Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rabu malam menjadi malam dimana Arkano Jinyoung rutin datang ke sirkuit 99. Dengan senjata andalannya Kawasaki Ninja ZX-14R, sayangnya malam ini pemuda itu memutuskan tidak ikut dalam balapan.
Pemuda itu hanya menonton pertarungan Chandra Ikbar Kusuma Negara atau kita kenal dengan nama Chani sang jagoan jalanan anak Calvin Klein 'sq dan Adibrata Jeno Lesmana yang jarang-jarang turun tangan dalam balapan liar seperti ini kini mau ikut terjun ke jalanan.
Alasannya hanya satu.
Sedatangnya pemuda itu ke tempat ini hingga jam 1 dini hari pun Jinyoung belum menemukan keberadaan gadis kesayangannya, Eunbin Jilliani Dharma Putri.
Dari sorot matanya terlihat ada kehawatiran yang terpancar ketika pemuda itu melirik ke tempat-tempat dimana gadisnya biasa singgah.
Mungkin akan ada sedikit kelegaan dalam hati Jinyoung jika kekasihnya itu memang benar tidak datang ke tempat ini.
Namun itu hanya harapan Jinyoung. Nyatanya Eunbin ada disana, hadir bersama gerombolannya.
Gadis itu kali ini menggunakan pakaian yang tertutup. Dengan angkle boots warna hitam, riped black jeans, dan hoodie kebesaran warna hitam yang Jinyoung kenali karena itu miliknya, Eunbin juga menggunakan masker untuk menutupi wajahnya.
Tunggu dulu, sebuah masker? Untuk apa? Pantas saja Jinyoung sedari tadi tidak berhasil menemukan kekasihnya itu.
"Bin, ayo pulang."
Ini yang membuat Eunbin kesal kepada seorang Arkano Jinyoung. Selalu seperti ini, di tempat ini, di jam-jam ini yang menunjukkan hampir jam 2 dini hari. Pemuda itu selalu saja tiba-tiba menghampirinya dan mengajaknya untuk pulang.
Namun, yang lebih membuatnya kesal dan sebal adalah mengapa dirinya selalu saja mau untuk menurut kepada pemuda di hadapannya ini.
Eunbin kira Jinyoung tidak pernah memperhatikannya. Selama berada di sirkuit ini, pemuda itu seperti membiarkan apa saja yang dilakukannya. Tapi, sepertinya tidak.
"Kamu lagi sakit ya?"
Saat ini mereka sedang menuju ke tongkrongan Calvin Klein 'sq, tempat dimana Jinyoung memarkir motornya. Berjalan berdampingan dengan tangan yang saling bertautan, sesekali jemari Jinyoung mengelus lembut genggaman tangan Eunbin.
Gadis itu diam sejenak, matanya melirik kearah Jinyoung untuk memastikan bahwa kekasihnya ini mungkin tidak akan marah jika Ia bercerita.
"Eum... kamu jangan marah ya." Ucap Eunbin sedikit memelankan suaranya.