15- A Little to Mouch

405 26 3
                                    

Aku selalu suka saat melihat senyummu. Apalagi jika senyummu bisa terukir karenaku.

****

Suara deru motor itu mengalihkan semua pandangan mata untuk  melihat kearahnya. Motor ninja biru itu sudah terparkir rapi bersama deretan motor lainnya. Sang pemilik motor sepertinya tidak berniat sedikitpun untuk turun dari motornya. Terbukti dari cowok berjaket hitam itu yang masih setia duduk di atas jok motornya.

Alam mengacak-acak rambutnya membuat beberapa gadis yang sedari tadi mencuri pandang kepadanya memekik tertahan. Mata cowok itu melirik kearah gerbang sekolah lalu kembali menatap lurus ke depan. Tumben tumbenan sekali cowok itu tidak terlambat datang ke sekolah.

Saat ini ia benar-benar menjadi pusat perhatian. Jarang sekali Alam datang ke sekolah sebelum bel masuk berbunyi. Biasanya cowok itu paling cepat sampai disekolah saat bel jam pertama sudah berbunyi atau saat detik-detik gerbang sekolah yang akan ditutup. Ini benar-benar kejadian langka yang kelangkaannya mengalahkan badak bercula satu.

Suara deru motor lain terdengar dari arah gerbang. Semakin mendekat kearah lapangan parkir lalu ikut memarkirkan motornya disebelah motor Alam.

"Kesambet apaan Lo pagi-pagi gini udah nongol diparkiran?" Alam mendengus pelan mendengar perkataan cowok yang saat ini sedang memperbaiki jambulnya sambil ngaca.

"Telat salah, datang cepet juga salah. Ribet banget sih Lo kek cewek." Katanya ketus.

"Selow bro," Gerry terkekeh kecil.

Alam tidak menanggapi, "Sendiri aja Lo?" Tanyanya tanpa melihat kearah Gerry. Matanya masih sibuk melirik ke arah gerbang.

"Ya iyalah, mau sama siapa lagi gue? Pacar nggak punya gebetan nggak peka."

"Ngapain bawa helm dua?" Tanya Alam saat melihat ada dua helm yang tergantung di motor Gerry.

"Siapa tahu gebetan gue pengen nebeng sama gue," katanya pede.

"Ngarep lo,"

Gerry mendengus pelan berjalan duluan melangkahkan kakinya meninggalkan lapangan parkir.

"Buruan kelas, gue mau war sama Diki." Alam tidak menyahut. Ikut melangkahkan kakinya yang panjang meninggalkan lapangan parkir.

*****


"Pagi neng Rea." Baru saja Rea melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah sudah disambut dengan sapaan Pak Mus yang tersenyum hangat kepadanya.

"Pagi juga Pak Mus," jawabnya menyalami tangan Pak Mus dengan sopan lalu membalas senyum hangat pria paruh baya itu dengan senyuman lebar. Sama seperti pagi-pagi sebelumnya, Rea akan melewati paginya dengan ceria.

"Tumben nggak telat lagi neng?" Tanya Pak Mus terkekeh kecil. Mengingat gadis riang didepannya ini sering sekali terlambat.

Rea nyengir kuda, "Hari ini tobat dulu Pak." Candanya yang membuat Pak Mus tertawa. Setelahpamit untuk masuk ke kelas pada Pak Mus, Rea kembali melanjutkan langkahnya menuju gedung sekolah.

Langkah kakinya saat menyusuri koridor lantai satu terlihat ringan. Dengan senyuman yang terukir diwajah manisnya membuat orang-orang yang berpapasan dengannya juga ikut tertular senyumannya.

Playgirl Vs Bad Boy (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang