09- Spectre

434 37 0
                                    

Hanya karena menatap wajahmu aku langsung bisa redakan ambisiku.

****

Awan hitam mendominasi langit. Mendung, pasti sebentar lagi turun hujan. Alam terlihat termenung, ia menatap kearah air yang perlahan turun dari langit.

Akhirnya hujan.

Petrichor.
Kenapa orang orang menyukai hujan?

Hujan bagi Alam itu menyebalkan. Membuatnya basah, berisik. Ribet, ia tidak menyukainya.

Hujan itu kayak cewek kemaren yang Alam temui, menyebalkan, berisik.

Eh? Kok dia?

Entah mengapa pikiran Alam melayang,  gadis beriris biru itu selalu menghantui pikirannya. Membuatnya tidak fokus. Walau sebenarnya ia memamang tidak fokus pada pelajaran IPS yang hanya membahas tentang masa lalu.

Menghela napas, Alam mengalihkan pandangannya kearah Dika yang sedang mencatat materi kamarin.

Ia kembali mengalihkan pandangannya menatap hujan yang turun semakin deras.

"Maaf ya, gue nggak sengaja ngedorong lo, tadi itu reflek"

"Nggak papa, gue ngerti"

"Nggak ada yang luka lagi kan?"

"nggak, cuman ini aja"

Alam kembali teringat dengan kejadian 2 hari yang lalu. Gadis itu sangat lucu, menggemaskan. Alam tersenyum membayangkan ekspresi memelas gadis itu. Sampai-sampai ia tak menyadari kalau sedari tadi Dika memperhatikannya.

Dika menatap bingung ke arah Alam, Kenapa ni anak senyum-senyum sendiri?

"Mikirin apa lo senyum senyum sendiri?" ucap Dika curiga.

Alam tersadar dari lamunannya, "Apa?" katanya.

"Ngapain lo senyum senyum sendiri?"

Alam gelagapan sendiri, tidak tau mau menanggapi seperti apa. Nggak mungkin gue bilang, 'gue senyum senyum sendiri gara gara kepikiran sepupunya Gerry,' bisa hancur harga diri gue.

"Woi, yaelah malah bengong,"

"Ck, kepo banget sih lo, gue gak senyum sendiri," ketus Alam.

"Terus lo senyum sama siapa? Sama buk Yat? atau sama si Iyem?"

Alam memutar bola mata malas, "Sama sukijan," jawabnya asal.

Braaakkk

Alam dan Dika terlonjak kaget mendengar gebrakan dimeja mereka.

Alam menatap horor Bu Yat yang sedang berkacak pinggang, "Sekarang kamu jelaskan apa yang saya terangkan tadi di depan," ucap Bu Yat garang.

"Nggak mau bu," tolak Alam. Bu Yat melotot kearahnya "kenapa nggak mau?"

"Nggak baik bahas-bahas masa lalu bu," ucap Alam santai. 

"Iya bu, masa lalu itu gak boleh dibahas bahas terus, pantesan anak anak sekarang kebanyakan galon, gagal move on." tambah Dika dengan raut wajah dramatis.

Seisi kelas langsung terbahak. Apalagi tiga cowok yang ada di samping kiri mereka, Gerry, Gio dan Diki. Mereka sampai memukul mukul meja membuat suasana kelas menjadi semakin heboh.

Sedangkan Bu Yat jangan ditanyakan lagi bagaimana ekspresinya. Wajahnya sudah merah padam, pasti sebentar lagi ia akan mengamuk.

"KALIAN SEMUA DIAM!!!"

Playgirl Vs Bad Boy (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang