22 - Pengumuman Penting

263 21 5
                                    

Pukul delapan tepat,  semua orang peserta dan fasilitator sudah kumpul diruang training,  RV juga menunda keberangkatannya untuk bertugas dan masih disana. 
Hari ini Di gak tugas jadi fasilitator,  giliran Ira sama Midi.  Jadi Di diam disudut jadi observer.  Sesaat sebelum Ira memulai kegiatan,  RV maju kedepan dan berbisik pada Ira,  kemudian mengambil alih mikropon.

"selamat pagi semua" RV menyapa sambil tersenyum. 
"selamat pagi pak" jawab bawahannya serempak dan membalas senyum atasan mereka ini. 
"saya mohon maaf sebelumnya,  karena apa yang akan saya umumkan selanjutnya ini tidak ada kaitannya dengan pekerjaan.  Tapi mempengaruhi martabat saya sebagai atasan. Saya tidak mau ada bisik-bisik dan gosip tentang saya dibelakang"
RV menarik nafas tetap tersenyum,  bawahannya memandang dengan serius. Santy terlihat mencibir. Di sendiri nahan nafas melihat suaminya.

"Miss.  Adia boleh kemari sebentar dampingi saya" pinta RV,  Di langsung berdiri menghampiri RV,  saat Di sudah beberapa langkah didepan RV, RV mengulurkan jemari kanannya. Di menyambutnya. "saya perkenalkan sekali lagi pada kalian,  Miss Adia Illyria Mochtar,  aka Mrs.  Rocky Vijay, istri saya". Wajah para staff nya bengong melonggo,  walaupun beberapa dari mereka sudah melihat aura kemesraan antara Boss nya dan Miss Adia,  tapi gak ada yang menduga mereka sudah menikah,  Boss nya gak pernah ngundang acara nikahannya, beberapa melirik Santy.  Yang selama ini mengaku-aku sebagai pacar Boss. Bahkan disaat dia dimutasi tidak jadi sekretaris RV lagi,  dia mengaku dia yang minta agar tidak bermesraan terus dengan RV.  Dasar tak tahu malu. 

"ini hari ke3 kami menikah,  pesta akan dilaksanakan 3 minggu lagi.  Tentunya kami akan mengundang semua yang hadir disini" RV merangkul pinggang Di,  menunjukkan kepemilikannya. 

Kemudian salah seorang peserta memulai tepuk tangan disusul seluruh peserta yang hadir dan teriakan "selamat ya pak" di wajah wajah tersenyum tersebut.

Wajah Di jangan ditanya,  pastinya merah,  apalagi setelah itu RV mengecup  pipinya.

Tepuk tangan mereda
"sekian pengumuman saya,  terimakasih. Selamat menjalani pelatihan" kata RV lalu mengembalikan mic ke Ira,  dan menggandeng tangan istrinya keluar ruangan.

"mas,  tugas dulu ya sayang,  abis solat jumat mas balik kesini.  Kamu tunggu di lobi ya,  kita lunch bareng" pamit RV sambil mengecup lembut kening dan bibir istrinya.  Dan Di membalas dengan menarik jemari RV dan mencium punggung tangannya dengan hormat.

RV tersenyum lalu berbalik berjalan menuju lift. 
"mas kiki" panggil Di setelah beberapa langkah RV berjalan.  Kemudian Di memeluknya dari belakang,  "Di cinta sama mas".

"mas kiki juga cinta Didi cantik" balas RV yang berbalik dan membalas pelukan istrinya dan membawanya sampai ke depan pintu lift. 

Lift berdentang,  pintu terbuka,  RV dan Di melepaskan pelukan mereka.
"mas pergi ya,  jangan nakal ditinggal" katanya sambil mencubit hidung mancung Di.  seseorang keluar dari Lift,  Thariq. 

Melihatnya Di langsung pasang muka gak suka,  sementara RV menepuk bahu Thariq dan menyapanya kilat. 
"hei bang,  sorry aku harus buru-buru.  Nanti kita hang out ya" kemudian masuk dan hilang dibalik pintu lift yang menutup.

"Ada apa bang?  Mau fitnah aku lagi?"

"enggak Di.  Abang cuma mau ngomong baik-baik sama kamu. Abang mau kita baikan"

Di diam saja menatap Thariq dengan malas.  'Kamu kan yang ngerusak semuanya' ucapnya dalam hati.

"boleh abang ngintip pelatihan kalian ke dalam?"

"buat apa?"

"buat pertimbangan kerjasama lah"

Di mengangkat bahimu dengan malas.  Thariq mengartikannya sebagai terserah.  Dan dia masuk ke ruangan diikuti Di dibelakang. 

Ira lagi praktek simulasi game teamwork yang diikuti peserta dengan semangat.  Midi turut mengawasi. 

Di duduk kembali di belakang meja disudut ruangan.  Thariq berdiri disampingnya,  bersandar pada tembok dan melipat kedua tangannya.   Satu jam berlalu,  Di sibuk dengan laporan observasinya dari tadi.  Thariq juga membisu.  Di mengira Thariq masih memperhatikan kegiatan diruangan itu, dia gak tau kalau sejak Di sibuk memandangi kertas-kertas laporannya,  Thariq sibuk memandang dirinya dan enggan berkedip dengan senyim tipis menghias bibir.

Tepat saat bunyi tepukan tangan peserta yang menyelesaikan games permainan,  Thariq mengalihkan pandangannya dari Di.  Di juga menghentikan kegiatannya dan menatap ke arah Ira dan Midi. Kemudian menatap Thariq.

"cukup menarik" gumam Thariq,  kemudian kembali menatap Di.  "tapi kamu lebih menarik Di"

"Bang,  ingatlah kamu itu suami kak Ally.  Jaga hatimu untuk dia. Apa abang gak beneran cinta sama kak Ally? "

"aku cinta sama Ally,  tapi saat melihatmu lagi aku juga ingin memilikimu"

"itu salah bang"

"aku tahu"

"terus,  kenapa tetap begitu?"

"melihatmu yang begitu cantik dimataku,  membuatku marah pada Ally.  Aku tahu,  dia menyuruhmu menjauhiku kan dulu.  Seandainya Ally saat itu bertindak seperti selayaknya seorang kakak,  dia akan menyetujuimu denganku,  dan aku akan memilikimu sekarang"

"tapi Di memang tidak ada perasaan apa-apa pada mu saat itu bang.  Jangan buat ini sulit.  Kamu buang tenaga dan waktu karena memikirkan dan bertingkah begini bang.  kak Ally jatuh cinta sama abang dari dulu. Di enggak ada rasa.  Dan sekarang Di cinta nya sama mas kiki,  dan kami sudah menikah"

"aku gak rela.  Aku masih membayangkan bagaimana memelukmu,  mengecup bibirmu,  memilikimu" Thariq masih memandangnya dengan posisi yang sama.

"stop bang,  Di gak mau dengar lagi" Di berdiri dan melenggang keluar ruangan.  Diluar ruangan Thariq menarik lengan Di.

"OK,  kamu adik istriku,  tak bolehkah. Aku memelukmu sekali aja,  layaknya abang kepada adiknya?" permintaannya begitu aneh. Di memandangnya. 

"tidak boleh" jawab Di,  kemudian dia berbalik menuju lift. "aku gak kan membuat kesempatan untuk mengkhianati mas Kiki dan kak Ally"
Dan Di menghilang di balik pintu lift dan Thariq terdiam menatap kosong ke arah pintu yang tertutup itu.

MISS Versus MASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang