12 - MENGADU

270 28 11
                                    

Sesampai di bandara, Di memarkirkan sedan merah Ally dan segera turun. Sampai di depan gate pemeriksaan dia mengubek ubek handbag nya, berharap menemukan benda itu. Id card nya sebagai air crew. Dia belum lama pensiun jadi pramugari, kartu id card nya masih valid. Segera dikalungkannya dan dia mengangguk sambil tersenyum palsu pada petugas avsec disitu.
"pak, ruang GM dimana ya?" tanya Di pada petugas avsec yang berdiri di selasar terminal itu. Biasanya ruangan kantor memang tersembunyi dari mata orang umum.
Petugas yang ditanya, menatap gadis dihadapannya. Cantik tapi berantakan. Dia ragu apa kepentingan gadis ini.

"pak saya serius. Saya perlu ketemu pak arfi" lanjut Di memohon. Petugas avsec itu masih ragu. "baiklah kalau bapak tidak mau memudahkan saya. Saya akan telfon langsung biar dia jemput saya disini", lanjut Di.

Petugas itu menelan ludah, dia dilema seandainya dia salah langkah pasti dia kena marah. Kalau dia mengantar gadis ini tapi ternyata gadis ini pengganggu maka dia akan kena damprat. Kalau dia bersikeras menolak permintaan gadis ini tapi ternyata gadis ini memang orang penting, maka dia akan kena damprat juga. Sungguh double sialan!

"ibu sudah janji dengan beliau?" tanyanya, Di mengangguk. Sebelah tangannya sudah menelfon kekasihnya itu. Bunyi dering pertama langsung diangkat.

"hai sayang, sudah makan?" sapa RV.

"mas, Di di bandara, mas dimana?" jawab Di, mengabaikan pertanyaan RV. Suaranya bahkan sudah gemetar menahan tangis.

"kamu dimana?"

"masih di depan petugas avsec dekat Gate pemeriksaan, pintu keberangkatan"

"tunggu disitu, mas jemput sekarang"

"ok" jawab Di mematikan sambungan telfonnya.

Petugas avsec didepannya menelan ludah. Merasa masalah akan datang padanya.

"bu, maaf bu. Mari saya antarkan" kata petugas avsec itu.

Di menggeleng "gak perlu pak, biar pak arfi kesini langsung".

"bu maafkan saya"

"sudah pak, gak apa. Anda bertindak sesuai SOP kan" dari jauh dia melihat RV dengan langkah lebar bahkan setengah berlari menghampirinya. Dia mengenakan kemeja biru dan celana kain biru dongker, dasi warna senada menghiasi pakaiannya, persis saat videocall tadi.

Di juga mempercepat langkahnya menghampiri RV, kemudian menubruk RV dengan pelukan, RV membalas pelukannya dengan erat. Tangis Di tumpah, saat RV mengecup keningnya.

RV membiarkan Di menangis beberapa saat, bibirnya tersenyum saat beberapa orang termasuk staff nya melintasi mereka dengan pandangan penuh tanya. Setelah agak reda tangis Di, dia menggiring gadisnya berjalan sampai ke kantornya. Dia dudukkan gadisnya di sofa sambil terus merangkulnya.

"sayang kenapa? Kenapa kamu berantakan begini" RV menarik karet rambut Di, membebaskan ekor kudanya yang berantakan. Di meringis sakit, bekas jambakan tangan Sony benar-benar menyakitkan. Kepalanya berdenyut-denyut.

RV mengernyitkan matanya, menjelajah tubuh Di dan menemukan bekas cengkraman dilengan gadisnya.
"Siapa yang berani sakitin kamu Di?"
Di gak menjawab, dia justru memeluk RV makin erat dan tangisnya menjadi lagi. "sayang, mas gak bisa baca pikiran. kalau kamu gak ngomong mas gak ngerti sayang" RV mengecup mata gadis itu dan mengusap tangisnya. Tapi tangisnya masih belum reda juga. Kehabisan akal RV mengecup bibir gadisnya lembut, mencecapnya semakin dalam membuat Di menghentikan tangisnya dan mulai membalas ciuman RV. Sampai isak tangis itu benar-benar hilang RV menghentikan ciuman mereka.
"tangis kamu bikin asin"katanya meledek. Di tertawa mengusap matanya kemudian mencubit lengan RV.

"aw.. Mas lebih suka kamu galak daripada nangis kayak tadi" katanya kembali mendekap Di. "siapa yang jahatin kamu?" tanyanya sambil menatap dalam bola mata Di yang masih bersisa airmata. "kamu tadi bilang ketemu Sony. Apa dia yang sakitin kamu?" tanya RV lembut. Mengelus kepala Di sambil mengurut lembut kepala Di sampai ke tengkuknya. Di akhirnya mengangguk. Kemudian menutup matanya.
"Dia jambak Di, dan himpit Di ke dinding, tangannya meraba dan hampir menjamah sampai ke bagian ini" Di menunjuk tengah pangkal pahanya. Mendengarkannya tubuh RV bergetar, menahan marah.
"Dia mengatakan Di perempuan sombong, jual mahal, setelah sebelumnya mengatakan bisa memuaskan Di"

"sony sudah keterlaluan. Mas akan bikin perhitungan dengannya"

"gak perlu mas, Tadi Di sudah hajar dia, dia gak bakalan bisa pakai barang pusakanya beberapa hari kedepan" Di menggigit bibirnya. Melipat tangan didada. Membentung benteng pertahanan diri.

"waw, pasti sakit banget, Di apain dia?"

"tendang selangkangannya pakai dengkul sekuat-kuatnya, Di juga tampar dia sampai bibirnya berdarah, itu mungkin yang bikin dia marah"

"ckckckck" decak RV mengagumi gadis tangguhnya. "perempuan hebat mas"

"mau main-main dia sama Miss Di" kata Di lagi, lalu keduanya tertawa. Di memiringkan tubuhnya bersandar di bahu RV.

"pengen sandaran di dada mas, dengerin degub jantung mas. Tapi susah" kata Di menepuk lembut dada kiri RV, membuat RV tertawa kecil. Kemudian mengangkat Di duduk dipangkuannya. Membuat Di semakin tinggi, dan kepala RV dengan leluasa singgah di dada Di. RV menggosok hidungnya di leher Di kemudian di dada di, merasakan dua gundukan kenyal, sambil tersenyum nakal. Membuat Di meliuk geli.

"mas mesum kan" Di berteriak kecil menjauhkan tubuhnya dari RV. Dan mencubit perut lelaki itu. "mau rasain juga ya dihajar itu pusakanya?" ancam Di.

"kamu boleh hajar pakai dua cara. Pakai ini atau pakai ini" RV menunjuk bibir Di dan pangkal paha Di. Yang ditunjuk wajahnya langsung merona, menggigit bibirnya dan membuang pandangannya menjauh dari RV.

"nyesal punya pacar begini" rutuk Di, pura-pura merajuk.

RV menarik tubuh Di membawanya sampai berbaring diatas tubuhnya. Memastikan kepala Di tepat di dada kirinya. Mengecup puncak kepala gadis itu, mengelus rambutnya sampai ke punggungnya.

"Di suka begini" dia menggeliatkan tubuhnya membetulkan posisi. Membangunkan pusaka RV karena gerakan yang menurut RV sangat sexy itu.

"mas yang gak suka begini Sayang" katanya. Di mendongak menatap RV. "kamu bikin kiki kecil bangun, dan kamu belum bisa tanggung jawab"

"ih. Mas beneran deh ngerusak suasana" Di langsung bangun dari tubuh RV, kemudian menunduk, tak sengaja melihat selangkangan RV yang menonjol, dengan wajah sangat merah padam dia membuang mukanya.

RV Tertawa melihat tingkah gadisnya. Mengelus kembali kepala gadis itu. Kemudian melihat jam ditangannya.
"kamu tunggu mas disini ya. Mas kerja lagi. Nanti kita pulang bareng"

"Di bawa mobil Ally"

"nanti yono yang bawa. Biar kita berdua aja"

"is, mas pasti ngajakin mesum lagi deh."

"tapi kamu mau kan mas mesumin?" kata RV sambil tertawa kecil dan mengecup singkat pipi Di. Kemudian keluar dari ruangannya, meninggalkan Di yang langsung rebahan di sofa mengistirahatkan tubuhnya.

MISS Versus MASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang