47. A Wish

897 107 8
                                    

"Non, dicariin mas Dino."

"Bilang aja nggak....."

Suara pintu kebuka menghentikan perkataan Chaeyoung.

Cewek itu melengos malas.

Dino memberi isyarat ke bibi housekeeper buat ninggalin mereka.

Si Bibi sudah hafal juga sama Dino, jadi tanpa ragu segera keluar dari kamar Chaeyoung.

"Chaeng. Gua bawain avocado-lover nih."

Dino pun pelan-pelan duduk di atas kasur.

"Makan dong...."

"Udah ngantri setengah jam sama abang-abang ojek online, masa lo nggak makan."

Chaeyoung narik bungkusan di tangan Dino, lalu balik munggungin cowok itu lagi.

"chaeng, besok ada kuis. Belajar ke kosan Lucas yuk?"

"nggak."

"Ada Yeoreum kok, bukan Lucas yang mentorin kita."

"Nggak, Din. Gua mau nyusul mama."

Dino duduk ngedeket ke Chaeyoung.

"Chaeng, jangan gitu dong. Lo mau ninggalin gua juga apa?"

"Lo duluan yang ninggalin gua."

Dino terdiam.

Seribu pikiran memenuhi otaknya, karena sesibuk apapun Dino, dia rasa dia nggak pernah ninggalin Chaeyoung when she needs him.

"lo pikir lo bakal selalu ada buat gua kan? Enggak, Din."

Kali ini Chaeyoung duduk, menghadap Dino yang keliatan bingung setengah mati.

"Lo bakal sibuk dengan urusan lo sendiri, lo nantinya bakal punya kehidupan lo sendiri."

"Tapi gua selalu berusaha ada buat lo, no matter what, chaeng. Lo inget 'kan?"

Chaeyoung menggeleng.

Dia benci keliatan lemah di depan yang lain, tapi dengan Dino dia memang selalu cengeng.

Dino mengusap bahu Chaeyoung. "Chaeyoung...."

"Gua harus ikutin mama, Din. Mama lagi terpuruk."

"Nyokap lo disana nggak sendirian, dia lagi berjuang, dan lo juga disini harus begitu."

"Gua nggak bisa, Din."

"Lo baca hate comment lagi? Gua bisa minta tolong buat tuntut...."

"Nggak perlu, bukan itu yang bikin gua lega."

"Terus apa, Chaeng? Gua bakal ada sama lo selama lo berjuang, lo tau 'kan?"

Dino tanpa henti meyakinkan cewek itu kalau dia memang peduli. Lagipula, mereka dari dulu selalu back up each other.

Chaeyoung cuma terisak, menepis tangan Dino di bahunya.

"Chaeng, kasih tau gua, gua harus gimana supaya lo disini."

Chaeyoung menghapus air matanya, "lo nggak bakal bisa ngabulin permintaan gua."

"Asal bukan nganterin lo ke Kuala Lumpur atau ngurus berkas transfer kuliah, everything! Just tell me....."






















"Putusin Kak Roa."






Mata Dino membesar.

Chaeyoung tersenyum pahit, sebelum berdiri hendak membuka pintu kamarnya.

bubbles | ft. 99 liners [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang