07- Fall

553 32 0
                                    

Sejauh jauhnya kamu berlari, sekuat kuatnya kamu mengelak. Sepandai pandainya kamu memungkiri. Jika cinta itu sudah datang kamu tidak akan bisa menghindarinya.

****

Rea mengecek wajahnya sebelum keluar dari mobil. Merasa penampilannya sudah rapi dan tampil cantik. Ia memutuskan untuk keluar dari mobil.

Hari ini ia memutuskan untuk menggunakan mobil kesekolah. Ia tak mau lagi terlambat kesekolah. Bukan karena takut dihukum guru, tapi takut dimarahi mamanya karena terlambat datang kesekolah.

Kemarin Gerry mengadu perihal Rea yang terlambat datang kesekolah ke mamanya. Mama langsung menceramahinya panjang lebar. Dan mengancam akan menjual mobil kesayangannya. Tentu saja ia tidak mau sampai hal itu terjadi.

Dengan dagu yang sedikit didongakkan, mata yang menatap lurus kedepan. Membuat beberapa orang yang menyadari kedatangannya langsung menatap kagum kearahnya. Rea hanya bersikap santai seperti biasa, karena ia sudah biasa dengan semua tatapan itu. Tatapan kagum bercampur dengan tatapan iri segelintir orang.

"Pagi Reasya," tanpa melihat dan menoleh Rea sudah tau siapa dia. Haris, Cowok yang selalu nongkrok didepan parkiran gangguin cewek-cewek cantik yang baru datang. Udah kayak tukang parkir.

"Pagi Haris." Rea tersenyum tipis. Beberapa cowok terlihat berdecak kagum. Rea yang sudah sampai didepan kelasnya, berhenti sejenak "gue masuk duluan ya," pamitnya lalu melangkah masuk kelas.

Munafik? Tidak! ia hanya Pencitraan dan pura pura polos agar reputasinya tidak bertambah buruk.

Tidak semua orang berkesempatan menjadi cantik, pintar, bertalenta dan di-idolakan banyak orang. Maka dari itu ia akan mempertahankan semua itu, bagaimana dan apapun caranya.

"REASYA AKHIRNYA LO DATANG JUGA," teriak Melly saat Rea baru saja berdiri didepan tempat duduknya.

Rea mengabaikan teriakan dari Melly lalu meletakkan tasnya diatas meja dan duduk dikursinya dengan tenang. Ia sudah menduga, pasti Melly sedang ada maunya. Makanya ia berteriak saat Rea baru sampai dimejanya.

"Lo udah ngerjain PR nggak Re?" tuhkan betul dugaannya, pasti Melly ada maunya. Ternyata si gendut ini belum mengerjakan PR toh.

Rea hanya menatap Melly sekilas lalu mendengus pelan mengeluarkan buku PR Biologinya dan melemparkannnya kedepan wajah Melly.

Melly langsung menangkapnya dan nyengir lebar. Cepat cepat duduk ditempatnya dan menyalin PR Rea.

Rea hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Melly, "Katanya anak kelas unggul, masa bikin PR di sekolah," ejeknya.

Melly mendelik tajam menatap Rea. Sungguh temannya yang satu ini tidak tahu diri, bukannya kemaren dia yang pontang panting menyalin PR tapi gagal dikumpul. Ini sebuah pernyataan yang tidak tepat.

"Kayak lo kemaren nggak nyalin PR aja Re, kan lo yang ngajarin." sergah Melly.

Rea hanya mengangkat sebelah alisnya lalu menjentik pelan jidat Melly, "kemaren gue kepepet makanya nyalin PR Ayla. Seunggul unggulnya seseorang pasti ada sisi bad-nya."

Pasti semua orang pernah melakukan apa yang Rea lakukan kemaren. Menyalin PR teman. Tidak ada manusia yang sempurna diatas bumi ini, pasti ada sisi kelemahannya. Tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan, pasti semuanya punya kesalahan, sengaja ataupun tidak sengaja. Tinggal manusianya sendiri yang mau bersikap bagaimana, mengubah kesalahan itu atau akan terjebak dikesalahan yang sama.

"Nah itu lo ngerti. Jadi pernyataan lo yang barusan udah bisa lo jelaskan sendiri," ucap Melly lalu kembali memfokuskan dirinya menyalin PR Rea.

"Yang lainnya kemana?" tanya Rea setelah melirik kearah meja didepan dan sampingnya yang tak berpenghuni seperti rumah kosong yang telah ditinggalkan pemiliknya selama bertahun tahun.

Playgirl Vs Bad Boy (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang