21- All We Know

325 21 1
                                    

Jika semua orang tau cinta itu tumbuh tanpa alasan. Mengapa kamu selalu bertanya apa alasan untuk mencintai?

***

Rea berjalan melewati koridor dengan tergesa-gesa. Ditangannya sudah ada kotak makan berwarna biru yang isinya mie goreng. Alam tadi sudah mengirim pesan kepadanya kalau dia sudah menunggu Rea di taman samping sekolah.

Sesekali Rea menabrak orang yang berjalan berpapasan dengannya. Tidak meminta maaf karena cewek itu memang ingin cepat-cepat sampai di sana agar Alam tak mengomel karena ia terlambat.

Pasalnya saat Rea ingin segera pergi menemui Alam teman-temannya malah menahannya, melarang Rea menemui Alam sebelum ia mau cerita kenapa mereka berdua bisa berangkat kesekolah bersama.

"Sorry, lama." Rea langsung duduk di bangku sebelah Alam.

"Kenapa lama?" tanya Alam datar.

Rea menoleh, "Tadi gue ke toilet dulu bentar." bohongnya. Tak mungkin kalau Rea bilang kalau tadi ia tidak boleh menemui Alam oleh teman-temannya. Nanti malah panjang lagi ceritanya.

"Mana?"

Rea memberikan kotak makan itu kepada Alam tidak lupa juga dengan sendoknya. Cowok itu membuka kotak makan itu lalu menatapnya lama.

"Kenapa cuman diliatin? Pengen bikin mienya terpesona sama lo?" Alam memutar bola matanya pelan mendengar ucapan Rea.

"Nggak lo kasih racun kan?" tanya Alam datar namum mampu membuat Rea mendelik kesal.

"Enak aja kalau ngomong. Lo pikir gue tega ngeracunin lo? Lagian racun belinya pake duit dari pada beli racun buat lo mending beli es krim." gerutunya lalu mengambil kembali kotak makan itu dari tangan Alam. Alam hanya menaikkan sebelah alisnya saat kotak makan itu direbut paksa darinya.

"Kalau masih nggak percaya, nih gue yang makan duluan." Rea menyendokkan mie itu kedalam mulutnya. Matanya menatap sebal wajah Alam saat mengunyah mie gorengnya.

"Tuh, gue nggak papa makannya. Nggak mati." katanya ketus lalu kembali menyodorkan kembali kotak makan itu.

Alam menyunggingkan sedikit senyumnya saat melihat reaksi Rea. Padahal ia hanya bercanda dengan ucapannya tapi Rea malah menanggapi nya dengan serius.

"Gitu aja ngambek." katanya lalu mulai memakan mie goreng buatan Rea.

Rea memperhatikan ekspresi Alam yang sangat tenang saat makan. Satu suap hingga dua suap cowok itu terlihat tenang dan menikmati bekalnya. Rea menghembuskan nafasnya lega saat ia kira Alam akan mengejek masakannya. Ternyata masakannya pas dilidah Alam.

Alam menutup kembali bekalnya dan memberikannya kepada Rea. "Makasih."

Rea tersenyum kecil menganggukkan kepalanya. "Mie gorengnya enakkan?" tanyanya. Semoga Alam jawab iya!

Alam mengangguk santai. Sedangkan Rea sudah mengembangkan senyumnya selebar mungkin. Rasanya ia ingin berjingkrak kegirangan saat melihat anggukkan kepala Alam. Aduh, kenapa tiba-tiba jadi seneng gini ya?

Rea berdehem pelan lalu melirik kearah Alam yang sekarang sedang mengerutkan keningnya saat menatap ponsel. "Yaudah, gue kekelas duluan ya."

Rea berdiri dari duduknya namun saat ia ingin melangkah tangannya dicekal oleh Alam membuat ia langsung menoleh. Menatap wajah Alam bergantian menatap genggaman tangan Alam di lengannya. Jantungnya tiba-tiba saja berdetak melebihi ritme.

"Besok bikinin gue nasi goreng." Alam melepaskan cekalan tangannya dari Rea.

Rea melotot tak percaya. "Serius?"

Playgirl Vs Bad Boy (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang