45. Moody

876 104 15
                                    

"Pake uang beasiswa Dayoung dulu, besok cair."

"Ntar kamu gimana?"

"bisa kok, masih ada tabungan. Yang penting mas Jaehwan bisa mulai dulu penelitiannya."

".....Maafin mas Jaehwan ya, dek."

Cewek berambut panjang itu terkekeh. "Dih. Apaan. Pokoknya kalo udah wisuda, harus traktir! Udah ya, dayoung mau berangkat dulu."

Jaehwan masih mau bicara, tapi Dayoung keburu matiin freecall mereka.

Dayoung nggak mau denger suara sedih dan ucapan maaf kakaknya itu berkali-kali.

That's what family are for, tough. Dayoung 'kan ikut senang juga kalau kakaknya cepet lulus.

"Day? berangkat bareng 'kan?"

Arin menyembulkan kepala ke pintu kamar Dayoung.

"Kak Jaehyun bukannya nggak bisa nganterin?"

"Iya..."

"Terus? Kita dijemput Mark?"

Arin menggeleng cepat, "naik taxi online."

"Rin, gua naik angkot aja gapapa ya? Soalnya...."

"Udah dipesenin Kak Jaehyun kok, Day. Temenin gua, ya ya ya?" Pinta Arin.

Dayoung diam-diam menghela nafas, lalu mengangguk.

Bukan.

Dayoung bukan ngerasa kesel atau terganggu sama Arin, nggak sama sekali.

Justru Dayoung sadar diri, buat nggak membiasakan diri bergantung dengan segala kehedonan para mahasiswa Kedokteran kebanyakan.

Apalagi omongan-omongan nyinyir yang sampe ke telinga Dayoung, kalau dia suka manfaatin Arin sama Mark.

Memang, Dayoung nggak setajir dua sahabatnya itu.

Dia nggak segaul Yeri yang dikelilingi squad hits, dia juga nggak se-pemberani Yeoreum yang pangkas siapapun yang ngomongin dia kegatelan nempelin Lucas & Rocky.



***



Mereka sampai di salah satu Rumah Sakit Swasta.

Jaraknya lumayan jauh dari kos mereka, sekitar 9 km dengan macet-macetan dan udah dibayar Jaehyun melalui aplikasinya.

Dayoung yang nggak enak, mau kasih uangnya ke Arin.

"nggak usah, day."

"Rin, terima ajaaa."

"Kan uangnya kak Jaehyun? Udah simpen aja dulu."

"Tapi, Rin..."

"Eh, itu Kak Chanwoo udah dateng." Arin menunjuk kakak tingkat mereka yang sudah duduk menunggu di cafetaria.

Mau nggak mau, Dayoung mengikuti Arin untuk nyamperin Chanwoo dahulu.

"kak, maaf ya tadi agak macet." Kata Dayoung.

Chanwoo yang tengah minum starbucks itu mengibaskan tangan, "santai aja. kita bertiga doang kan?"

"Iya, kak." Jawab Arin.

"Gua tadi udah minta tolong om gua tentang data-data yang kita butuhin." Kata Chanwoo.

"....Jadi kita seenggaknya formalitas aja lah, perkenalan."

bubbles | ft. 99 liners [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang