Seminggu berlalu setelah pernikahan Ally, dia diboyong Thariq untuk tinggal di rumah thariq.
Di memarkirkan sedan merah Ally dihalaman parkir sebuah gedung berlantai tiga. Dia menatap sekali lagi pamflet tulisan sekolah diatas gedung itu. Irna Aviation Training. Benar kok gak salah. Pemiliknya Miss Irna, teman dari seniornya di maskapai dulu. Miss Irna ini mantan pramugari yang pensiun dan buka sekolah penerbangan. Disini siswa tamatan SMA dan SMK dididik lagi supaya siap pakai jadi airlinestaff, ground staff handling, cargo, aviation security, dan pramugari. Dan Di ditawari mengajar disini, dia akan mengajar Grooming dan psikotes.
Di melirik jamnya masih jam 7.30. Kelasnya dimulai pukul 8.00. Di mengecek tampilannya di spion. Masih perfect. Hari ini dia akan mengajarkan grooming dan social etiquette. Suatu pelajaran yang sebenernya dia benci untuk mengajarkannya. Di akan lebih senang kalau disuruh membahas flight safety atau psikotes sesuai jurusannya kuliah dulu di psikologi. Alasannya benci mengajar groming and social etiquette gak lain karena dia harus jaim. Stay calm dan beretika, body juga harus tegak sempurna. Kadang Di lelah kalau harus begitu terus.
Okey, karena kemarin Di berjanji akan ngobrol langsung dengan Miss Irna sambil sarapan di kantornya, Di segera melangkah keluar dari mobilnya. Melewati Front desk yang disambut senyum staff FO."selamat pagi"sapa Di
"selamat pagi miss. Miss Adia ya?" tanya Lola, FO kesayangan Miss Irna.
"iya." Di masih tersenyum. "Miss Irna sudah datang?"
"sudah Miss, langsung aja ke ruangannya dibalik pintu ini, sudah ditunggu. Miss Adia mau minum apa?"
"teh tawar aja ya, yang panas. Terimakasih sebelumnya ya, permisi" Di melanjutkan langkahnya ke ruangan Miss Irna.
"selamat pagi" sapa Di sambil membuka pintu ruangan itu. Miss Irna meletakkan handphone nya kemudian berdiri menyambut, mereka bersalaman dan sun pipi kemudian Miss Irna mempersilahkan Di duduk.
Mereka duduk di sofa, didepannya ada sepiring roti dan secangkir teh milik miss Irna. Tak lama Bu Inem penjaga gedung datang mengantarkan teh buat Di. Setelah mengucapkan silahkan dan dijawab terimakasih, bu inem keluar dan kedua wanita cantik itu bercerita.
"jadi beneran kamu gak terbang lagi Di? " tanya Irna.
" gitu deh mbak, ayah sama bunda tu ngotot. Belum puas juga padahalkan. Belum keliling dunia, masih keliling adia sama beberapa negara eropa aja. Tapi gimana coba, disuruh nikah segera. Mana dibilang kalau kerjaan air crew itu resikonya tinggi dan mengerikan. Punah sudah harapan mbak" jawab Di sambil tersenyum. irna juga tersenyum.
"yah kita perempuan sih ya. Sehebat dan sebebas apapun tetap harus balik lagi ke rumah, ke keluarga, anak dan suami, sudah kodrat"
"gak adil rasanya ya mbak. Kak Ally tetap dikasih kerja sama suaminya, enak lagi kerjanya barengan terus karena satu profesi."
"ya kalau kita masih jadi aircrew kan susah kalau kerja bareng, biasanya perusahaan juga selalu misahin kan. Itu ingat gak, aturan kalau ada kecelakaan keluarga gak kelhilangan dua orang sekaligus"
"iya mbak, tapi Di juga gak minat kok sama aircrew, mau mugara mau pilot kok rasanya gak tertarik ya"
"kok bisa Di? Gak pernah cinlok gitu? Kan kece-kece tuh"
"ah mbak kayak gak tau aja. Air crew itu kalau laki-laki yang baik pasti sudah laku, yang sisa tuh yang penjahat kelamin atau yang gak demen sama perempuan "
Keduanya tergelak. Di mengambil minumannya menyesapnya pelan. Melirik jam sudah 7.50, sepuluh menit lagi kelasnya dimulai.
"kamu di lantai dua ya Di, di lantai tiga nanti kelasnya pak Arfi. Biasanya sih bapak itu sudah datang jam segini. Dia AM gapura sini"
Di hanya menjawab dengan manggut-manggut.
"masih muda loh orangnya, ganteng lagi, masih single juga. Nanti saya kenalin deh, siapa tau jodoh kamu sama dia" Irna tertawa. Di hanya tersenyum lebar sambil menyesap teh nya. Dia mengambil sebuah roti dan menggigitnya.
Tak lama, terdengar Lola menyapa orang datang, lalau terdengar suara laki-laki kemudian pintu ruangan diketok dan terdengar sapaan
"good morning gorgeous" sapa suara itu sambil menyalami Irna.
"good morning handsome " balas Irna dan keduanya terkekeh pelan. Di yang sedang mengunyah rotinya tiba-tiba tercekik melihat lelaki itu. Panik dia menepuk nepuk dadanya. Lelaki itu langsung mendekat dan menepuk punggungnya. Karena tak berhasil dia memeluk Di dari belakang, melingkarkan tangannya di bawah dada di dan melakukan heimlich maneuver, akhirnya bongkahan roti ini keluar dari mulut Di. Di terbatuk sampai matanya berair.
"rindu banget ya kamu sama aku sampe pake acara kesedak gitu? " tanya lelaki itu yang tak lain adalah RV, iya arfi. Dan dia tertawa tawa sambil menyodorkan air mineral kemasan botol dari tas kecilnya. Di minum sambil ditepuk tepuk punggungnya oleh RV.
Irna melipat tangan setelah td shock dan panik tapi gak berbuat apa-apa."kalian sudah kenal? " tanya Irna
"iya Miss Irna, gadis cantik ini calon istri saya. Adia Illyria Mochtar" jawab RV lantam
Di menggelengkan kepala kemudian menunjuk wajah RV, "jangan asal bicara kamu ya" bantah nya.
"kenapa sih kamu malu begitu Didi sayang?"
"stop jangan drama ya. Ini kantor bukan tempat buat drama konyol kamu" Di marah sekali, wajahnya masih merah.
"kalau cuma kita bertiga disini gak perlu jaim sayang" kata RV, Irna sudah terkikik geli melihat keduanya.
"maaf mbak Irna, saya duluan ke kelas. Lantai dua kan ya? "
" iya Di, pak arfi nanti di lantai tiga"
"tetep kan aku diatas kamu sayang" goda RV lagi, "buat hari ini aku rela manjat satu lantai buat diatas kamu" lanjutnya lagi, Irna sudah terkekeh keras dan duduk di kursi direkturnya. Di melangkah keluar ruangan dengan dagu terangkat menaiki tangga menuju kelas.
"kenal dimana sama Adia pak?" tanya Irna saat gelaknya sudah hilang.
"di pesta kakaknya minggu kemarin" kenang RV, "cantik banget ya dia itu. Tapi galak! Lucu juga iya" lanjutnya sambil senyum senyum.
"Dia lugu pak, kerjaannya aja pramugari, pacaran belum pernah, kayaknya first kiss nya juga belum ada yang perawanin"
"loooh... Serius Miss Irna? " tanya RV, Irna mengangguk.
"gerak cepat aja pak. Keluarganya juga nyuruh dia cepat nikah itu. Tapi dia pengen terbang lagi katanya. Nyari suami yang ngizinin dia terbang lagi" Irna memberikan RV petunjuk, RV manggut manggut, tersenyum.
"saya ke kelas ya Miss. Nanti saya tanya dia lagi, eh ya, tolong kirimin saya nomor kontaknya ya. Terimakasih" RV segera berlari menaiki tangga, laki-laki 28tahun itu sengaja mampir dikelas Di, mengetuk dan melonggokkan kepalanya.
"hai class, good morning" sapanya pada siswa. Dibalas dengan riuh oleh siswa, siswi cewek jangan ditanya, mereka udah pada berbinar-binar.
"good morning Mr. Arfi" sapa mereka.
"pak, kelasnya dilantai atas" sapa ketua kelas.
"iya saya tau, saya mau ngecek Mrs. ARFI SOON TO BE." dia menatap ke Di yang sudah melipat tangannya dengan muka jutek abis dan tatapan 'Mati aja lo'.
Beberapa siswi mendesah, patah hati kami pak, jerit mereka.
"jagain calon istri saya ya, jangan bandel-bandel kalian belajar yang bener" lanjutnya. "ok see you all" RV melambai tangannya dan segera mengecup pipi Di, dan lari dari ruangan tersebut, disusul sorakan siswa, Dan Di yang siap mengamuk, tapi berusaha jaim didepan kelas.
"so sweet pak arfi" jerit para siswi.
Dan Di mengepalkan tangannya, kemudian harus berpikir keras bagaimana caranya agar bisa melewati tiap perkuliahan disini tanpa drama begini lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS Versus MAS
RomanceAdia gadis 27 tahun yang terpaksa harus pensiun dini jadi pramugari karena permintaan orang tua nya yang takut anak gadis nya jadi perawan tua, padahal kakak nya sendiri Allisa (29 tahun) yang seorang nutritionist juga belum menunjukkan tanda mau...