15 - Morning After

367 23 4
                                    

Di terbangun sebelum pukul 5, circadian rhythm nya sudah ter-set demikian.  Dia memandangi wajah tampan lelaki yang memeluknya erat. Entah kenapa dia jadi mencandui pelukan hangat dan aroma lelaki ini.  Mereka perlu mandi lagi sebelum menjalankan aktivitas hari ini.  Dia menatap tubuh polosnya dibalik selimut.  Ah,  rasanya perih setiap dia menggerakkan kakinya.  Tubuhnya juga penuh bekas merah,  love bites kata RV semalam.  Di menyentuh dan melihat beberapa love bite dileher dan dada RV,  hasil belajarnya semalam.  Di terkekeh pelan tanpa suara, kemudian meringis lagi saat mencoba meluruskan kakinya. 

Pegal rasanya seluruh tubuhnya,  hentakan RV cukup membuat Di gila semalam.  Di berfikir suaminya itu lebih pegal dan lelah lagi dibanding dirinya.  Di melepaskan dirinya,  turun dari ranjang dan menuju kamar mandi dengan sangat perlahan. 

Menghidupkan shower dan menggosok tubuhnya.  Bibirnya tersenyum lebar,  ya dia bahagia. Setiap inci tubuhnya dibersihkan untuk menjaga setiap kenangan semalam.  What a night!  A night to remember whole life long... 

Selesai mandi,  Di dengan berbalut handuk mendekati suaminya. Ya biar bagaimanapun Dia harus bangun,  mandi,  solat karena sebentar lagi azan subuh akan terdengar.

"mas... Mas...  Bangun mas" bisiknya ditelinga RV,  tangannya mengusap lembut kepala lelaki itu. 

"hmm..." RV merengkuhnya lagi dan memeluk istrinya dengan punggung Di menemp ditubuhnya. Menghirup aroma tubuh dileher Di.  "kenapa kamu mandi gak ajak mas?"

"mas tidurnya pules banget,  Di gak tega banguninnya tadi."

"sekarang tega?"

"bentar lagi subuh.  Mas harus bangun,  ayah pasti ngajak ke mesjid"

"mas masih capek"

"ih,  gak boleh gitu"

"kamu tuh gara-garanya,  nakal semalam,  ngerjain mas sampai empat kali show"

"ih mas. Kok Di yang disalahin.  Mas kan yang ajak terus terusan.  Harusnya Di yang bilang mas nakal.  Mas bikin Di sakit.  Perih banget ya.  Jalan aja susah" rajuk Di.  RV malah tergelak. 

"maafin mas ya" RV mengecup punggung Di beberapa kali,  "tapi kan kamu juga bilang sakitnya worthed sama enaknya"  tawanya lagi. Di gemes dan menyikut RV. 

"udah ah,  lepasin! Di mau pake baju dulu" Di meronta minta Rv melepaskan pelukannya. 

RV melepaskan Di,  duduk,  mengusap wajahnya,  kemudian melenggang ke kamar mandi tanpa peduli tubuhnya yang tanpa sehelai benangpun.  Membuat Di kembali salah tingkah melihatnya.  Selesai berpakaian Di mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.  RV keluar dari kamar mandi dan membongkar kopernya,  mengambil kaos oblong mengenakan dalaman dan celana panjang nya semalam.

Kemudian menghampiri Di,  RV tersenyum menunjuk rambutnya,  meminta Di mengeringkannya juga.

"manja!" ledek Di menjulurkan lidahnya. Disusul RV mengecup kilat bibir istrinya. Membuat Di terdiam.  Kemudian dengan lembut menyisir rambut RV dengan jarinya sambil mengarahkan hair dryer ke kepalanya.

Tak lama pintu kamar mereka diketuk.
"Adia,  rocky,  bangun! " suara mama.

"mas,  mama nginap disini?" tanya Di kaget.  RV mengendikkan bahu,  segera lari ke pintu dan membukanya.
"mama nginap disini?" tanya RV langsung.

"iya,  mama tidur disebelah,  dikamar Ally"

Mampus.  Rutuk Di dalam hati.  Apa mama dengerin kegiatan mereka semalam? Malu banget kan. Segera Di memakai mukenanya.

"kalian semalam kok gak ribut sih?  Apa langsung tidur ya? Di udah bangun?"

"udah bangun ma" jawab RV,  mama nyelonong masuk ke kamar. 

Omaigat,  pakaian yang berserakan semalam karena dilempar RV  sembarangan belum diberesin. Seprai dan selimut juga masih acak-acakan.  Di meremas ujung mukenanya karena nervous. Mama tersenyum melihatnya.  Kemudian dengan gerakan mendadak mama menyibak selimut dan menatap seprai putih diranjang.

Oh shit!  Sekarang RV ikutan tahan nafas,  ketiga pasang mata itu menatap ke seprai,  mama mengibas sisa kelopak mawar hingga jatuh kebawah.  Kemudian mama tersenyum melihat seprai yang ternyata bertabur sedikit bercak darah yang mulai mengering, tadinya tak terlihat karena tertutup kelopak mawar.

Di menatap horor ke RV,  'what the hell is that?'  Ucap bibirnya tanpa suara.  RV hanya menggaruk kepalanya yang sebenernya gak gatal sambil cengar cengir.

Mama menghampiri Di,  memeluk dan mengecup pipi menantunya itu. 
"kamu beneran anak baik,  pinter jaga diri dan senangin suami.  Mama bangga sama kamu" kata mama memujinya.

"maksud mama apa? " tanya Di bingung.

"kalian gak berisik,  itu tanpanya kamu beneran polos, dan itu bukti kalau anak mama yang perawanin istrinya tadi malam"  kata mama, menunjuk seprai dan mengusap kepala Di. Kemudian keluar kamar sambil sebelumnya menepuk bahu RV "good job,  ki.  Cepet bikinin mama cucu ya" kemudian memeluk RV sebentar dan melenggang meninggalkan kamar, dimana Di dengan wajah merah tiba-tiba merasa pusing dan mendudukkan pantatnya diujung ranjang.

RV segera lari keluar kamar,  dan segera kembali dengan segelas air hangat.  RV menyodorkan gelas itu menyuruh Di minum. 

"malu banget mas" kata Di tertunduk.

"harusnya kamu bangga!"

"kenapa kita gak ke hotel aja semalam?"

"tempat terbaik melepas malam pertama ya dikamar si gadis.  Siapa coba yang pernah berbuat dikamar ini selain kita?  Gak ada kan?  Jadi kenangannya cuma kita satu-satunya.  Kalau di hitel bayangin ya,  berapa banyak pasangan yang keluar masuk disana?"

"kan bisa ke apartemen mas?"

"disana udah gak banget.  Sony udah gentangan nyebar racun disetiap sudut apartemen mas. Diakan rajin bawa pasangan ONS nya kesana"

"kamu itu spesial, Didi kesayangannya mas.  Jadi layak ditempat yang spesial"

"bilang aja mas gak modal"

"enak aja! Nanti malam kedua dan seterusnya baru terserah dimana aja. Buat para ibu dan mertua,  hal begini jadi kebanggaan mereka.  Biarlah mereka ikut bahagia."

Kemudian azan subuh terdengar.
"mas minta kain sarung" Di membuka lemari dan mengambil sarung dan memberikannya ke RV.  "ayok. Kita ke mesjid.  Pulangnya bisa asmara subuh sekalian" RV mengulurkan tangannya.  Di tersenyum dan menggenggam tangan suaminya.

Ah andai selamanya setiap masalah dengan mudah dihadapi bersama seperti ini.  Hidup mereka pasti akan bahagia selama-lamanya.

Sampai dibawah,  ayah,  bunda dan mama sudah mau berangkat juga ke mesjid. Mereka mengunci pintu rumah dan berjalan beriring-iringan. Mesjidnya hanya 100meter dari rumah Di. 

Pulang dari mesjid ayah,  bunda dan mama memutuskan mau jalan pagi sekalian cari sarapan.  RV dan Di balik berdua ke rumah.  RV langsung tidur lagi,  dan Di sibuk menyiapkan bahan trainingnya untuk hari ini.

----

MISS Versus MASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang