3 - Jodohku?

408 22 1
                                    

Dan disinilah Adia berdiri, menatap ke pelaminan dimana kakak semata wayangnya sedang bersanding dengan suaminya. Pakaian adat minang dipilih keduanya untuk resepsi ini. Suntiang yang dipakai Ally terlihat begitu cantik membhatnya semakin anggun bak ratu. Thariq juga terlihat gagah dalam pakaiannya. Ayah dan bunda juga duduk disana mendampingi mereka dengan ayah-ibu thariq juga.

Adia menghela nafas setelah menahan agak lama, hatinya tahu sebentar lagi orang tuanya akan mendesaknya menikah juga seperti Ally. Seminggu ini bunda sibuk menanyainya siapa y akan mendampingi nya di pesta Ally ini. Dan terus menginterogasi nya kenapa anak gadis nya y cantik dan cukup umur belom punya kekasih. Itu cukup membuat kepala Di berdenyut. Ya dia terlalu sibuk melarikan diri dalam pekerjaan, sampai melupakan mencari kekasih. Dan jujur Di belum puas melarikan diri.

Dan disanalah dia sekarang duduk di kursi di sudut ruangan. Mengamati dari jauh. Tanpa menyadari sepasang mata sejak sejam yang lalu memperhatikannya lekat-lekat. Melihat gadis itu dengan pakaian kebaya modern yang simpel berwarrna hitam, agak transparan dibagian bahu, lengan dan punggung, kain wiron modern sebetis, dan rambutnya digelung dengan jepit bermotif capung. Make up smooky eyes dengan bibir dipoles lipstik merah yang menggoda. Tapi tetap saja aura 'benteng takeshi' yang susah ditembus menyeruak disekelilingnya.
Pemilik sepasang mata itu tak tahan akan godaan untuk menghampiri Di, akhirnya menguatkan langkahnya.
"hai, sendirian?" sapa nya membuat Di menoleh. Menatap lelaki didepannya. Lelaki itu tersenyum manis, ada lesung pipi di pipi kanannya, yah cukup tampan, kulit coklat yang manly banget, rambut potong pendek rapi, alis tebal, mata hitam yang berkilat penuh semangat, hidung mancung, bibir tipis dan jangan lupa dagunya yang berbelah. Tubuhnya yang tinggi 175cm dengan berat ideal, ya membuatnya cocok lah buat jadi incaran wanita-wanita. Dia mengenakan kemeja batik nuansa hitam dan celana jeans hitam, sepatu kulit tersemir sempurna. Menunjukkan dia juga modis.

"anda berbicara dengan saya? " tanya Di, mengernyitkan alis merasa terganggu.

"iya. Masa' saya nyapa cicak di dinding?"

"yah kan lucu tuh, abis itu bisa diam-diam merayap" balas Di. Yah jangan ditanya, jadi pramugari 5tahun membuatnya bisa banget ngeladenin basa-basi dan candaan begini, sampai yang candaan mesum juga dia bisa banget.

Lawan bicaranya terkekeh sambil mengulurkan tangannya "asal merayapnya diatas kamu pasti menyenangkan" sungguh Di langsung memutar matanya malas, lelaki didepannya ini punya mulut yang sebelas duabelas dengan pramugara dan pilot rekan kerjanya dulu. "Rocky Vijay" Dia menyebutkan namanya menunggu Di menyambut uluran tangannya.

Namanya lucu menurut Di, karena gak sesuai dengan orang yang dihadapannya. Dia jadi teringat film kesukaan ayahnya tentang petinju yang diperankan sylvester stallone, tapi dalam bayangannya stallone bertinju diiringi lagu india dan joget joget india slow motion disetiap pukulan tangannya.
Di tergelak karena bayangannya itu. RV mengernyitkan keningnya heran, tangannya masih terulur menunggu jabatan Di.
"maaf" kata Di sambil meredakan tawanya. Dia berdiri kemudian menyambut uluran jemari RV. Karena mengenakan heels 7cm dan rambut digelung tinggi, membuat Di terlihat lebih tinggi dari RV. "Saya Di, Adia Illyria Mochtar"
"dan kamu boleh panggil saya RV (arfi) atau kalau mau boleh panggil kiki, itu nama panggilan saya dirumah"
"nama itu lebih cocok, nama panjang kamu lucu, bikin saya kebayang sylvester stallone main tinju sambil joget india" Di menjelaskan sambil terus tertawa kecil. RV ikut tertawa karena membayangkan apa u dibayangkan Di.
"kamu lebih lucu" balas RV. "orang tua saya memang penggemar film itu dan juga film india. Jadi beginilah nasib saya diberikan nama tersebut" jelasnya. "kamu tinggi juga ya" kata RV sambil menatap mata Di.
"minder? " sahut Di.
"enggaklah" RV menggeleng, "kamukan pake heels. Masih tinggi aku dikit kayaknya" lanjutnya pede.
"good answer sir"
"cuma aku pengen kamu jangan pake heels kalau jalan bareng aku, cukup pake flatshoes aja"
"kok ngatur, baru juga kenal" bantah Di, "lagian siapa yang mau jalan sama kamu?" Di melangkah sambil melengos meninggalkan RV. Tapi RV menahan tangan di, menarik jemarinya dan menggenggamnya. Di merasakan hangatnya sentuhan RV dan merasakan getaran berbeda. RV juga merasakan getaran itu. Keduanya saling pandang dan salah tingkah.
"aku gak mau kamu yang nunduk kalau kita ciuman nanti" kata RV, mengecup jemari Di dalam genggamannya.
Di menyenyakkan jemarinya melepaskan dari genggaman RV,
"siapa yang mau ciuman sama kamu" Di geram. Mesum banget ini orang pikirnya, belum lima menit kenalan sudah ngomongin ciuman.
"dan aku gak mau manjat kamu" lanjut RV terkekeh benar-benar mesum. Dan Di benar-benar jengah. Matanya menyipit tajam menatap RV.
"mulut kamu belum pernah kena seblak level setan ya? " tanya Di
"mulut kamu mungkin kebanyakan makan seblak sampai merah menggoda gitu" balas RV sambil tersenyum lebar.
Di merasa keningnya berdenyut. Dadanya juga deg-degan. Biasanya dengan rekan kerjanya dia biasa aja bercanda begini, cerita porno juga gak bikin dia panas dingin begini. Kenapa dengan lelaki ini beda.
"gini ya pak Rocky Vijay yang terhormat, saya gak mau ribut dikawinan kakak saya. Please bisa gak ya anda balik lagi ketempat anda tadi dan jangan gangguin saya?"
"jangan panggil pak, panggil Mas aja, mas kiki" bantah RV "ya Didi sayang?" RV tertawa setelah itu melemparkan kecupan jauh ke arah Di yang langsung merengut dan balik badan meninggalkannya, tanpa sadar RV mengikutinya dari belakang.
"Didi sayang, emangnya siapa dia manggil begitu? Seenaknya aja" Di merepet sendiri. Sambil mengambil piring kecil di depan meja yang berisi kue kue kecil. RV tergelak geli dibelakangnya. Kemudian berbisik ditelinga Di
"jodohmu" bisiknya membuat Di kaget dan hampir menjatuhkan piring nya.
"dasar seblak ceker!" maki Di, membuat RV makin tertawa.
"kamu makin cakep kalau marah gitu Di" balas RV sambil mengelus pipi Di, membuat Di semakin blushing.
"mati aja kamu sana!" maki Di lagi
"jangan galak-galak! Nanti beneran cinta aku loh! " jawab RV lagi. Di menarik nafas mulutnya siap membalas RV lagi. Tapi RV meletakkan jari telunjuknya dibibir Di. Menyuruhnya diam."sst.. Jangan ngomong kasar ke aku, beneran nati kamu nyesel loh. Ok aku tinggalin kamu disini. Tapi kamu please, jangan tinggalin hati aku disini, bawa hatiku kemana pun kamu pergi" RV ngomong pake wajah serius dan kembali menarik dan mengecup jemari Di. Kemudian mengecup pipi Di dan meninggalkan Di melonggo sendirian dengan melonggo karena perlakuan dan perkataan itu.
"receeeeh!" jerit Di pelan sambil melemparkan sendok kecil kearah RV dan mengenai punggungnya. RV berbalik tersenyum dan memungut sendok kecil itu
"panah cupid" katanya sambil tertawa, mengantongi sendok itu dan kembali melangkah meninggalkan Di yang semakin geram dengan wajah merahnya.

MISS Versus MASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang