Ada masa di mana Jung Kook rindu dengan gedung agensi; rindu suasana ruang latihan vokal, studio kecil yang ia namai sebagai Golden Closet, serta ruang latihan tari dan segala kejadian manis yang pernah terjadi di sana. Jung Kook juga rindu ketika Yoon Gi memarahinya sebab tidak kunjung menyelesaikan beberapa bait terakhir lagu padahal matahari sudah hampir terbit kembali. Atau ketika Nam Joon berupaya untuk bertukar pikiran dengannya saat tidak sengaja mengacaukan peringatan satu tahun pernikahan. Kekhawatiran Ho Seok ketika ia tidak sempat mengisi perut, dan tidak lupa para penggemar setia yang mendukung ia sampai akhir.
Kembali menjalani hidup sebagai orang biasa memang menyenangkan. Namun tidak menutup kemungkinan bagi Jung Kook untuk tetap merasakan rindu, terlebih mereka sudah bersama lebih dari lima tahun. Pun tiga pria yang sudah membantunya keluar dari masalah masih selalu menghubungi; diam-diam meminta janji temu atau sekadar saling sapa ketika tidak sengaja berpapasan. Sudah lama Jung Kook merasa memiliki banyak saudara dan tidak sadar jika ia begitu rindu hingga tidak ragu untuk membelokkan kemudi. Menepi ke minimarket membeli beberapa soju dan camilan untuk teman mengobrol.
Deras hujan melambaikan tangan seakan menyapa Jeon Jung Kook yang baru saja keluar dari mobil tercinta. Decak sebal tersemat di bibir. Hujan dan kenyataan bahwa ia tidak membawa payung bukanlah kombinasi yang baik. Terlebih jika hal itu terjadi di musim dingin, di mana hujan seharusnya sudah berhenti turun ke bumi. Dengan langkah terseok, Jung Kook mempercepat langkah guna sampai di gedung minimarket. Mengambil troli dan mengisi dua per empat bagian dengan soju, lalu berjalan ke rak makanan ringan.
Getaran ponsel mengiringi decak sebal Jung Kook yang tidak kunjung memilih antara snack rumput laut atau keripik kentang. Ia menyerah, memilih memasukkan kedua bungkus makanan ringan ke troli lalu berlalu menuju kasir. Jung Kook baru menatap ponselnya ketika selesai membayar tagihan. Sebuah pesan singkat dari Im Na Young yang menanyakan kebenaran akan dirinya bekerja di studio animasi. Tanpa sadar bibir tipis tersebut sudah menyunggingkan senyum.
Jung Kook lagi-lagi berdecak setelah kembali ke depan minimarket dengan dua kantung penuh belanjaan. Menatap baju dan celananya yang sudah cukup basah, ia memutuskan untuk kembali berlari menuju mobil kesayangan. Sialan. Ia mengumpati dirinya sendiri karena parkir terlalu jauh dari gedung minimarket. Titik-titik air segera menyerbu, membasahi seluruh tubuh Jung Kook. Benar-benar sial. Dan akan lebih sial jika ia tidak segera melenggang pergi ke kantor agensi.
Tubuh Jung Kook menggigil saat menekan pedal gas. Seharusnya ia memang tidak melupakan kebiasaannya menaruh beberapa baju ganti di bangku belakang. Namun apa boleh buat. Hidup menjadi orang normal membuat Jung Kook jadi menimbang-nimbang jika ingin membawa baju ganti. Pertanyaan klasik seperti, untuk apa ia membawa baju atau terlalu membuat mobilnya penuh pasti selalu muncul.
Mobil yang dikendarai Jung Kook melaju kencang membelah jalanan kota. Ia akan terlambat tapi tidak jadi masalah besar. Toh sebelumnya Jung Kook sudah mengabari jika ingin mampir dan tiga pria tersebut kompak mengatakan setuju.
***
"Jeon Jung Kook!" seruan Ho Seok terdengar nyaring hingga telinga Jung Kook. Pria itu segera merebut kantong plastik dari tangan kiri si bungsu, menyenggol bahu Pria Jeon sembari terkekeh kecil. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Jung Kook terlebih setelah mereka pisah kontrak. Ada sedikit rasa haru terselip ketika memandang mantan artis yang ia manajeri itu sekarang.
Pria yang baru saja datang itu bergantian tersenyum tipis dan berdecak sebal. Memilih satu single sofa lalu merebahkan tubuh di sana. "Kehujanan membuatku seperti kelinci tercebur sungai."
Gelak tawa segera berbaur dengan udara. Tiga pria yang ada di sana memandang Jung Kook, dua detik kemudian saling tatap menahan agar tawa tidak kembali meledak. Memang pagi tadi ada pemberitahuan bahwa Seoul masih berpeluang hujan dan mungkin saja Jung Kook terlalu sibuk sehingga tidak mendengar berita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ribbon ✔
FanfictionSeorang yang mengalami trauma di masa lalu, tepatnya tujuh tahun silam, telah mati-matian menghindari pria si penyebab trauma. Lalu bagaimana jika mereka akhirnya bertemu kembali? Bukan cerita yang akan membawamu pada Happy Ending seperti multi cha...