Chapter 14.2: I'm Home

3K 457 44
                                    

Tidak ada yang mengejutkan bagi Im Na Young pagi ini selain kunjungan tiba-tiba Jung Kook serta ajakan pergi ke Daegu saat itu juga. Na Young bahkan tidak mempersiapkan apa-apa. Tidak pula siap untuk mengambil izin cuti, serta mengabari Ye Rin yang mungkin akan terkejut jika mendapati kamar apartemennya kosong tanpa penghuni. Namun ia juga tidak bisa menolak—tidak memiliki kesempatan—sebab Jung Kook segera membawa wanita tersebut ke dalam mobil. Menjauh dari Seoul menuju kota yang sudah lama tidak ia kunjungi.

Sepanjang perjalanan berlalu tanpa kata. Hanya lagu terdengar dari speaker mobil, serta deru mesin yang melaju konstan membelah jalan. Na Young tidak pernah berharap akan ada obrolan spesifik di antara mereka berdua karena ia cukup tahu diri bahwa berada di mobil beserta memikirkan tempat yang akan dituju pun sudah membuatnya senang. Ia pikir Jung Kook tidak berniat mengunjungi sang anak. Atau mungkin saja berpura tidak mengenal karena pikiran Na Young yang terlalu mengada-ada. Akan tetapi pagi ini adalah awal yang benar-benar baik. Setidaknya menurut Na Young seperti itu.

Tiga setengah jam perjalanan memang berlalu membosankan. Namun bagi Jung Kook yang sedang menata hati dan Na Young yang mulai berseri membayangkan bagaimana reaksi sang putra nanti, jarak tempuh Seoul-Daegu terasa sangat singkat. Tahu-tahu mereka sudah memarkirkan mobil dan merasa canggung untuk turun. Perlahan Na Young menggenggam tangan Jung Kook, mengisyarat bahwa tidak akan terjadi hal buruk selama ia masih bersama sang wanita di sini. Dan karena keyakinan itu pula mereka beranjak dari mobil, berjalan bersisian hingga tidak sadar jika sang tuan rumah sudah terlebih dahulu menampakkan diri.

"Ibu!" Pekik bahagia diiringi langkah kaki lebar-lebar itu terdengar hingga telinga Na Young. Lantas sebuah peluk hangat ia terima. Sebuah pelukan sangat keras, seakan semua rindu terkumpul menjadi satu bersama himpitan dua lengan kecil yang kini mengalungi pinggang Na Young.

Jung Kook sempat melebarkan mata tidak percaya. Pria kecil itu seolah mengingatkan diri akan masa kecilnya yang terlewat antusias dengan sesuatu. Terlebih ketika ditinggal ayah dan ibu berbelanja di luar kota, menyisakan dirinya dan sang kakak di rumah. Ia akan melakukan hal serupa; memeluk erat sang ibunda hingga dirasa rindu sudah tertuang semua. Lalu ketika anak kecil itu mendongak dan memperlihatkan mata lebar seperti milik Jung Kook, ia benar-benar tidak percaya. Jung Kook merasa pria kecil ini seperti doppleganger dirinya di masa lalu. Dan mungkin memang keputusannya untuk berkunjung ke sini sungguh tepat.

Secepat kilat Jung Kook menunduk. Menangkup wajah sang anak lantas tersenyum selebar mungkin. Canggung mulai membuncah hingga rasanya Jung Kook benar-benar ingin melepas kedua tangan. Namun ia juga dilanda rasa penasaran, dilanda rasa rindu, pula rasa bangga seakan kesalahan di masa lalu bisa ditebus hanya dengan melihat wajah sang putra.

"Paman Es Krim?" Doppleganger Jung Kook itu menelengkan kepala sedikit ke kiri. Merasa tidak asing dengan wajah lelaki yang kini menangkup kedua pipinya. "Paman pernah menabrakku saat membeli es krim di taman hiburan, 'kan?"

Ingatan Jung Kook mungkin tidak setajam orang lain. Namun ia masih ingat insiden itu bahkan hingga detailnya. Anak kecil meminta ganti rugi es krim ketika ia tidak sengaja lewat. Raut wajah super menggemaskan dan mata bulat seakan ia tengah berbicara dengan sosok masa kecilnya dahulu. Dan dari semua kebetulan itu bermuara pada Jeon Hyun Jun? Putra Jung Kook sendiri?

***

"Aku tidak bisa menemukan Na Young di mana pun, Yoon! Jung Kook juga tidak pulang ke apartemen!" Teriakan Ye Rin memenuh sesaki ponsel pintar Yoon Gi. Bagus sekali. Pagi-pagi ketika seharusnya ia sarapan dengan tenang, meminum kopi sembari merevisi ulang karya tadi malam, kini harus berubah menjadi pagi mencekam.

Yoon Gi sudah berangkat ke studio satu jam sebelum Ye Rin menelepon. Dan biasanya gadis itu tidak akan mengeluh, mengaduh, apa pun itu kecuali jika terjadi hal berbeda dalam hari monoton Ye Rin. Mungkin salah satu hari tidak monoton terjadi tepat di hari ini.

Ribbon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang