"Dia...." Jung Kook tidak bisa melanjutkan ucapan. Lantas merebut ponsel Na Young guna memastikan sendiri. Beberapa saat tertegun hingga suara Na Young memecah konsentrasi Jung Kook.
"Sangat mirip denganmu, 'kan?" Na Young tersenyum tulus. Berharap perasaan hangat ketika ia merindukan sang buah hati juga turut dirasakan Jung Kook.
Sementara Jung Kook hanya menghela napas. Berpikir keras bahwa pria kecil dalam foto ini jelas terlihat mirip dirinya. Mulai dari mata bulat seluas samudera hingga tulang pipi yang nyaris dikatakan sama persis. Lalu keping demi keping ingatan mulai tersusun rapi menjadi sebuah pola. Merasa tidak terlalu asing dengan Jeon Hyun Jun beserta segala cerita di balik ini semua. Merasa begitu familiar dengan wajah ini sebelumnya.
Namun belum sempat Jung Kook menanyakan tentang sang putra, ponselnya sudah lebih dahulu berdering meminta perhatian. Nama Kim Nam Joon tertulis di layar seketika membuat Jung Kook mengernyitkan dahi. Ia mengembalikan ponsel Na Young lalu meminta izin menerima panggilan tanpa meninggalkan tempat.
"Bisakah kita bertemu? Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan terkait perkembangan kasus pencemaran nama baikmu."
Jung Kook menghela napas. Tidak tahu harus berekspresi seperti apa saat dihadapkan dengan dua hal yang membuatnya terkejut berturut-turut. Memiliki seorang anak dan berita besar dari Nam Joon. "Ya, Hyung. Aku akan segera datang ke agensi. Terima kasih sudah bekerja terlalu keras untukku."
Dari seberang sambungan Nam Joon sedikit terkekeh. Mungkin merasa bahwa kasus Jung Kook adalah sebuah tanggung jawab yang harus ia selesaikan. "Tentu. Berkendaralah dengan hati-hati dan tidak perlu tergesa-gesa."
Jung Kook mengangguk mengucapkan kata setuju. Segera mematikan sambungan telepon lantas memberikan senyuman terbaik pada Na Young. "Kau tidak akan kecewa jika kita bicarakan Hyun Jun lain kali, 'kan?"
Na Young menggeleng. Meski perasaan kecewa sedikit tumbuh tapi ia bisa mengatasinya dengan baik. Setidaknya Jung Kook menghindari pembicaraan bukan semata ingin lari. Melainkan karena kepentingan mendesak mengingat betapa penting harga dirinya di hadapan masyarakat. Dan Na Young juga tidak bermaksud menguping karena suara Nam Joon terlihat begitu jelas meski Jung Kook tidak menghidupkan mode loadspeaker.
***
Dalam mobil yang melaju konstan Jung Kook menyelipkan headset bluetooth ke telinga kiri. Memanggil nomor ponsel Ho Seok, menunggu hingga manajer serta kakak kesayangannya tersebut mengangkat panggilan. Setelah mengantarkan Na Young pulang ke apartment, rasa penasaran dalam dada Jung Kook membengkak bagai tidak dapat dibendung. Dan Jung Kook berpikir Ho Seok adalah orang paling tepat yang bisa ia mintai sedikit clue. Mengingat ia juga seorang penting bagi perjalanan karir seorang Jeon Jung Kook.
"Oh, Hyung?" Jung Kook menyapa dengan segurat senyum manis. Berharap suara yang ia keluarkan ikut menular senyum ke Ho Seok pula. "Apa kau juga diundang ke agensi oleh Nam Joon Hyung?"
"Ya, tentu saja. Aku sudah berada di sini sejak lima belas menit yang lalu. Kau sendiri kenapa belum juga sampai?"
Jung Kook menekan pedal gas. Menyalip mobil di depan kemudian melaju konstan membelah jalanan ramai lancar ini. "Mungkin sepuluh menit lagi aku akan sampai, Hyung. Omong-omong mengapa begitu mendadak?"
"Nam Joon sudah menemukan pelakunya. Uh, secara keseluruhan bukan Nam Joon karena dia hanya tidak sengaja membaca forum diskusi online dan menemukan beberapa netizen berpendapat mengenai pria yang mencemarkan nama baikmu."
Jung Kook kembali mendahului mobil yang terlihat berjalan tenang di depan. Sedikit melirik pada pasangan muda yang duduk di balik kemudi, kemudian segera menambah kecepatan. Tidak ada lagi alasan bagi Jung Kook menunda waktu. Ho Seok telah memberi clue terbaik dan seharusnya ia bisa segera sampai untuk melihat kebenaran tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ribbon ✔
FanfictionSeorang yang mengalami trauma di masa lalu, tepatnya tujuh tahun silam, telah mati-matian menghindari pria si penyebab trauma. Lalu bagaimana jika mereka akhirnya bertemu kembali? Bukan cerita yang akan membawamu pada Happy Ending seperti multi cha...