin berkaca-kaca, Jeno menepuk lengan Jaemin pelan mencoba menenangkan.

"Maaf karena selalu membuat kalian khawatir" Jeno sungguh merasa bersalah.

Jaemin mengangguk dan menatap Jeno memohon, "Tolong jangan tidur terlalu lama, kau membuat kami takut"

Kali ini Jeno yang mengangguk.

"Kau membolos?" pertanyaan Jeno sontak membuat mata Jaemin melotot seketika, membuat Jeno sedikit ngeri.

"Aku merelakan waktu liburku dan kau malah menuduhku? Ini hari minggu, Jen!" Jaemin sewot sendiri.

Jeno tersenyum kikuk, merasa tidak enak pada Jaemin.

"Ah! Bagaimana dengan Jisung? Apakah dia sudah sehat?"

Jaemin berdecak. Baru saja bangun sudah memikirkan yang lain.

"Sehat, sangat sehat sampai-sampai malam itu dia berhasil membuat kami kelabakan menahannya yang terus saja ingin berlari menyusulmu ke rumah sakit. Bahkan tadi pagi ia sempat membuat Haechan naik darah karena kekacauan yang ia ciptakan bersama Chenle"

Jeno tertawa mendengar cerita Jaemin tentang adiknya. Rasanya ia begitu merindukan dua bocah kecil itu.

"Aku jadi merindukan me-"

"HYUUUUNG~~!!"

Belum juga Jeno menyelesaikan kalimatnya, suara cempreng dari kedua bocah yang baru saja dibicarakan sudah menggema di ruangan. Dan beberapa saat kemudian, kedua bocah itu muncul dari balik pintu dan segera berlari ke arahnya. Tak sampai 3 detik mereka sudah sampai pada Jeno dan memeluk Jeno erat dengan lengan kecil mereka, membuat Jeno gemas sendiri dibuatnya.

"Hei! Jangan berulah, hyungmu baru saja bangun!" itu suara Haechan, bocah itu juga muncul di balik pintu bersama Jungsoo di belakangnya.

Jungsoo mendekati Jeno.

"Baru saja bangun?" tanya Jungsoo.

Jeno mengangguk.

"Jisung, Chenle, boleh samchon memeriksa Jeno hyung dulu?" tanya Jungsoo, meminta ijin pada 2 bocah yang sedang menempel pada tubuh pasiennya.

WARM HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang