Adakah perumpamaan yang tepat untuk mengatasi situasi Jeon Jung Kook malam ini? Setelah berita besar tentang pelaku kejahatan di balik segala tuduhan, memiliki seorang anak di luar perkiraan dan sekarang... di hadapannya, wanita yang dikabarkan meninggal justru kini tersenyum cerah bak matahari. Anastasya. Anastasya miliknya. Benarkah semua yang Jung Kook lihat? Benarkah Anastasya masih hidup sesuai praduganya selama ini?
Jung Kook mencoba untuk tidak menganga. Namun mulut seakan menolak diajak bekerjasama. Ia terlalu merindukan sosok tersebut hadir dalam hidupnya. Bagai pungguk merindukan bulan, Jung Kook seakan lupa bahwa ia telah berjanji pada Na Young untuk membicarakan putra mereka di kemudian hari. Pria itu lantas tersenyum. Tanpa kata, segera membungkus tangan putih Anastasya dengan jari-jemarinya.
Mereka berdua seakan tengah dimabuk asmara. Bahkan lupa pada kudapan yang sudah lama dipesan. Pun keduanya masih berinteraksi tanpa suara. Hingga teriak putus asa dari salah seorang pelanggan terdengar memecah kebisuan. Baik Jung Kook maupun Anastasya tertawa kecil. Mengisyarat bahwa mereka harus bertemu lebih lanjut, Jung Kook segera berdiri hendak membayar pesanan tersebut. Meminta pada sang wanita agar menunggunya di depan kedai. Diam-diam bersyukur karena Tuhan mengabulkan salah satu permintaan.
Bukan Jung Kook tidak percaya bahwa berita yang memenuhi media massa selama dua hari berturut-turut itu benar adanya. Namun entah mengapa dalam hati tumbuh sedikit harap bahwa sang kekasih masih belum meregang nyawa. Pakaian jazad yang ditemukan pun tidak seperti pakaian Anastasya, ia tahu hal ini setelah tersadar dari mabuk dan bercinta dengan Na Young. Dan jika nanti harap Jung Kook hanya tinggal harap, ia tidak menyesal telah jatuh cinta pada Anastasya. Lalu sekarang bukankah Tuhan begitu baik dengan menghadiahkan wanita ini kembali padanya?
Anastasya tidak sepenuhnya mengubah Jung Kook menjadi pria nakal. Itu yang selalu Jung Kook tanamkan dalam hati. Wanita cantik tersebut baik sekaligus rapuh di dalam. Ia sering mendapati Anastasya menangis selepas bersetubuh, menangis pilu dengan umpatan-umpatan keras. Namun Jung Kook tidak pernah berani bangkit sekadar menengok. Justru pura-pura tertidur dan menunggu hingga Anastasya kembali dan meminta dekap hangat.
Jung Kook menghela napas lantas kembali menoreh senyum pada Anastasya. Membawa tangan putih itu dalam genggaman, melangkah menuju mobil yang terparkir rapi di dekat tenda barusan. Tiada yang hendak memulai percakapan. Seakan kebisuan dan sepoi angin malam adalah melodi nan menyenangkan. Jung Kook membuka pintu, mengucap dalam diam bahwa Anastasya harus duduk di dalam. Lalu setelah sang wanita menurut, ia memilih jalan memutar dan duduk di belakang kemudi.
"Kau tidak penasaran dengan kemunculanku yang tiba-tiba, Jeon?" Anastasya memulai percakapan sesaat setelah Jung Kook menyalakan mobil. Jung Kook menoleh, menerbitkan senyum lantas membelokkan arah kemudi. Mereka masih berpegangan tangan. Masih menikmati hangat perasaan membuncah yang tiba-tiba saja hadir kembali.
Jung Kook berencana membawa Anastasya pulang ke rumah. Rumah yang ingin ia hadiahkan ke Ho Seok tapi ditolak karena Hyung-nya yang satu itu merasa terlalu berlebihan. Jung Kook tidak ingin pulang ke apartemen sekarang. Entah karena takut akan berpapasan dengan Im Na Young atau karena hal lain yang tidak bisa dijelaskan. Jung Kook menoleh sebentar, memberi sesungging senyum lalu berujar, "Tidak ada orang yang tidak penasaran pada kejadian tujuh tahun lalu, Ana. Aku hanya menahan diri untuk berkonsentrasi pada jalan sekarang."
***
Ryu Ye Rin sudah berhenti memikirkan Na Young dan Jung Kook sejak dua jam lalu. Tepatnya ketika Yoon Gi kembali dari High K beserta pernyataan tentang penemuan pelaku terror tersebut. Ye Rin mudah antusias dengan sesuatu jadi tidak heran jika ia kini menaruh fokus pada sang kekasih. Bahkan Ye Rin tiada henti melayangkan tanya. Berharap agar Yoon Gi bisa menjawab rasa penasaran itu dengan sepenuh hati. Namun sedari dua jam lalu yang ia dapat hanya ucap penuh penekanan. Seolah Yoon Gi benar-benar enggan menceritakan dan berharap Ye Rin mau sedikit bersabar hingga esok tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ribbon ✔
FanfictionSeorang yang mengalami trauma di masa lalu, tepatnya tujuh tahun silam, telah mati-matian menghindari pria si penyebab trauma. Lalu bagaimana jika mereka akhirnya bertemu kembali? Bukan cerita yang akan membawamu pada Happy Ending seperti multi cha...